Biaya proyek KCJB Membengkak, Indonesia Kena Prank?

Daftar Isi

 


Bengkaknya biaya KCBJ menunjukkan perencanaan yang tidak cermat dari pemerintah dalam membangun kerjasama  dengan investor.



Utang luar negeri merupakan bencana yang sangat berbahaya atas negeri-negeri Islam, dan menjadi penyebab orang-orang kafir menguasai negeri-negeri kaum Muslim


Oleh Ummu Salman

(Pegiat Literasi) 


Siddiq-news.com -- Proyek Kereta Cepat Jakarta-bandung mengalami pembengkakan biaya. Sebagai dampak dari pembengkakan tersebut, maka Indonesia akan menambah utang kepada Cina Development Bank. 


Dilansir cnbcindonesia (16/2/2023)), telah disepakati oleh kedua negara yaitu China dan Indonesia untuk menanggung beban masing-masing 60 dan 40%. Sebagai konsekuensi dari kesepakatan itu, Indonesia akan kebagian beban US$597 juta. 


Awal tahun 2015 proyek kereta cepat ini diambil oleh Cina dari Jepang karena saat itu Cina dianggap mampu untuk membangun proyek ini lebih mumpuni dan murah. Saat itu pada proposal awal, Cina merinci dana sebesar US$5, 13 miliar atau Rp76 triliun. Tetapi perlahan berubah menjadi US$ 6,071 miliar, lalu naik lagi menjadi US$ 7,5 miliar atau setara Rp117, 75 triliun dengan kurs Rp15. 700.


Biaya kenaikan lahan disebutkan sebagai salah satu alasan pembengkakan biaya. Untuk menambal kekurangan dana, sebenarnya sudah pernah APBN mengucurkan dana Rp 3 triliun. Namun kucuran dana tersebut belum mampu menutupinya. Hingga akhirnya Indonesia mengajukan utang ke Cina sebesar US$550 juta atau Rp8, 3 triliun. Kondisi ini sebenarnya telah menjadikan Indonesia seolah kena prank oleh Cina. Sebab diterimanya Cina sebagai investor, karena diawal Cina menjanjikan proyek tersebut bakal murah. Kenyataannya harganya malah naik selangit. 


Bengkaknya biaya KCBJ menunjukkan perencanaan yang tidak cermat dari pemerintah dalam membangun kerjasama dengan investor.  Apalagi  untuk proyek yang sejatinya bukan program prioritas dan  bemanfaat  untuk banyak orang  rakyat di tengah ketiadaan dana negara. 


Lagi pula utang seperti ini juga membahayakan kedaulatan negara. Keberadaan utang luar negeri menjadikan negara kita akan mudah didikte kebijakan-kebijakannya oleh negara pemberi utang. Seperti dihapusnya berbagai subsidi untuk rakyat.Tentu saja kondisi ini akan menambah beban bagi rakyat.


Di sisi lain, sesungguhnya masih banyak problem prioritas yang menanti solusi tuntas negara, seperti mengentaskan kemiskinan, stunting, rumah layak huni , bangunan sekolah, jalan, jembatan dan lain-lain. 


Proyek Pembangunan Dalam Islam


Islam memiliki skala prioritas ketika melakukan sebuah proyek pembangunan. Perlu dilihat apakah proyek tersebut urgent atau tidak bagi masyarakat. Misalnya saja pembangunan sekolah atau rumah sakit jika di suatu wilayah belum ada bangunan tersebut. Juga perlu untuk melihat sebesar apa kebutuhan masyarakat akan pembangunan tersebut.


 Dengan begitu bisa ditetapkan pembangunan mana yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu. Jika ada persoalan lain yang lebih urgent yang perlu diatasi segera, maka pembangunan yang tidak terlalu dibutuhkan masyarakat karena masih bisa memanfaatkan yang sudah ada bisa ditunda dulu. 


Islam Juga memiliki sumber dana yang luar biasa yang mampu menyokong proyek-proyek negara. Dalam Islam, ada sumber pemasukan negara yang berasal dari kepemilikan umum seperti sumber daya alam yang jumlahnya tak terbatas, air, sungai, dan berbagai barang tambang. Semua kekayaan alam tersebut dikelola oleh negara yang hasilnya nanti akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan berbagai fasilitas yang dibutuhkan oleh mereka. 


Rasulullah bersabda: "kaum Muslim itu berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput dan api" (HR. Abu Daud) 


Dengan demikian negara tak tergantung pada  negara lain, bahkan terlibat utang  dengan riba, yang diharamkan dalam Islam. Ditambah lagi persyaratan yang menyertai pinjaman sama saja menjadikan negara-negara dan lembaga-lembaga donor berkuasa atas kaum Muslim. Akibatnya, keinginan dan segala keperluan kaum Muslim tergadai pada keinginan negara-negara dan lembaga-lembaga donor. 


Utang luar negeri merupakan bencana yang sangat berbahaya atas negeri-negeri Islam, dan menjadi penyebab orang-orang kafir menguasai negeri-negeri kaum Muslim. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dengan tawaran pinjaman dalam bentuk apapun dari negara asing.

Wallahu a'lam  bishawwab