Undang Influencer ke IKN, Akankah Membebani Negara?

Daftar Isi

Hal ini menggambarkan kebijakan yang dilaksanakan tidak efektif dan efisien

Demikian pula influencer yang ikut pun seolah menutup mata atas semua persoalan pembangunan IKN


Penulis Annida Indah Khofiyah

Pegiat Literasi 


Siddiq-news.com, OPINI -- Presiden Joko Widodo diketahui mengundang para influencer ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Belasan influencer turut hadir mulai dari Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Gading Marten, Aurel Hermansyah, Atta Halilintar dan lainnya. Kunjungan tersebut dilakukan oleh Presiden ke 7 Indonesia dalam rangka meresmikan Jembatan Pulau Balang dan melakukan peninjauan terhadap jalan tol ke IKN. 

Beberapa pengamat politik menilai bahwa influencer yang diundang untuk datang dan meresmikan jembatan dan menyaksikan Pembangunan IKN tidak memiliki relevansi. Salah satu pengamat politik, Adi Priyatno, mengatakan bahwa pengundangan influencer ke IKN sama sekali tidak diperlukan jika tidak bisa mendatangkan investor. 

Mengutip dari Tempo, di sisi lain, analisis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Kamaruddin menilai bahwa hal tersebut dilakukan Jokowi hanya untuk menutupi Pembangunan IKN yang belum selesai dan hanya ingin membangun citra positif. 

Tak hanya dari kalangan pengamat politik, dewan pers juga melayangkan kritik atas diundangnya para influencer ke IKN. Ninik Rahayu selaku Ketua Dewan Pers mengatakan bahwa yang lebih cocok untuk diajak berkunjung ke IKN seharusnya adalah pers. Mengutip dari CNN Indonesia, Ninik Rahayu menambahkan para wartawan lebih penting untuk diajak dibandingkan dengan para influencer agar mereka dapat melihat secara langsung bagaimana perkembangan dan pembangunan di IKN. 

Selain itu, wartawan juga dapat membuat berita sebagaimana prinsip-prinsip jurnalistik. Ketua Dewan Pers tersebut juga menyebut bahwa para wartawan jauh lebih penting untuk diundang ke IKN karena mereka dapat membuat dan menyajikan berita dengan kualitas yang tinggi terkait perkembangan IKN sudah sejauh apa. 

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Presiden, Grace Nathalie, mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai bentuk transparansi kepada masyarakat yang sudah bertanya-tanya tentang perkembangan IKN. Merujuk dari Tempo, Stafsus Presiden juga menyebutkan bahwa tokoh masyarakat hingga organisasi masyarakat akan bergantian di undang ke IKN untuk menyaksikan secara langsung Pembangunan IKN. 

Kunjungan ke IKN dengan membawa banyak influencer dianggap membebani anggaran negara. Langkah tersebut juga menguatkan pencitraan akan pembangunan IKN yang masih banyak persoalan dan terancam gagal. Hal ini menggambarkan kebijakan yang dilaksanakan tidak efektif dan efisien. Demikian pula influencer yang ikut pun seolah menutup mata atas semua persoalan pembangunan IKN.

Pencitraan juga makin nampak ketika kunjungan tidak disertai dengan kunjungan kepada masyarakat terdampak Pembangunan IKN. Hal tersebut tentunya miris karena tidak adanya perhatian khusus kepada masyarakat yang terdampak. Melansir dari BBC News Indonesia, beberapa masyarakat yang tinggal di sekitaran Lokasi Pembangunan IKN merasa mendapatkan dampak negatif. Hal itu dikarenakan mereka merasa terusir dan tidak diberikan kompensasi berupa tempat tinggal ganti.

Lalu, bagaimana jika persolan ini dibawa ke dalam Islam? Tentu, segala persoalan akan terjawab karena Islam sangat rinci mengatur segala aspek kehidupan manusia baik itu dalam hal rumah tangga hingga negara. 

Negara Islam menjalankan semua program pembangunan dan pengurusan rakyat dengan efektif dan efisien, termasuk dalam penggunaan anggaran negara.  Demikian pula dalam pemilihan pejabat yang berwenang memperhatikan pada kapabilitas dan kredibilitas serta keimanannya. Di sisi lain, negara menjamin suasana amar makruf nahi munkar pada semua rakyat sehingga semua individu rakyat akan senantiasa melakukan muhasabah lil hukam sesuai dengan tuntunan islam. Penguasa pun menjalankan peran sebagai pengurus dan pelindung rakyat, cinta pada rakyat dan rakyat pun mencintai pemimpinnya. Wallahualam bissawab. []