Pemuda, Generasi Penerus Harapan Umat

Daftar Isi

 


Pemuda yang Ada Kini Menjadi Cermin Baik Buruknya Masa Depan Negara dan Masyarakat


Pemuda yang Tangguh, Berakidah Kokoh, Tunduk pada Syariat Kaffah adalah Harapan bagi Umat


Penulis : Asti Marlanti

(Kontributor Media)


Siddiq-news.com -- Membicarakan perihal pemuda, seakan tak ada habisnya untuk dibahas. Karena sampai kapan pun, topik seputar pemuda akan senantiasa hangat untuk dibincangkan. Bagaimanapun juga, pemuda adalah generasi penerus harapan umat. Pemuda adalah tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa. 


Melihat pemuda saat ini, kondisinya sungguh sangat miris. Jika dilihat dari segi pendidikan, seorang siswa (pemuda) dititipkan di sekolah untuk menjadi seorang yang baik. Artinya, seluruh siswa Muslim seharusnya menjadi seseorang yang beriman dan bertakwa, serta taat terhadap syariat Islam. Namun sekolah saat ini tidaklah mendukung terhadap keimanan. Begitu gencarnya arus moderasi beragama yang dihembuskan dalam berbagai mata pelajaran, membuat siswa jauh dari Islam. Sekularisme pun menjadi asas dalam pendidikan. 


Selain itu, peran seorang guru dalam sistem Kapitalisme Liberalisme yang diterapkan saat ini pun semakin sulit untuk mengarahkan siswa-siswinya kepada ketaatan. Selain kurikulum yang sekuler, guru pun terbentur dengan segala bentuk aturan yang sekuler pula. Mereka disibukkan dengan urusan administrasi yang sangat melelahkan, sehingga energi yang dituangkan untuk mengajar menjadi minim.


Ditambah lagi, fungsi guru saat ini sudah mengalami kemunduran. Guru lupa akan tupoksinya. Seharusnya guru itu menjadi panutan bagi siswanya, akan tetapi saat ini profesi guru tidak sedikit yang menjalankannya sebagai sebuah pekerjaan yang hanya mengisi daftar hadir, mengajar, lalu pulang. Tak merasa bahwa harus memahamkan siswa sebagai pemuda, generasi penerus bangsa. Dengan landasan akidah, di atas pundak merekalah kemajuan bangsa akan diraih. 


Selain itu, kita ketahui bahwa saat ini kurikulum pendidikan sering berubah sesuai keinginan sang penguasa. Berganti pemimpin/penguasa, maka kurikulum pun ikut berganti, tanpa ada aturan yang baku. Hal ini terbukti dengan adanya kurikulum merdeka, dengan program merdeka belajarnya menjadikan siswa miskin akidah. Faktanya, anak-anak diberi kebebasan dalam memilih tanpa ada standarnya. Sehingga anak-anak tidak tahu standarisasi dalam memilih, mana yang sesuai syariat Islam mana yang tidak.  Oleh karena itu, pemuda makin jauh dari agama dan makin liberal.


Sistem Kapitalisme ini pun membuat para pemuda ini enggan untuk berjuang menegakkan agama Allah. Betapa ruginya para pemuda jika tidak termotivasi atas hal ini. Harusnya pemuda menggunakan intelektualnya untuk menjadi pemimpin yang akan membawa umat ke jalan lurus, jalan yang diridai oleh Allah Swt..


Oleh karenanya, maka pemuda harus diarahkan kepada Islam dan perjuangan Islam. Dengan demikian, wajib diciptakan iklim belajar yang kondusif untuk para pemuda. Walaupun dalam ranah keluarga sudah ditanamkan ajaran sesuai syariat Islam, akan tetapi jika belum menerapkan syariat Islam, maka tidak ada jaminan seorang anak/pemuda tersebut akan tetap baik akidahnya dan mau berjuang untuk agama dan umat.


Untuk itu, masyarakat juga harus berperan dalam pembentukan pemuda yang sesuai dengan syariat Islam. Karena masyarakat itu mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk tumbuh-kembang generasi. Dalam hal ini tentunya masyarakat yang sesuai definisi Islam. Yakni, sekumpulan orang yang memiliki pemikiran, pemahaman dan aturan Islam.


Maka dalam hal ini, negaralah yang sangat besar perannya. Peran dan tanggung jawab negara dalam membangun generasi amatlah penting. Karena kebijakan yang dibuat oleh negara akan mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi para pemuda. Oleh karena itu, agar pemuda sesuai dengan harapan umat, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan.


Pertama, memahamkan para pemuda bahwasanya pemuda adalah pemimpin masa depan. Mereka juga dipahamkan betapa pemimpin yang hebat, lahir dibarengi dengan tsaqafah Islam yang kuat.


Kedua, mendakwahkan syariat Islam agar tegak di muka bumi ini. Pemuda harus berani mengatakan mana yang benar dan mana yang salah. Lalu mengajak umat untuk masuk ke dalam Islam secara kafah. Seperti dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 208,


"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan, sungguh setan itu musuh yang nyata bagi kalian."


Ketiga, masyarakat harus menyadari bahwa pemuda kita saat ini sedang tidak baik-baik saja. Maka masyarakat pun harus bangkit untuk menjadi masyarakat yang memiliki pemikiran, perasaan dan aturannya harus Islam. 


Keempat, harus mewujudkan sebuah institusi/negara yang mampu menerapkan pendidikan dan pembelajaran sesuai syariat Islam. Sehingga dalam bingkai negara ini mampu mewujudkan generasi emas peradaban Islam. 


Seperti halnya generasi emas terdahulu, generasi dalam naungan sistem Islam. Begitu banyak para pemuda mampu memimpin dunia. Misalnya, Muhammad Al Fatih, mampu menaklukkan Konstantinopel pada usia 23 tahun. Selain itu ada Umar bin Abdul Aziz, Salahuddin Al Ayyubi, dan masih banyak yang lainnya. Semua itu hanya bisa terwujud dalam bingkai sistem Islam. Wallahu a'lam bishshawwab.