Maulid: Nabi Muhammad saw. Adalah Teladan Terbaik
Nabi Muhammad saw. telah memberikan teladan terbaiknya untuk umat manusia
Hal ini jelas dapat kita lihat dari karakter kepemimpinan beliau
Oleh Rismawati Aisyacheng
Kontributor Media Siddiq-News
Siddiq-News.com, SYIAR-Maulid adalah salah satu hari besar untuk umat Islam yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya, dalam rangka memperingati hari lahirnya Nabi besar umat Islam yaitu Nabi Muhammad saw. di mana beliau adalah utusan Allah yang terakhir untuk seluruh manusia.
Beliau diutus menyampaikan Wahyu dari Allah serta agama Allah yang diridai-Nya yaitu Islam di tengah-tengah manusia di muka bumi ini. Sebab Nabi Muhammad saw. memang diutus oleh Allah Swt. untuk seluruh Alam, artinya tidak hanya diutus untuk kaum muslim saja.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ÙˆَÙ…َاۤ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ اِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِّـلْعٰÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ
“Dan Kami tidaklah mengutusmu (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
(QS Al-Anbiya 21: Ayat 107)
Rasulullah saw. adalah manusia terpilih dari banyaknya manusia yang Allah ciptakan. Sehingga Allah menjadikannya Rasul kita. Manusia yang mulia dan disucikan. Bukannya mudah bagi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan misinya sebagai pembawa risalah Islam di dunia ini. Beliau harus melewati banyak rintangan, halangan, kesedihan dan perjalanan yang tidak mengenakkan. Namun, Allah telah memberinya kekuatan, keikhlasan, dan kesabaran yang tiada batasnya. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. dikenal sebagai suri teladan yang terbaik bagi seluruh umat manusia.
Sebagaimana Firman Allah Swt. dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya adalah, “Sesungguhnya telah ada dalam/pada (diri) Rasulullah saw. itu suri teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) kepada Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah,” (Al Ahzab: 21)
Selain Rasulullah saw. sebagai suri teladan yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari seperti memiliki kesabaran yang luar biasa dan tiada batas. Beliau juga adalah teladan terbaik dalam kepemimpinan saat mengurusi umat dan negara. Oleh karena itu, sudah sepatutnya umat Islam terutama para pemimpin negara menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Sebab dalam kepemimpinannya Nabi Muhammad saw. telah memberikan teladan terbaiknya untuk umat manusia. Hal ini jelas dapat kita lihat dari karakter kepemimpinan beliau yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Memiliki Sifat Shiddiq (Jujur)
Jika hendak menjadi pemimpin, maka modal pertama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sifat jujur. Karena, sifat jujurnya juga yang menjadikan Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang disegani oleh kawan maupun lawan. Kejujuran beliau sudah terlihat semenjak kecil, dan terus berlanjut hingga remaja, dewasa dan akhir hayatnya.
Dalam sejarah juga telah disebutkan, jauh sebelum Muhammad menjadi Rasul, Ummu Khadijah telah pernah mempercayakan barang dagangannya untuk dikuasai oleh Muhammad. Maka, saat itulah beliau senantiasa menunjukkan kejujurannya sehingga membuat Khodijah kagum terhadap sosok Nabi Muhammad tersebut. Pada masa itu, apa pun yang dipercayakan kepada Muhammad selalu bisa dipertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, berkat kejujuran dan kelihaian beliau dalam mengelola perdagangan menjadikan Khadijah makin kaya raya. Sikap jujur ini pulalah yang akhirnya membuat wanita agung nan kaya raya ini terpikat untuk menjadikan Nabi Muhammad saw. sebagai pendamping hidup hingga akhir hayatnya.
2. Memiliki Sifat Amanah (Dapat dipercaya)
Selain sifat jujur pada diri Nabi Muhammad saw., hadir pula sifat mulia lainnya yaitu amanah.
Adapun arti dari amanah adalah dapat dipercaya. Oleh karena itu, Masyarakat Makah sendiri telah memberikan gelar al-Amin kepada Nabi Muhammad. Maka, ketika beliau remaja sudah dipercaya untuk menjadi tempat penitipan barang dagangan serta barang- barang berharga milik penduduk Arab pada masa itu. Gelar Al Amin kemudian menjadi sangat masyhur di kalangan masyarakat Makah.
Bermula ketika terjadi banjir bandang yang menimpa kota Makah dan seisinya sehingga menyebabkan bangunan Ka’bah rusak. Saat itu kaum Quraisy segerah mengadakan renovasi. Namun ketika hendak melakukan proses pemasangan atau peletakan Hajar Aswad maka muncullah perselisihan di antara mereka. Masing-masing kabilah merasa dirinyalah yang paling berhak untuk melakukan pelekatan Hajar Aswad.
Perdebatan mereka baru mendapatkan titik terang, setelah salah seorang sesepuh Quraisy yang bernama Abu Umayyah Bin Mughirah menyarankan agar, siapa pun orang pertama yang kita lihat akan memasuki pintu Ka’bah maka ialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Mereka pun akhirnya menunggu, dan tak lama kemudian datanglah seorang laki-laki memasuki pintu Ka’bah. Setelah melihat seorang yang masuk dalam pintu Ka’bah itu, tiba-tiba semua kabilah merasa senang dan bahagia. Mereka pun rida karena mengetahui Nabi Muhammad saw. adalah seorang yang jujur, terpercaya dan amanah.
3. Memiliki Sifat Fathanah (Cerdas)
Rasulullah saw. adalah hamba Allah yang cerdas. Cerdas dalam Islam adalah sifat wajib yang harus dimiliki oleh para Nabi dan Rasul termasuk Nabi Muhammad saw.. Sebab, seorang Nabi harus mampu memberikan argumen, ide, gagasan, saran, pendapat serta harus mampu berkomunikasi dengan baik dan melapangkan dada untuk berdakwah. Sehingga orang yang diajak dalam dakwah akan memiliki ketertarikan dan mengikuti kebenaran yang Rasulullah saw. sampaikan. Hasil dari kecerdasan akan terlihat dari seberapa mampu seseorang menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
Dengan kecerdasan Nabi Muhammad saw. Akhirnya mampu menerima pendidikan yang diberikan oleh Allah melalui Malaikat Jibril walaupun kondisinya tak bisa membaca. Selain itu, sifat cerdas juga mampu menyampaikan pendidikan tersebut kepada umatnya, tanpa adanya kesalahan sedikit pun. Oleh karena itu, sifat cerdas Rasul memberi pengertian kepada kita bahwa, untuk menjadi cerdas seseorang harus belajar dan berusaha dengan sungguh-sungguh. Membersihkan hati dan pikiran agar pelajaran mudah dicerna.
4. Memiliki Sifat Tabligh (Menyampaikan)
Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. juga bersifat tabligh karena beliau selalu menyampaikan kebenaran secara baik dan bijaksana tanpa kekerasan di tengah-tengah umat. Sifat tabligh Nabi tidaklah sekadar menyampaikan ajaran melalui lisan melainkan bersumber dari hati yang bersih, disampaikan melalui lisan yang fasih, dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kehidupan sehari-hari Nabi Muhamad saw. merupakan contoh konkret dari sebuah ajaran yang ia bawa saat ini. Tidaklah Nabi menyampaikan sesuatu melainkan ia adalah orang pertama yang melakukannya. Dan tidaklah ia melarang sesuatu melainkan beliau adalah orang pertama yang menjauhinya.
Menjadi seorang pemimpin memang benar adalah impian bagi sebagian orang, atau mungkin merupakan cita-cita sedari kecil yang ingin mereka raih. Namun, jika hendak ingin menjadi pemimpin haruslah sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh agama, dan hukum yang berlaku dalam sebuah negara. Karena menjadi pemimpin, adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Khaliq.
Wallahualam bissawab. []