Sekularisme Menyuburkan Kasus HIV/AIDS

Daftar Isi


siddiq-news.com - Fenomena maraknya kasus HIV/AIDS seperti gunung es membuktikan bahwa Inilah gambaran betapa rusaknya pergaulan generasi muda, Akibat wajah buruk liberalisme yang lahir dari paham sekularisme, yaitu memalingkan kaum pemuda muslim dari agamanya sendiri.


Dikutip dari CNN Indonesia (01/09/2022) bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru saja mengeluarkan data teranyar orang dengan HIV di Indonesia. Hingga Juni 2022, total pengidap HIV yang tersebar di seluruh provinsi mencapai 519.158 orang.


Sungguh sangat miris, kasus HIV/AIDS kian marak. Akibat dari maraknya perilaku menyimpang pasangan sejenis, pergaulan dan seks bebas yang jadi budaya. Akibatnya banyak tertular, terutama perempuan dan anak-anak pun banyak yang tertular. Berbagai macam program yang ada, sampai saat ini tidak ada yang menyentuh akar persoalan, bahkan justru menimbulkan masalah baru. 


Penyakit HIV ialah virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini rentan terkena infeksi. Penanganan pun tidak sesuai dengan harapan hingga sampai saat ini, dan penyakit HIV ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Penyakit HIV/AIDS ini ditularkan melalui kontak langsung antara aliran darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Seperti darah, air mani, air susu, dan lainnya.


Penularan HIV ini dapat terjadi melalui transfusi darah, melalui hubungan intim, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. 


Inilah akibat dari pergaulan bebas seperti, gaya pacaran sekarang yang sudah melampaui batas, ucapan panggilan ayah bunda, pegangan tangan, berpelukan, bahkan mirisnya sedang berciuman di ruang publik sudah dianggap biasa. Ironisnya, ada yang tinggal bersama tanpa ikatan pernikahan kian marak. Lebih mirisnya lagi, kumpul kebo ini dianggap baik dari pada bergonta-ganti pasangan. Padahal kalau dilihat faktanya, setelah putus pasti jadian dengan yang lain lagi, bukankah artinya itu bergonta-ganti pasangan? Dan pada akhirnya mengakibatkan tingginya angka HIV/AIDS di kalangan generasi.


Ditambah lagi fenomena L68T yang makin marak, dan menjadi perhatian di beberapa kota besar. Seperti Jakarta, gresik, Karawang, dan lain sebagainya. Yang menjadi penyumbang tertinggi tertularnya HIV/AIDS yaitu lelaki seks lelaki, sungguh sangat miris. Terjadinya tertular HIV/AIDS juga adalah narkoba, yaitu dengan menggunakan jarum suntik bergiliran. Dan perlu diketahui bahwa ternyata Indonesia termasuk negara tertinggi penyalahangunaan narkoba, bahkan sering disebut surga narkoba karena sangat mudah mengakses barang haram tersebut. Wajar generasi sekarang kian rusak.


Sementara masyarakat pun juga makin permisif, serba boleh. Hotel-hotel yang bisa check in banyak, konten-konten pornografi kian banjir di internet, kos-kosan pun open juga banyak. Inilah yang terjadi dalam kehidupan pergaulan bebas akibat diterapkan sistem sekularisme liberalisme. Sungguh inilah gambaran betapa rusaknya pergaulan genarasi muda.


Beginilah dalam sistem demokrasi yang mengagungkan Hak Asasi Manusia (HAM), yakni kebebasan bertingkah laku, kebebasan berpendapat, bahkan agama dianggap mengekang manusia dan tidak sesuai dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Inilah wajah buruk liberalisme yang lahir dari paham sekularisme, yaitu memalingkan kaum pemuda muslim dari agamanya sendiri.


Dunia hari ini justru lebih mendukung dan memberi ruang dengan perilaku penyimpangan yang terjadi, atas dasar Hak Asasi Manusia (HAM), setiap orang bebas memilih orientasi seksualnya dan mengabaikan aturan-aturan Allah Swt.. Inilah bukti dari kegagalan sistem pendidikan sekularisme dalam mencentak kepribadian yang unggul.


Beda halnya dengan Islam yang memiliki aturan tegas mengenai seks bebas dan L68T. Islam merupakan agama yang sempurna yakni besumber dari Allah Subhana Wata'ala, Sang Khaliq yang menciptakan manusia dan Maha Mengetahui fitrah manusia. Dan Allah Ta'ala telah menyediakan yang juga pasti sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri. 


Jika kita lihat mayoritas kasus HIV/AIDS disebabkan oleh perilaku seks bebas terutama dalam hubungan sesama jenis. Lihatlah bahwa Islam sungguh telah memberikan aturan mengenai haramnya hubungan sesama jenis. Bahkan Islam juga melarang seks bebas dengan yang bukan mahram. Islam juga sudah menutup pintu-pintu menuju liberalisme seksual (zina), bercampur baur dengan lawan jenis (ikhtilat), dan berdua-duan dengan lawan jenis tanpa ada disertai mahram (khalwat).


Allah Subhana Wata'ala berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah  perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. al-Isra' [17]: 32)


Dalam hal ini Allah Subhana Wata'ala juga berfirman dalam surah An-Nur ayat 2 yang artinya: "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya yang mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman." (QS. An-Nuur [24]: 2)


Dan Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya perkara yang paling aku takutkan pada umatku ialah munculnya perilaku kaum Luth." (HR. Tirmidzi)


Rasulullah saw. juga bersabda: "Siapa yang menjumpai orang yang melakukan perbuatan homoksesksual seperti kelakuan kaum Luth, maka bunuhlah keduanya (pelaku dan objeknya)." (HR. Ahmad dan Abu Daud)


Masya Allah, Islam datang sebagai sistem kehidupan yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Islam memiliki konsep ataupun metode dalam mewujudkan seluruh konsep tersebut. Dengan begitu Islam akan mewujudkan peradaban agung yang memanusiakan manusia.


Wallahu a'lam bi ash-shawwab.


Penulis : Erni Setianingsih Masrullah

(Aktivis Dakwah Kampus)