Rakyat Berduka, Pejabat Berpesta

Daftar Isi


siddiq-news.com -- Tidak sepantasnya para elit politik berpesta pora di  GBK meski acara yang digelar "Nusantara Bersatu".


Sebagaimana dikutip dari media CNN Indonesia bahwa Acara Nusantara Bersatu telah digelar relawan Jokowi, menyisakan sampah berserakan yang mengotori GBK Senayan Jakpus pada Sabtu, 26 November 2022.


Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengerahkan 500 personil pasukan oranye  mengangkut sampah tersebut, hingga berjumlah 31 ton. Dibantu dengan mobil pick up, 28 unit mobil lintas, 14 unit mobil sapu jalan dan 10 unit truk sampah.


Berkenaan dengan Acara  Nusantara Bersatu yang digelar relawan Jokowi yang ternyata menyisakan  sampah 31 ton. Padahal pihak penyelenggara semestinya tahu dan bisa membaca kondisi peserta/rakyat yang akan hadir. Maka harus dipastikan bisa mengatasi pentingnya menjaga kebersihan.


Berikutnya bahwa sudah seharusnya ada petugas yang bertanggung jawab atas lokasi yang digunakan. Minimal setiap orang dibekali kresek untuk menyimpan sampah masing masing, agar sampah bisa diatasi dan diminimalisir. Namun apa yang terjadi Dari sekian jumlah rakyat/peserta yang hadir, tidak tampak orang yang bisa mengantisipasi masalah sampah tersebut.


Sebuah PR besar bagi masyarakat, jangan sampai kejadian memalukan ini terulang lagi. Untuk acara ke depannya, dan sudah

seharusnya pihak relawan pun sigap.


Karena kejadian berlimpahnya sampah ini  kebetulan dialami oleh relawan Jokowi, pada  acara Nusantara bersatu, makanya tidak begitu masif digoreng. Andai saja, tumpukan sampah ini terjadi di acara 212, sudah barang tentu akan mendapat cemoohan, cibiran, bahkan hinaan yang menyakitkan, betul?


Seharusnya masyarakat menyadari, betapa perkara sampah menunjukkan identitas suatu acara, siapakah

yang menyelenggarakan acara tersebut.


Mari, berpikir kritis, bersikap bijak dalam menilai  suatu acara. Pertama, apakah acara Nusantara Bersatu itu akan mewujudkan benar benar Nusantara bersatu? Atau justru sebaliknya, berpotensi menjadikan bercerai berai? Boleh membaca fakta yang sedang terjadi saat ini.


Kedua, betapa mirisnya bahwa acara tersebut digelar saat rakyat Cianjur berduka, eh, pejabat berpesta.


Ketiga, bahwa kita tentu harus mengingat bahwa

Nusantara Bersatu baru sebatas tema, wacana.


Artinya, selama Kapitalis mencengkeram negeri ini, Nusantara tidak bisa bersatu, bahkan banyak pulau tergadaikan, lepas dari kesatuan NKRI. Sebagai salah satu contoh, Timor Timor yang berubah dan melepaskan diri dari NKRI menjadi Timor Leste.


Adapun dalam pandangan Islam bahwa persatuan akan terwujud jika disatukan oleh akidah yang satu, yakni akidah Islam. Seperti yang dilakukan Rasulullah saw. saat dakwah di Jazirah Arab khususnya Mekah dan di kota Madinah Al-Munawarah.


Ketika itu, begitu beragamnya masyarakat Mekah dan Madinah tersebut, berbani-bani dan bersuku/berkabilah-kabilah.


Tetapi saat Rasulullah saw. berdakwah,

memahamkan Islam kafah, yang dimulai dengan pembentukan pemahaman Islam secara talaqiyan fikriyan. Yakni melalui proses berpikir yang membekas dan berpengaruh, berpikir  dengan otak yang  terbina dengan akidah Islam. Dari sanalah masyarakat bisa  berubah.


Karenanya,

Akidah atau keyakinan terhadap Islam bukan sekadar diyakini bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad  itu utusan Allah semata. Akan tetapi harus diikuti dengan perbuatan amal saleh. Karena iman itu lahir dari ucapan syahadat, dua kalimat syahadat yang diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dilakukan dengan perbuatan.


Maka dari itu pemahaman terhadap Islam tidak cukup diucapkan saja, tapi harus diwujudkan dalam beragam perbuatan amal saleh lainnya.


Rasulullah saw., ketika menguatkan akidah Islam dimulai dari istrinya sendiri, sahabiyah Khadijah atau kepada keluarga terdekatnya terlebih dahulu. Lalu kepada para karib kerabatnya sahabat terdekat, khulafaur rasyidin seperti Abu Bakar ra., Umar ra., Utsman ra., dan Ali ra..


Dari proses menanamkan akidahlah, kekuatan ruh akidah Islam itu bisa  terbentuk.

Kemudian dari sanalah  Islam tersebar luas lewat dakwah atau menyampaikan amar makruf nahi mungkar.


Tugas dakwah adalah tugas semua muslim yang sudah balig terkena taklif hukum syara. Karena dari dakwah,

dari amar makruf nahi mungkar, lahir saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.


Termasuk kebaikan pula saat mengingatkan ada kejadian  buruk terjadi di sekitar kita, seperti mengotori lingkungan fasilitas umum, dengan berlimpah sampah 31 ton.


Acara Nusantara Bersatu inilah gambaran buruk yang harus diputus mata rantainya, sampah yang seharusnya diurus serius,  agar memberi kenyamanan bagi masyarakat setempat.


Jangan sampai terulang lagi. Hal ini bisa menghilangkan kepercayaan masyarakat luas.


Ya, begitulah adanya Acara Nusantara Bersatu, menyisakan masalah. Acara pun digelar saat Cianjur terkena musibah. Bukan pada waktu yang tepat, tetapi saat rakyat berduka, pejabat berpesta


Anehnya, acara tersebut malah memberi masalah seperti tidak disiplinnya para peserta, terhadap pembuangan sampah semau dan seenaknya, main lempar saja, satu sampah seribu masalah. Inilah  pencemaran terakbar yang dilakukan sepanjang sejarah. Sampah yang fenomenal, yang mengotori lingkungan. Sampah berlimpah melebihi kapasitas, berjumlah 31 ton.


Patut direnungkan, bukan maksud membandingkan. Masih ingat acara 212. Acara penuh fenomenal sejarah mencatat berjubelnya Monas Jakarta dihadiri beribu peserta, tapi kebersihan tetap terjaga, lingkungan bersih tanpa tinggalkan noda, yang ada malah melegenda, acara dahsyat penuh manfaat, menyatukan umat dalam kalimat syahadat. Meski berjubel umat tapi tanpa

meninggalkan sampah, betul?


Inilah Islam kafah penuh berkah, dari urusan sampah, hingga urusan  akidah syariat dan  Khilafah bisa diperjuangkan, diusahakan dan diwujudkan, yakini itu.


Kebahagiaan memuncak saat berada dalam barisan kokoh pembela kebenaran. Indahnya kesatuan saat masyarakat dididik dibina dengan akidah Islam kafah.


Jadi terbukti, dengan menguatkan akidah, meskipun kepada bersuku-suku tapi jika ada kesatuan akidah maka kesatuan masyarakat dengan sendirinya terbentuk. Itu karena dari akidah akan terpancar kesatuan, satu pemikiran, yaitu pemikiran Islam. Satu perasaan, yaitu perasaan Islam. Satu aturan, yaitu aturan Islam.


Artinya kokohnya dan bersatunya Nusantara dikembalikan kepada akidah Islam yang harus dijadikan mabda. Dari mabda/ideologi Islam, otomatis akan menyatukan umat di Nusantara.


Hanya dengan mabda/ideologi Islam saja umat akan mendapat rahmat baik muslim ataupun nonmuslim, karena Islam rahmatan lilalamin. Wallaahu a'lam bi ash-shawwab.


Penulis : Ummu Bagja Mekalhaq

(Pegiat Literasi Islam dan Pemerhati Sosial)