Ramadan, Momentum Mewujudkan Ketakwaan yang Hakiki

Daftar Isi

 


Ketakwaan hakiki ini hanya bisa diwujudkan dengan tegaknya syariah yang diterapkan secara kafah dalam bingkai negara.


Saat aturan Islam dicampakkan dan urusan umat diatur dengan selain hukum Islam maka yang tampak adalah kerusakan 


Oleh Yusra Ummu Izzah 

(Pendidik Generasi)


Siddiq-news.com--Tak terasa bulan yang penuh keberkahan ini sebentar lagi akan meninggalkan kita,  lebih dari setengah perjalanan telah terlewati, sebentar lagi akan mencapai finish. Pertanyaannya, apakah derajat takwa yang menjadi tujuan dari pelaksanaan puasa ini sebagaimana firman Allah Ta’ala (QS. al-Baqarah [2] : 183) telah kita raih?


Penting bagi seorang Muslim untuk memahami kembali hakikat takwa, agar dalam kehidupannya mampu menjadikan hukum-hukum Allah sebagai standar atau timbangan dalam berpikir maupun berbuat. Sehingga selalu dalam ketundukan kepada hukum Allah serta terhindar dari jerat kemaksiatan dan pelanggaran hukum syariah.


Takwa: Totalitas Ketundukan Pada Syariah


Menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk atas seluruh perilaku dalam kehidupan di dunia adalah refleksi ketakwaan. Perilaku dalam kehidupan di dunia yang harus selalu merujuk pada Al-Qur'an, di antaranya adalah dalam hal kepemimpinan.


Karena fungsi kepemimpinan dalam Islam adalah untuk mengatur urusan rakyat agar tertib sejalan dengan nas Al-Quran serta tidak terjadi kekacauan dan perselisihan.


Saat aturan Islam dicampakkan dan urusan umat diatur dengan selain hukum Islam maka yang tampak adalah kerusakan sebagaimana yang kita dapat saksikan saat ini. Korupsi dan berbagai penyimpangan makin merajalela, perjudian,  pornografi, pelacuran masih saja berjalan. Bahkan di bulan Ramadan sekalipun kriminalitas seperti pemerkosaan, pembunuhan, pencurian, dan lain-lain masih merupakan bagian dari keseharian hidup masyarakat kita.


Sungguh telah nyata kegagalan sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini memberikan kesejahteraan dan ketenangan bagi umat manusia karena itu masihkah kita berharap pada sistem yang rusak ini? Tentu saja tidak! Sudah saatnya kita membuang jauh-jauh sistem yang telah menyengsarakan kita ini, kita harus mengganti sistem yang telah cacat sejak lahir ini dengan sistem yang mampu mensejahterakan umat manusia. Itulah sistem Islam yang telah terbukti lebih dari 13 abad mampu mengantarkan manusia menuju puncak peradaban, kesejahteraan, dan kemakmuran.


Inilah sebenarnya hakikat kemenangan dan Kesuksesan kita menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadan. Karena itu selepas Ramadan ini, semoga semangat dakwah dan perjuangan menegakkan syariah semakin menggelora. Dengan demikian hadirnya Ramadan adalah sebuah kebajikan spiritual yang perlu kita laksanakan sebagai individu Muslim. Hal yang juga tidak kalah penting sebagai bagian dari umat kita juga berkewajiban memperjuangkan syariah untuk diterapkan oleh negara. Dengan itu lahir sejarah perubahan bukan hanya pada individu, melainkan juga perubahan sistemis. Karena hanya dengan perubahan secara sistematis semua persoalan yang menimpa negeri ini bisa teratasi.


Semoga bulan agung yang penuh keberkahan ini, menjadi wasilah kaum Muslimin dalam memantik ghirah dan komitmen dakwah dalam perjuangan untuk mewujudkan ketakwaan hakiki baik individu, masyarakat, maupun negara.

Ketakwaan hakiki ini hanya bisa diwujudkan dengan tegaknya syariah yang diterapkan secara kafah dalam bingkai negara. Semoga Allah segera menurunkan pertolongannya dengan tegaknya syariah di muka bumi ini dalam waktu dekat, semoga kaum Muslimin di manapun berada semakin sadar dan menyatukan visi untuk berjuang menyambut kemenangan hakiki. 


Wallahu a'lam bishawab