Perdagangan Orang Akan Terus Terjadi Selama Kemiskinan Masih Melanda Negeri Ini

Daftar Isi

 


Sistem kapitalisme akan melahirkan perbudakan modern perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja. 


Sistem Islam melahirkan kesejahteraan dan jaminan keamanan untuk manusia.


Oleh Dewi Putri, S.Pd.

(Pegiat Literasi)


Siddiq-news.com -- Standar perbuatan dalam sistem kapitalisme sekuler adalah manfaat sehingga banyak orang memanfaatkan jalan haram untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu contoh adalah maraknya kasus perdagangan manusia atau dikenal dengan human trafficking. 


Dilansir dari antaranews 10/2/2023), Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan perlunya upaya pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), ketika ia memimpin pertemuan Bali Process di Adelaide, Australia.


Terdapat dua pertemuan di bawah mekanisme kerja sama Bali Process yang dipimpin Menlu Retno bersama Menlu Australia Penny Wong, yaitu ministerial plenary serta Government and Business Forum (GABF).


Di dalam plenary beliau menyampaikan bahwa isu tindak pidana perdagangan orang semakin kompleks dengan meningkatnya jumlah irregular migrant.

Dia mengacu pada data Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), yang memperkirakan 10,9 juta orang di Asia Pasifik terancam terusir tahun ini akibat berbagai faktor, mulai dari konflik, perubahan iklim, hingga kesulitan ekonomi.


Sungguh miris, dunia modern namun praktik perbudakan masih berjalan. Manusia ibarat barang yang mudah diperjualbelikan. Sistem kapitalisme yang berorientasi pada materi membuat manusia hanya memikirkan keuntungan semata, naluri mereka mati karena uang. Mereka mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi sesama manusia, memanfaatkan  para pekerja illegal yang hanya memiliki  modal nekat berharap pekerjaan di luar negeri lebih membantu ekonomi keluarga.

Sungguh ironis negeri kaya SDA namun masyarakatnya menjadi korban human trafficking.


Sangat berbeda dengan sistem Islam yang menjaga kehormatan dan keselamatan warga negaranya. 

Syariat Islam memandang bahwa negara adalah institusi yang mengurus urusan rakyatnya menjaga kehormatan harta benda dan jiwa warga negaranya dari mara bahaya. Sehingga negara adalah institusi praktis yang menjalankan syari'at Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw.: “Imam adalah rain atau pengembala dan dia bertanggungjawab atas rakyatnya” (HR. Bukhari). 


Ketika dunia di bawah tatanan kepemimpinan Islam, kasus human trafficking tak dibiarkan terjadi.

Bahkan pemegang kebijakan tak memberi celah pada pihak mana pun untuk memperdagangkan manusia. Para pemimpin akan memutus mata rantai kasus human trafficking.


 Negara akan menerapkan sistem ekonomi Islam. Kesejahteraan dalam sistem ekonomi kapitalisme dihitung berdasarkan kesejahteraan kolektif sedangkan dalam Islam dihitung individu per individu. Sehingga di tak ditemukan kesenjangan sosial ekstrem seperti saat ini. 


Cara Islam menjamin kesejahteraan warganya ada dua mekanisme yaitu secara tak langsung dan secara langsung. 

Secara tak langsung negara membuka lapangan pekerjaan yang luas dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi setiap laki-laki sehingga semua akan mendapatkan pekerjaan guna menafkahi keluarga.  Mereka akan mendapatkan upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Setiap individu terjamin kebutuhan sandang, pagan, dan papan


Konsep ini secara langsung menutup celah bisnis haram seperti perdagangan orang. Negara begitu  memudahkan mereka mendapat pekerjaan yang layak dan tentunya standar mencari pekerjaan adalah halal haram. 


Di sisi lain negara akan memantau pasar sebagai tempat warganya memenuhi kebutuhan hidup.  Menutup celah monopoli, praktik kartel dan penimbunan, dan tindakan haram lainnya. Harga barang dan jasa bisa dijangkau masyarakat dan mengikuti mekanisme pasar.


Semua jaminan itu secara langsung diberikan melalui mekanisme pemenuhan kebutuhan publik seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan. Negara akan membiayai semua fasilitas tersebut sehingga tak ada diskriminasi layanan pada setiap warga karena status sosial mereka.


Setiap masyarakat baik miskin, kaya, muda, tua, Muslim atau nonmuslim semua wajib mendapatkan layanan yang sama, gratis dan berkualitas.  Bisa dibayangkan sistem Islam yang mengurusi rakyatnya. 


Sindikat perdagangan orang tak mungkin terjadi karena semua warga mendapatkan haknya. Kebijakan luar negeri pun menjamin keamanan warga negaranya dan orang asing. 


Kekuatan pemerintahan Islam sebagai jegara super power memudahkan negara menindak sindikat human trafficking internasional yang beroperasi di berbagai negara. 


Sistem pemerintahan Islam akan menerapkan sistem sanksi Islam untuk menghukum mereka. Negara melakukan propaganda bahwa semua kejahatan transnasional harus ditumpas habis. Jika sistem kapitalisme akan melahirkan perbudakan modern perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja. Sistem Islam justru akan melahirkan kesejahteraan dan jaminan keamanan untuk manusia.


Tidakkah kita ingin hidup diatur dengan sistem seperti ini?


Wallahu 'alam bishawwab