Fomo Labubu Di kalangan Milenial dan Gen Z, Trend atau Kecemasan?
Takut dan cemas kehilangan momen atau ketidakikutsertaan dalam tren yang sedang viral. Jelas fenomena ini adalah perilaku akibat dari depresi, kecemasan, serta gangguan kontrol diri.
Oleh. Neni Moerdia
Kontributor Media Siddiq-News
Siddiq-news.com, OPINI-Boneka Labubu merupakan boneka asal Tiongkok karya seniman Kasing Lung, yang makin popular setelah Lisa member blackpink memakai sebagai aksesoris tas. Kemudian menguploadnya melalui media social intragram @lalalisa-m dengan 104 juta pengikut dari seluruh dunia. Berawal dari tahun 2015 Kasing Lung menulis cerita anak-anak The Moster (kehidupan di kampung moster) yang terinspirasi dari mitologi nordik dan imajenasi yang bebas dan liar.
Boneka Labubu sebenarnya moster lucu bergender perempuan yang karakternya adalah peri. Pada tahun 2019 Kasing Lung berkolaborasi dengan perusahaan mainan Pop Mart Internasional Grub Ltd. Merilisnya dalam bentuk mainan koleksi dengan format blind box atau membeli tanpa tahu isi karakter yang ada didalamnya. Ditambah lagi dengan karakter limited edition yang di masing-masing versi mereka merilis karakter rahasia dengan peluang 1:72. 1 set boneka tersebut dibandrol sampai harga jutaan.
Fenomena implusive buyying ini mencerminkan rasa fomo, dimana banyak orang merasa bangga saat berhasil membeli boneka tersebut. Akibanya generasi milenial (generasi yang lahir pada 1981-1996, saat ini berusia 24-39 tahun) dan Gen Z (generasi yang lahir pada 1997-2012, mereka sekarang berusia 8-23 tahun). Berlomba-lomba untuk membelinya, bahkan rela antri berjam-jam didepan Pop Mart Store yang ada disetiap mal besar.
Fenomena viral implusive buyying sendiri merupakan keinginan untuk berbelanja suatu produk tanpa ada perencanaan untuk mendapat kesenangan. Hal ini terjadi di tengah pemuda dan pemudi yang takut dan cemas kehilangan momen atau ketidakikutsertaan dalam tren yang sedang viral. Jelas fenomena ini adalah perilaku akibat dari depresi, kecemasan, serta gangguan kontrol diri. (siloamhospitals.com, 21-09-24)
Akibat sistem sekuler yaitu memisahkan agama terhadap kehidupan sehari-hari, padahal dalam Islam itu ada aturan hidup yang pasti mensejahterakan manusia karena berasal dari pencipta manusia, ia akan menjaga manusia dari hal yang negatif untuk Kesehatan fisik ataupun mental.
Dalam surat Al Maidah ayat 32 berbunyi “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya…”
Dalam surat An-Nisa ayat 135 “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah…”
Selain itu pula dalam hadis nabi :
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. (HR Ath-Thabari dalam al-Mu'jam al-Awsath VI/58. Syaikh al-Albani menyatakan hasan dalam ash-Shahihah no. 426).
Adapula konsep zakat yang sangat mensejahterahkan dan meringankan beban orang yang kurang beruntung. Semua ini menunjukkan bahwa Islam tidak hanya berfungsi sebagai panduaan spiritual tetapi juga sebagai alat untuk menciptakan masyarakat yang sejahterah.
Dikutip dari situs Kesehatan USA.GOV National Library of Medicine (22/09/2024) yang telah melakukan survei di negara-negara maju oleh Angus Reid Strategies yang melibatkan 5.800 orang dewasa menunjukkan bahwa penerapan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat mengatasi atau beradaptasi dengan keadaan hidup yang penuh tekanan.
Di sisi lain dalam pembelian produk ini ada unsur keharaman yaitu gharar. Ketidakpastian karakter dalam seri mystery box atau blind box.
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْحَصَاةِ وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang jual beli al-hashah dan jual beli gharar” (HR Muslim, Kitab Al-Buyu, Bab: Buthlaan Bai Al-Hashah wal Bai Alladzi Fihi Gharar, 1513.)
Fenoma ini merupakan buah dari sistem kapitalisme. Masyarakat diperas dan dimanfaatkan untuk keuntungan segolongan orang untuk memperkaya diri. Tentunya aturan Islam yang totalitas hanya akan terwujud dengan diterapkannya khilafah ala min hajji nubuwah. Menyejahterakan masyarakat menghilangkan kecemasan. Wallahualam bissawab. []