Menjamurnya Pengangguran Butuh Solusi Sistemik

Daftar Isi


Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang melahirkan solusi untuk permasalahan manusia


Islam memiliki aturan yang jelas terkait harta kepemilikan, yaitu kepemilikan umum, kepemilikan negara dan kepemilikan umum


Oleh Musdalifah

(Pegiat Literasi) 


Siddiq-new.com - Setiap manusia memiliki berbagai kebutuhan untuk dipenuhi setiap harinya. Hal inilah yang akan mendorong mereka untuk bekerja. Terlebih kondisi hari ini yang serba “mahal” mengharuskan untuk memiliki gaji yang cukup. Mulai dari kebutuhan sandang, pangan dan papan juga kesehatan, pendidikan dan lainnya.


Mirisnya di tengah harga kebutuhan yang meroket semakin tinggi pula angka pengangguran. Tingginya angka pengangguran, desakan kebutuhan ekonomi manjadi faktor penyebab menjamurnya tindakan kriminal. Kemiskinan pun akan semakin meningkat menambah pelik lah permasalahan negeri ini.


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat sebanyak 7,99 juta orang masih menganggur di Indonesia, atau sekitar 5,45 % pada Februari 2023. Jumlah Pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu sebesar 9,60% menjadi yang tertinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya. (Kumparan[dot]com)


Tingginya angka pengangguran terutama untuk lulusan SMK adalah sebuah ketimpangan. Padahal lulusan SMK ditujukan untuk langsung terjun ke dunia kerja. Diharapkan mereka telah memiliki kemampuan yang mumpuni, tentunya sesuai dengan kebutuhan industri. Namun fakta berkata lain, dari sini kita dapat melihat bahwa terdapat kekeliruan dalam memetakan rancangan pendidikan SMK agar sesuai dengan tujuan pembangunan.


Selain itu tingginya angka pengangguran menunjukkan lemahnya industrialisasi di negeri ini. Industri dalam negeri tidak mampu menyerap tenaga kerja yang melimpah. Sebagian besar industri besar adalah milik asing, ditambah lagi pekerjanya juga warga asing, sungguh lengkap penjajahan yang terjadi. Industri yang digembor-gemborkan dapat menyerap tenaga kerja ternyata tidak sesuai yang diharapkan. Banyak lulusan SMK yang akhirnya menganggur karena keahliannya sudah tidak sesuai dengan standar industri. Jelas saja sebab perubahan zaman yang terus terjadi.


Inilah watak sistem kapitalisme, pada dasarnya tujuan perekonomian adalah menyejahterahkan para pemilik modal. Tentu akan menjadi suatu hal yang dipaksakan jika lulusan SMK didesain mengikuti permintaan industri swasta. Para generasi muda hanya akan menjadi pembantu korporat, mempelajari keahlian karena prospek kerjanya yang tinggi. Padahal mereka sebenarnya mampu untuk menciptakan sendiri lapangan pekerjaan. Jika diberikan kebebasan untuk berinovasi, menciptakan karya dan bersaing dengan industri asing. 


Produk dalam negeri masih di nomor duakan, deindustrialisasi pun terjadi. Jelaslah kemajuan industri harusnya ditopang kebijakan politik. Kebijakan yang menguntungkan anak bangsa, bukan para penguasa.


Gambaran sistem hari ini harusnya menyadarkan kita akan kerusakan yang terjadi. Penyelesaian masalah pengangguran pun tak cukup dengan program kartu prakerja, sebab ini adalah permasalahan sistemik. Berbagai solusi yang lahir dari sistem kapitalisme hanya akan menambah masalah. Dibutuhkan sistem lain yang terbukti kebenarannya mengatasi masalah pengangguran untuk menciptakan lapangan pekerjaan.


Pemerintah selayaknya berperan sebagai pelayan dan pengurus rakyat. Pelayan yang bertanggung jawab memberikan pelayanan maksimal untuk mewujudkan kemaslahatan. Begitu pula dengan kebutuhan lapangan pekerjaan, mulai dari mempekerjakan untuk membantu negara melaksanakan tugas pemerintahan hingga support terhadap industri dalam negeri. 


Gambaran ini dapat kita lihat dalam Islam yang merupakan pandangan hidup yang mengatur hubungan manusia dengan pencipta, dengan diri sendiri dan dengan sesama manusia. Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang melahirkan solusi untuk permasalahan manusia. Pengangguran sendiri adalah persoalan cabang, maka bukan masalah utama yang diselesaikan, melainkan memastikan setiap individu terpenuhi kebutuhannya. 


Islam memiliki aturan yang jelas terkait harta kepemilikan, yaitu kepemilikan umum, kepemilikan negara dan kepemilikan umum. Melalui mekanisme yang jelas ketimpangan ekonomi akan dihindari, tak ada yang terlalu kaya atau terlalu miskin karena kesalahan kepemilikan. 


Kepemilikan umum akan dikelola oleh negara dan dikembalikan manfaatnya untuk rakyat. PT Freepot misalnya, seharusnya negara lah yang mengelolanya dan hasilnya akan dikembalikan pada kebutuhan pendidikan, kesehatan dan keamanan warga negara. Industri dikuasai oleh negara bukan swasta yang hanya mengejar keuntungan semata. Melalui sistem pendidikan mencetak lulusan dengan skill sesuai kebutuhan dan  menyadari diri sebagai hamba Allah. 


Antara lulusan pendidikan dan industri sama-sama bersinergi menghadirkan karya yang bermanfaat untuk masyarakat. Perindustrian dalam negeri mandiri dan independen. Pekerja sejahtera, pendapatan cukup dan sesuai dengan bidang yang diminati.  Hal ini tentu dapat terwujud jika sistem yang melingkupinya benar. Wallahu a'lam bishawab.