Fasilitas Umum Haruskah Berbayar Mahal?

Daftar Isi


siddiq-news.com -- Pemerintah berencana untuk menghentikan kereta Argo Parahyangan  setelah nantinya diresmikannya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Tentu hal ini akan menimbulkan pro dan kontra. Faktanya tidak semua lapisan masyarakat mampu membeli tiket KCJB. Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, tarif tiket kereta cepat Jakarta-Bandung diperkirakan Rp350.000 untuk rute terjauh dan Rp150.000 untuk rute terdekat. Sedangkan harga tiket Argo Parahyangan berkisar antara Rp100.000 hingga Rp140.000. Terlihat perbedaan selisih harga yang sangat signifikan. Tentu hal ini akan meresahkan masyarakat yang situasi ekonominya tidak stabil.


Pemulihan ekonomi pasca pandemi masih pincang. Ditambah lagi banyaknya perusahaan yang gulung tikar sehingga menimbulkan PHK. Hal ini menambah parahnya keadaan ekonomi masyarakat.


Dikutip dari CNN Indonesia (02/12/222) bahwa rencana KA Argo Parahyangan bakal ditutup saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai beroperasi Juni 2023. Adapun hingga saat ini masih beroperasi. VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan pihak KAI masih mengadakan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan soal wacana tersebut. 


"KAI masih fokus mempersiapkan hadirnya layanan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) beserta KA Feeder sebagai penghubung ke tempat tujuan yang lainnya," ujarnya.


Transportasi adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat. Baik transportasi darat seperti  bis, kerata api dan angkutan umum lainnya, maupun transportasi jalur laut maupun udara. Negara wajib menyediakan sarana transportasi ini dengan nyaman dan aman.


Transportasi ini bukanlah untuk dijadikan ladang bisnis bagi para kapitalis. 

Hal ini sesuai dengan Pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dari sini mestinya bisa kita pahami bahwa negara wajib memberikan pengayom bagi seluruh masyarakat secara adil.


Pemimpin dalam Islam wajib untuk meriayah seluruh warga negaranya. Sesungguhnya pemimpin adalah perisai bagi seluruh umatnya. Pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.


Adapun negara dalam pandangan Islam adalah tempat untuk memberikan layanan kepada seluruh rakyatnya. Negara menjamin seluruh kebutuhan umatnya seperti sandang, pangan, papan, serta pendidikan, kesehatan, keamanan dan kebutuhan sarana dan prasarana lainnya. Hal ini menjadikan seorang pemimpin dalam mengelola wilayahnya atau dalam menjalankan roda pemerintahannya wajib menyelenggarakan kebutuhan tersebut secara gratis. 


Sementara sarana dan prasarana tersebut seperti angkatan umum di darat, laut dan udara. Penyedia infrastruktur seperti jalan raya, jembatan dan sarana lainnya pun wajib disediakan oleh negara untuk melayani umatnya secara gratis.


Bukan seperti pengelolaan negara dalam sistem Kapitalisme yang tolok ukurnya mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Di sini negara abai terhadap kebutuhan masyarakatnya. Bahkan setiap kebijakan yang diambilnya tanpa memikirkan beban yang mesti ditanggung oleh rakyatnya.


Negara dalam sistem Islam ketika memenuhi kebutuhan pokok umatnya diambil dari kas baitulmal. Dimana negara mendapatkan kas baitulmal dari pengelolaan sumber daya alam yang ada di bumi, laut maupun hutan. Seluruh kekayaan alam ini akan dikelola negara. Adapun hasil dari pengelolaan SDA tersebut akan dimasukkan ke kas baitulmal untuk meriayah seluruh kebutuhan pokok umatnya.


Rasullullah saw. bersabda, "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka." (HR. Muslim)


Rasulullah saw. bersabda:


اَلْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلإِ وَالنَّارِ وَثَمنَهُ حَرَامٌ


"Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput dan api; dan harganya adalah haram." (HR. Ibnu Majah)


Sistem Islam akan menyejahterakan seluruh umatnya yang berada dalam kekuasaan negara tanpa kecuali. Akan diberikan pengayoman secara adil, aman dan sejahtera. Kegemilangan Islam pun telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. selama menjabat sebagai seorang pemimpin (Khalifah) dan menguasai 2/3 dunia selama 13 abad. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.


Penulis : Dewi Kusuma

(Pemerhati Umat)