Mewujudkan Kesejahteraan dengan Sistem Islam

Daftar Isi

 


Kesejahteraan terwujud dalam parameter tercukupinya kebutuhan pokok berupa pangan, sandang, dan papan bagi rakyatnya. Tingkat kejahatan dan kriminalitas rendah karena adanya hukum yang bersifat jawajir (menimbulkan efek jera) dan jawabir (menghapus dosa)


Inilah bukti dari diterapkannya syariat Islam secara menyeluruh. Umat senantiasa berada dalam kondisi ketaatan yang tersistem


Penulis Maya Dhita

Pegiat Literasi


Siddiq-news.com -- Hidup di dunia hanya sesaat. Semisal waktu yang digunakan untuk minum seteguk air. Maka akan merugi orang-orang yang memanfaatkan waktunya di dunia hanya demi mendapatkan gemerlapnya. Sesungguhnya ada tempat berpulang yang abadi. Kampung akhirat adalah tempat kembali kita. 

Kampung akhirat ini memiliki dua muara. Setiap jiwa akan berakhir pada salah satunya. Nyatanya, waktu yang sejenak di dunia tadilah yang menentukan akhir dari setiap perjalanan panjang. Yaitu, surga atau neraka.

Allah Subhanahu wa ta'ala tidak pernah menzalimi makhluknya. Manusia tidak akan dibiarkan untuk hidup di dunia tanpa pedoman, lalu tiba-tiba menjatuhkan hukuman atau azab. Maka bersamaan dengan penciptaan manusia, Allah pun menurunkan pedoman hidup yang jika mereka mampu memegang teguh aturan ini, maka keselamatan di dunia dan akhiratlah jaminannya. 

Pedoman yang sempurna itu adalah Al-Qur'an dan dilengkapi dengan sunah Rasulullah. Berisi aturan-aturan yang lengkap mulai dari manusia bangun hingga tidur lagi. Aturan yang meliputi segala aspek kehidupan. Tidak hanya mengurusi masalah ibadah mahdah yaitu hubungan manusia dengan Allah, masalah dengan diri, tetapi juga segala hal yang menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya. Misalnya, pendidikan, sosial, ekonomi, politik, keamanan. Dan aturan ini tak lekang oleh pergantian zaman. Maka salah besar orang-orang yang menyatakan bahwa Al-Qur'an tidak relevan bagi kehidupan zaman sekarang. Mereka lupa dari mana aturan ini berasal. 

Allah Subhanahu wa ta'ala, zat Maha Sempurna telah menurunkan Al-Qur'an melalui malaikat Jibril untuk Rasulullah untuk disampaikan kepada manusia. Maka tidak pantas bagi manusia yang hanya sebagai makhluk untuk menolak hukum Allah apalagi menggunakan hukum buatan mereka sendiri sebagai penggantinya. 

Begitu juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah selayaknya menjadikan Al-Qur'an sebagai sumber dari segala sumber hukum. Syariat yang sempurna ini hanya akan membawa kepada keadilan dan kesejahteraan. Bukan malah menggunakan hukum warisan kolonial yang jelas-jelas batil dan tidak pernah membuat rakyat hidup aman dan sejahtera. Tidak ada satu satu negara pun di dunia ini yang berhasil dengan menerapkan ideologi dan hukum selain Islam. 

Berbeda dengan Ideologi Islam yang menjadikan khilafah sebagai institusi untuk menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam satu kepemimpinan, khalifah. Sejarah menyebutkan keberhasilan masa kekhilafahan dalam membawa umat menuju abad keemasan. 

The Golden Age of Islam, disebut terjadi pada abad ke-7 sampai ke-13 M. Daulah Abbasiyah di Baghdad dan dan Daulah Ummayah di Cordova, Andalusia/Spanyol, mempresentasikan kemajuan sains, kebudayaan dan peradaban yang luar biasa. 

Gambaran pada masa itu adalah terwujudnya kesejahteraan rakyat yang parameternya berupa tercukupinya kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang, dan papan bagi rakyatnya. Tingkat kejahatan dan kriminalitas rendah karena adanya hukum yang bersifat zawajir (menimbulkan efek jera) dan jawabir (menghapus dosa). Daulah pun tak segan mengirimkan bala bantuan ke negara-negara yang membutuhkan.

Inilah bukti dari diterapkannya syariat Islam secara menyeluruh. Umat senantiasa berada dalam kondisi ketaatan yang tersistem. Terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Dan janji Allah akan menurunkan rahmatNya saat penduduk suatu negeri selalu berada dalam ketaatan. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

"Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Al-A’raf: 96)

Yakin masih mau mempertahankan sistem yang ada? Wallahualam bissawab.