Sekulerisme Menghilangkan Naluri Keibuan

Daftar Isi

 


Kehidupan yang makin sulit mengharuskan seorang wanita bergelar ibu harus serba bisa untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup masa kini


Penulis Yaurinda

Kontributor Media Siddiq-News


Siddiq-News.com, OPINI -- Menjadi ibu bukan perkara yang gampang dilakoni. Kehidupan yang makin sulit mengharuskan seorang wanita bergelar ibu harus serba bisa untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup masa kini. Beratnya beban hidup bisa membuat ibu tidak lagi pantas disebut ibu seperti kisah seorang ibu di Sumenep.

Seorang ibu di Kabupaten Sumenep rela bahkan mengantarkan sendiri anak gadisnya untuk dicabuli oleh orang lain. Tak hanya sekali, kejadian serupa dilakukan hingga 5 kali. Pencabulan tersebut dilakukan dengan orang yang sama di tempat yang berbeda. Hal itu dilakukan secara sadar dengan alasan sebagai ritual pensucian. Dikutip dari Kumparannews.

Hal serupa dengan kasus yang berbeda mungkin banyak terjadi di masyarakat dan belum terungkap. Miris memang, seorang ibu yang seharusnya melindungi malah menghancurkan anak sendiri. Apapun alasannya hal demikian tidak bisa dibenarkan. Fenomena tersebut menunjukkan hilangnya naluri keibuan itu nyata adanya. 

Kejadian ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, bisa ekonomi, lingkungan yang buruk, atau minimnya perlindungan dari pemerintah. Namun apapun alasannya, baik secara hukum maupun agama, ini jelas kesalahan serta melanggar hukum negara dan agama. Ini adalah wujud kerusakan sistem sekuler kapitalis yang diterapkan di negeri ini.

Sekularisme menjadikan pemikiran seseorang rusak, orientasi kehidupan bertumpu pada materi. Agama di abaikan, bahkan siapapun yang hidup dalam sistem sekuler tidak lagi memperhatikan halal haram. Cara berperilakunya tidak lagi sesuai dengan norma umum ditengah masyarakat. Selain itu hanya karena materi atau alasan dunia, seseorang tega melakukan segala hal, termasuk menngorbankan anak kandungnya sendiri demi kepuasan duniawi. 

Padahal jika dilihat dari latar belakang pendidikan ibu korban, maupun pelaku, keduanya tercatat sebagai PNS. Jadi, tingginya intelektualitas seseorang tidak menjamin mereka memiliki prilaku dan akhlak yang baik. Sistem politik hari ini menjadikan kebijakan-kebijakan yang diterapkan semakin mempersulit hidup, bahkan menjauhkan dari nilai-nilai agama. 

Berbeda dengan Islam, yang menetapkan peran dan fungsi ibu sebagai pendidik pertama dan utama. Orangtua yang senantiasa berpegang pada akidah Islam bisa dipastikan akan melindungi keluarga dari kejahatan dan kemaksiatan. Fungsi ibu mendidik anak-anak agar memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Hal ini ditopang oleh kebijakan negara yang juga sesuai dengan Islam. 

Islam mewajibkan penguasa bertanggungjawab mengurus semua permasalahan rakyatnya mulai dari kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan, transportasi. Negara berkewajiban menghadirkan suasana tenang, aman, damai serta senantiasa dalam suasana keimanan. Negara juga berperan menjaga akidah umat dengan mengawasi media sosial yang layak dikonsumsi publik serta memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya aturan Allah Swt..

Kesempurnaan sistem Islam akan tampak dari sistem pendidikan yang membentuk kepribadian Islam. Negara harus memastikan sistem pendidikan yang diterapkan didasarkan pada akidah Islam. Di dalamnya mempelajari syariat, akhlak dan sejarah Islam sejak dini, melalui pendidikan di sekolah. Pendidikan dasar keimanan disampaikan sesuai dengan metode berfikir yang benar. Sehingga arah pendidikan Islam adalah menjadikan masyarakat memiliki kepribadian Islam (pola pikir dan pola sikap sesuai dengan Islam) serta mahir dalam bidang sains dan teknologi. 

Dengan keimanan yang kuat setiap individu masyarakat, akan mampu memberikan kekuatan serta kesabaran dalam menghadapi permasalahan kehidupan. Seorang ibu dengan akidah yang kuat bisa dipastikan tidak akan pernah mengantarkan anaknya kepada kemaksiatan. Sebab tertanam dalam dirinya firman Allah Swt. yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari siksa api neraka" (TQS at-Tahrim Ayat 6)

Di sisi lain untuk menjaga akidah umat agar senantiasa kuat, pemerintah juga menegakkan aturan yang sesuai dengan syariah. Hal itu diterapkan melalui UU yang wajib ditaati oleh masyarakat. sistem sanksi yang diterapkan oleh pemerintah akan menjaga masyarakat dari ketidakadilan. Keterikatan kepada hukum syarak diseluruh sistem kehidupan inilah yang mampu menjaga setiap individu dalam kebaikan, ketaatan dan keberkahan Allah. Sehingga masing-masing individu akan memahami peran dan fungsinya dengan benar. Dengan ini negara mampu menjaga fitrah ibu. Wallahualam bissawab. []