Rasa Aman Kian Terkikis Dalam Naungan Sistem Sadis

Daftar Isi


Sekularisme Membentuk Pribadi Minim Empati


Rakyat Aman di Bawah Naungan Islam


Oleh Fajrina Laeli, S.M.

Pemerhati Umat


Siddiq-news.com -- Tahun telah berganti, bahkan 2023 sudah sebulan dilewati. Namun, kasus kriminal tak pernah berhenti bahkan kasus yang meregang nyawa tetap marak dan terus-menerus terjadi. 


Beragam tindakannya, seperti membunuh dengan berbagai alasan, mencuri yang berujung pembunuhan, begal, gangster, tawuran antar remaja dan lain sebagainya.


Sebutlah kasus pembunuhan berantai Wowon cs. yang menyita perhatian publik. Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin disebut melakukan pembunuhan keji dengan motif penipuan penggandaan uang yang dimulai sejak 2016. Wowon bahkan tega membunuh seluruh keluarganya seperti istri dan mertuanya. Ia juga membunuh anaknya yang masih berumur 5 tahun. (okezone[dot]com, 29/01/2023).


Contoh lainnya adalah kasus pembunuhan FM (15), seorang remaja yang dihabisi oleh teman terdekat sendiri. Pelaku membunuh FM diduga lantaran sakit hati karena korban menghina ayahnya. (kompas[dot]com, 03/01/2023).


Tidak hanya di berita bahkan hal-hal seperti ini kerap terjadi di sekitar kita. Kasus penculikan pun sedang marak terjadi di lingkungan terdekat. Begitu pula kasus gangster yang menyerang tanpa motif acap kali sampai di telinga kita. Begitu banyak kejadian yang mengancam nyawa, membuat waswas dan cemas, karena khawatir akan keselamatan diri sendiri dan keluarga. Sayangnya, hal seperti ini berulang kali terjadi tanpa adanya solusi pasti.


Entah disadari atau tidak, gaya hidup bebaslah yang membentuk pola pikir manusia hari ini menjadi minim empati. Main bunuh dan asal tikam, karena perilaku yang jauh dari kata bermoral. Nyawa manusia tidak lagi berharga karena nafsu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang lebih ditinggikan.


Sekularisme mengambil peranan penting atas generasi yang meresahkan hari ini. Tampak nyata bahwa sekulerisme memberi dampak buruk bagi pola sikap manusia. Pemikiran yang jauh dari agama membuat mereka tidak sadar bahwa segala perbuatan akan dipertanggungjawabkan kelak. Hukum yang diterapkan pun tidak memberikan efek jera bagi tersangka. Alhasil, tanpa takut dan merasa bersalah individu dengan mudah membunuh individu lain hanya karena alasan yang sepele.


Tidak hanya terancam nyawa, tetapi rakyat juga dihadapkan dengan ancaman yang tidak kalah mengerikan, yaitu ancaman kerusakan moral generasi. Ambillah contoh kasus miris yang terjadi di Mojokerto, yakni kasus pemerkosaan anak TK yang dilakukan oleh tiga anak SD. Peristiwa ini jelas menggemparkan dan mengagetkan publik. Di sisi lain, membuka mata kita bagaimana sistem pendidikan sekuler tidak mampu membentuk pribadi anak dengan baik.


Sistem pendidikan yang beraroma kapitalisme-sekularisme telah nyata gagal. Sistem ini mencetak generasi yang berorientasi materi. Sehingga menimbulkan dampak agresif pada individu karena tuntutan pemenuhan kebutuhan. Tidak heran jika tidak sedikit orang yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 


Lantas bagaimana? Kepada siapa kita harus berlindung? Siapa yang bisa memberikan rasa aman di tengah ancaman besar yang menghantam dari segala aspek. Faktanya, negara yang seharusnya menjamin rasa aman justru malah tampak tidak berdaya. 


Ya, negara yang seharusnya menjadi pusat pengendali dan penuntas kejahatan, justru tampak penguasanya tengah menyibukkan diri dengan berbagai proyek menarik investor demi pembangunan IKN. Sementara rakyat dipaksa mandiri untuk bertahan hidup, mulai dari hal mencari nafkah hingga mempertahankan nyawa. Terkesan tidak boleh bergantung pada negara.


Dalam Islam sendiri hal ini niscaya tidak akan terjadi, karena negara akan menjamin keamanan warganya. Terbukti di masa pemerintahan Islam, ada seorang muslimah yang pakaiannya disingkap secara sengaja oleh seorang Yahudi. Muslimah ini berteriak dan dibantu oleh lelaki muslim hingga membunuh orang Yahudi tersebut, tetapi laki-laki muslim ini akhirnya dibunuh oleh orang-orang Yahudi Bani Qainuwa. Kabar ini sampai pada Rasul dan Rasul bersama pasukan mengepung Bani Qainuqa hingga mereka menyerah dan diusir dari Madinah.


Begitu amannya rakyat di bawah naungan Islam, tidak perlu takut diganggu bahkan hanya karena satu kasus, seorang pemimpin langsung bertindak tegas mengambil keputusan. Tidak menunggu nanti, tidak menunggu korban lain. Alhasil, dahaga akan rasa aman rakyat akan terpenuhi jika sistem yang digunakan adalah sistem yang sahih.


Sungguh, tidak ada sistem yang lebih mumpuni untuk mengurusi urusan umat dibanding dengan sistem Islam itu sendiri. Masyarakat tidak perlu lagi hidup di bawah ancaman dan ketakutan, justru kita akan diajarkan bagaimana mencintai dan menyayangi sesama, memerangi kemusyrikan dan fokus menggapai rida Allah Swt. Islamlah yang akan menjadi solusi solutif bagi permasalahan umat. Wallahualam bisshawab.