Umat Butuh Junnah

Daftar Isi

Ideologi kapitalisme bertentangan secara diametral dengan ideologi Islam

Kebangkitan Islam sebagai sebuah ideologi akan menghancurkan visi politik dan ekonomi Barat yang sarat dengan penjajahan di negeri-negeri muslim


Penulis Hasna Fauziyyah Kh

Pegawai Swasta


Siddiq-news.com, OPINI -- Kebiadaban terhadap umat Islam masih terus berlangsung hingga hari ini. Beberapa hari yang lalu setidaknya 150 warga sipil dari minoritas muslim Rohingya di Myanmar diperkirakan tewas minggu ini dalam serangan artileri dan pesawat tak berawak di negara bagian Rakhine, Myanmar. Mereka mencoba melarikan diri dari pertempuran sengit di kota Maungdaw. Mereka berupaya menyeberangi sungai Naf agar bisa menyelamatkan diri ke Bangladesh. (serambinews)

Para korban selamat yang menjadi saksi mata pembantaian tersebut, terpaksa harus mencari di antara tumpukan mayat untuk menemukan dan mengenali kerabat mereka yang tewas atau terluka. Sungguh miris, kondisi umat tanpa junnah. Tidak hanya di Myanmar, kejadian serupa juga menimpa keluarga sipil Gaza di Palestina. 

Seperti yang dilaporkan oleh Badan pertahanan sipil Gaza, Sabtu (10/8),  sedikitnya terdapat 90 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung pengungsi di wilayah Palestina yang terkepung. Badan tersebut mengatakan tiga roket Israel menghantam sekolah di Kota Gaza, menggambarkan insiden tersebut sebagai “pembantaian yang mengerikan.” Sejumlah jenazah terbakar dalam peristiwa tersebut. (Voaindonesia)

Muslim Rohingya dan muslim Palestina hingga hari ini masih terus menjadi sasaran penjajahan dan mengalami kesulitan hidup yang luar biasa. Hal ini adalah bukti tidak adanya perlindungan bagi kaum muslimin di mana saja mereka berada.

Mirisnya, negara-negara Barat terus membela dan mendukung negara Zionis. Hal ini menunjukan standar ganda yang nyata yang diperankan oleh mereka. Sebagaimana diberitakan Amerika Serikat (AS) akan kembali mengucurkan bantuan senilai 3,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp55,8 triliun untuk memperkuat persenjataan dan peralatan militer Israel. 

Penganiayaan tiada henti ini sejatinya menggambarkan hilangnya kemulian kaum muslimin. Kaum muslimin begitu mudah dibantai, disiksa, dijajah, dihinakan oleh kaum kafir yang telah tertanam kebencian terhadap kaum muslimin. Sungguh, nasib umat akan terus terpuruk selama tidak ada junnah (pelindung) bagi kaum muslimin di mana pun mereka berada. 

Junnah atau perisai yang dimaksud adalah negara Islam (khilafah). Hari ini kita menyaksikan pengabaian eksistensi junnah telah dilakukan oleh para penguasa negeri muslim. Lihatlah, mereka lemah di hadapan musuh-musuh umat. Mereka bahkan tidak pernah berani memberikan perlindungan riil yang seharusnya mereka lakukan. Para penguasa negeri muslim seolah membusungkan dada dan menyerang prinsip-prinsip yang dipegang teguh dalam syariat Islam. Semua itu ditujukan demi tuan-tuan asing mereka.

Di sisi lain, tidak akan ada yang mampu dan berani melawan mereka, semua negeri Islam dalam kendali mereka melalui perjanjian internasional. Konsep nation state membuat para pemimpin Islam lumpuh total. Sampai kapanpun dunia yang dipimpin ideologi kapitalisme Barat akan merugikan umat Islam. Sebab ideologi kapitalisme bertentangan secara diametral dengan ideologi Islam. Bahkan, Barat sangat memahami  bahwa kebangkitan Islam sebagai sebuah ideologi akan menghancurkan visi politik dan ekonominya yang sarat dengan penjajahan di negeri-negeri muslim.

Sungguh berbeda dengan umat Islam, kemulian dan kehormatan ini sejatinya telah terjadi sejak Rasulullah saw. membangun negara Islam pertama di Madinah. Kebaikan tersebut terus berlanjut hingga khilafah runtuh. Kemuliaan umat Islam tidak lepas dari peran Negara Khilafah Islamiyah sebagai junnah, sebagaimana tuntunan syariat. An-Nawawi menjelaskan bahwa imam/khalifah adalah junnah (perisai) yakni seperti tirai/penutup karena menghalangi musuh menyerang kaum muslim, menghalangi sebagian masyarakat menyerang sebagian yang lain, melindungi kemurnian Islam, dan tempat orang-orang berlindung kepadanya.

Oleh karena itu, dalam khilafah, seorang khalifah harus menjadi perisai untuk melindungi rakyatnya dari serangan musuh, kerusakan, kezaliman, dan segala bentuk keburukan dan kemudaratan. Sesungguhnya tanpa khilafah, persatuan umat yang sejati tidak akan terwujud. Umat pun akan terpecah belah, lemah, dan tak berdaya. Tanpa khalifah penegakan syariah Islam tidak akan sempurna dan umat akan diurus dengan hukum-hukum yang bersumber dari hawa nafsu manusia yang akan menyebabkan berbagai penderitaan umat.

Maka, kebutuhan kepada khilafah adalah sebuah keniscayaan saat ini. Saatnya, umat untuk melipatgandakan perjuangan agar institusi penegak syariat itu kembali hadir menaungi kaum muslimin di seluruh dunia.

Wallahualam bissawab. []