Geng Motor Marak, Potret Buram Kehidupan dalam Naungan Sistem Rusak

Daftar Isi


Maraknya geng motor menggerus rasa aman di tengah warga.


Maraknya geng motor sejatinya mencerminkan gagalnya sistem pendidikan sekuler dalam membentuk kepribadian.


Oleh Diah Maelani

Muslimah Aktivis Dakwah


Siddiq-news.com -- Masa muda masa yang paling indah begitu kata lirik lagu. Sebab, tidak sedikit kawula muda yang berpikir mumpung masih muda dapat berbuat semau-maunya. Memuaskan hidup dengan suka-suka, tanpa memikirkan surga dan neraka. 


Begitulah gambaran pemuda hari ini. Sering kali berbuat sekehendak hati tanpa peduli kepentingan orang lain. Seperti yang terjadi saat ini, sekumpulan pemuda geng motor dikabarkan kembali meresahkan masyarakat. Pasalnya, di beberapa daerah geng motor mulai mencelakai warga dengan membabi buta.


Dikutip dari SINDOnews[dot]com, (11/02/23),

salah satu pemuda yang sedang nongkrong berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang yang tidak dikenal di wilayah Cibinong, Bogor. Kisah yang sama terjadi di Kota Cimahi, Jawa Barat, seorang mahasiswa AR (19) dibacok dua anggota geng motor. (Kompas[dot]com, 9/2/23).


Sementara itu, di daerah Jakarta Selatan, masyarakat pun dikejutkan dengan puluhan anggota geng motor yang tiba-tiba menyerang kawasan apartemen. (Rgb[dot]id, 6/2/23).


Maraknya geng motor sejatinya mencerminkan gagalnya sistem pendidikan sekuler dalam membentuk kepribadian. Sehingga pemuda salah ambil arah dalam mencari eksistensi diri, sedangkan sekolah hanya dijadikan tempat untuk mencari ijazah. Sekolah seolah hanya sekadar nilai yang tertulis di selembar kertas.


Pendidikan seharusnya menjadi tanggung jawab penuh negara. Namun, faktanya jelas dalam naungan sistem kapitalisme hari ini, pendidikan hanya dijadikan ajang untuk memperoleh pekerjaan. Di sisi lain, para orang tua pun menganggap bahwa pendidikan yang tinggi akan memudahkan anak-anaknya untuk mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan tinggi.


Kurikulum yang berbasis sekuler juga sukses mengikis moral generasi. Sebab, pemisahan agama dari kehidupan makin menjauhkan aspek rohani dalam setiap mata pelajaran. Sementara, mata pelajaran Pendidikan Agama seolah hanya dijadikan pelengkap mata pelajaran. Tidak heran, jika pola sikap generasi pun jauh dari aturan agama. Agama hanya sekadar teori, bukan sebagai solusi problematika kehidupan.


Maraknya geng motor jelas menggerus rasa aman di tengah warga. Khawatir jika keluar rumah, nyawa menjadi terancam. Sebab, geng motor bebas berkeliaran. Tak mungkin juga terus di rumah, sedangkan banyak aktivitas yang wajib dilakukan di luar rumah. Ambigu memang hidup dalam naungan sistem yang rasa aman terasa mahal.


Kondisi ini jelas berbeda jika berada dalam naungan Islam. Dalam aspek pendidikan generasi,  sistem Islam akan mencetak para pemuda yang memiliki kepribadian islami. Para pemuda akan dididik sejak dini untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah dengan pola pikir dan pola sikap berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunah.


Pendidikan dalam sistem Islam menjadikan aqidah Islam sebagai asas utama. Kurikulum pendidikan didesain dalam koridor syarak sehingga peserta didik memiliki tsaqafah Islam, fakih terhadap agama, dan cerdas dalam sains dan teknologi. Inilah pemuda dambaan umat, pemimpin masa depan.


Sementara dalam aspek ekonomi, negara wajib menjamin kebutuhan hidup rakyat, mulai dari pangan, papan, sandang, keamanan, kesehatan hingga pendidikan. Semua itu dijamin oleh negara dengan akses yang mudah dan murah bahkan gratis. Sehingga keluarga mampu melahirkan generasi terbaiknya.


Selain itu, negara juga memberikan kemudahan pada kepala keluarga untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga para ibu tidak perlu ikut memikirkan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup. Para ibu pun dapat fokus untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya dengan tsaqafah Islam.


Dalam aspek penegakkan hukum, Islam memiliki seperangkat aturan yang tegas dan membuat jera. Ketika terjadi pelanggaran, negara akan memberikan hukuman sesuai dengan apa yang sudah dilanggar menurut syariat. Hukum ini bersifat pencegah dan penebus sehingga menjadi pembelajaran bagi siapa saja yang menyaksikannya.


Inilah cara Islam menghentikan maraknya geng motor yang meresahkan masyatakat. Cara ini dapat terwujud saat aturan Islam diterapkan secara kafah dalam institusi negara. Alhasil, hanya dalam naungan Islam, niscaya lahir generasi terbaik yang berkontribusi besar terhadap peradaban Islam. Wallahu'alam bissawab.