Tudingan Miring: Bukti Nyata Kebencian terhadap Islam

Daftar Isi


SIDDIQ-NEWS.COM -- Bak episode tak berkesudahan, nyinyiran dan ujaran kebencian terhadap Islam lagi-lagi berulang. Ironisnya, ungkapan itu tidak hanya dilontarkan oleh non-muslim saja, tapi juga oleh kalangan muslim sendiri. 


Dikutip dari Indeksnews.com (1/11/2022), bahwa beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah podcast artis ternama, Menteri Agama Yaqut Cholil Choumas pernah memberikan pernyataan bahwa Islam adalah agama pendatang di Indonesia. Ia berasal dari tanah Arab, karena itu Islam harus menghargai budaya yang ada di Indonesia. 


Pernyataan tersebut sontak mendapat kecaman dari warganet. Selain dinilai  kontradiktif, pendapat tersebut juga dianggap telah menistakan agama. 


Jika dilihat lebih lanjut, pada dasarnya semua agama yang diakui di Indonesia juga merupakan agama pendatang. Bahkan ada yang telah masuk  tahun 78 Masehi (Hindu dan Budha) yang keduanya berasal dari Cina dan India. Disusul oleh masuknya agama Islam  sekitar abad ke-7 Masehi. Baru kemudian  agama Kristen yang berasal dari Eropa, datang bersamaan dengan kemunculan kaum Portugis, Belanda dan Inggris yang datang menjajah di negeri ini.


Justru Islam yang merupakan agama mayoritas di negeri ini, telah ada jauh sebelum negara Indonesia merdeka (17 Agustus 1945). Hal ini dibuktikan melalui  peran besar umat Islam dalam melawan penjajah yang umumnya didasarkan pada spirit jihad fi sabilillah. Sebut saja, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pattimura, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain. Mereka berjuang melawan penjajah dengan meneriakkan pekikan takbir. 


Kedatangan Islam di Bumi Nusantara ini pun diterima oleh penduduk asli dengan sepenuh hati. Bahkan beberapa kerajaan yang sebelumnya bercorak Hindu/Budha, mampu berubah menjadi kesultanan-kesultanan Islam tanpa menimbulkan konflik. Keberadaannya berperan besar dalam mengembangkan dakwah Islam di negeri ini. Maka tidak heran jika mayoritas  penduduknya adalah muslim dan memiliki kontribusi baik sebelum Indonesia berdiri maupun setelahnya, baik di era penjajahan maupun pasca kemerdekaan.


Oleh karena itu, pernyataan Menag Yaqut dan pihak-pihak yang terus-menerus mengusik dan mempersoalkan Islam dan umatnya, tentu telah menyalahi sejarah. Sebab, negara ini sesungguhnya tidak akan pernah ada tanpa Islam dan peran besar kaum muslim di dalamnya. 


Lontaran kebencian yang menyudutkan Islam tentu bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya banyak sekali pendapat-pendapat para yang sangat tidak patut diungkapkan. Namun demikianlah adanya kapitalisme, ide kebebasan yang diusung membolehkan seseorang mengutarakan apapun sekehendak hatinya.


Lain halnya dengan Islam, sebagai agama yang dibawa oleh Rasulullah saw.. Islam dipastikan dapat membawa keberkahan bagi seluruh alam. Sebagai agama dakwah, maka aktivitas amar makruf nahi mungkar tidak bisa dilepaskan dari Islam. Dari sinilah penyebarannya kian meluas, mengajak orang masuk ke dalam agama ini dan menyeru mereka pada kebaikan tanpa paksaan.


Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 256, yang artinya, "Tidak ada paksaan untuk memeluk Islam. Sungguh telah jelas perbedaan antara petunjuk (kebenaran) dan kesesatan. Karena itu siapa saja yang mengingkari thâghût dan mengimani Allah, sungguh dia telah berpegang teguh pada tali yang kokoh yang tidak pernah putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."


Hal ini pula-lah yang terjadi pada bangsa ini sejak era Walisongo yang berdakwah hingga masyarakat masuk ke dalam agama ini secara sukarela. Mereka pun meninggalkan segala bentuk tradisi dan budaya yang bertentangan dengan syariat tanpa adanya paksaan. Dengan dakwah, umat manusia akan tercerahkan menjadi individu dan masyarakat yang islami sehingga selamat dari keburukan bahkan kebinasaan. 


Dakwah juga dilakukan kepada berbagai elemen masyarakat termasuk penguasa agar tidak menyimpang dari aturan Allah Swt.. Itu karena ajaran Islam bukan saja mengatur urusan ibadah tetapi juga memiliki sistem aturan hidup yang sempurna baik dalam masalah muamalah, pendidikan, kesehatan, hukum, politik, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mengontrol penguasa melalui dakwah adalah upaya agar segala sesuatu berjalan sesuai ketetapan yang telah Allah gariskan.


Demikianlah, terbukti bahwa Islam bukanlah sekadar agama pendatang seperti yang dituduhkan. Melainkan sebuah sistem hidup yang mampu membawa keberkahan dan mengantarkan umat kepada kemuliaan dalam sebuah naungan kepemimpinan.


Wallahu a'lam bi ash-shawwab.


Penulis : Fatin Siti

(Ibu Rumah Tangga)