Harga Telur Melejit, Bikin Emak-Emak Menjerit

Daftar Isi


Berkaitan dengan distribusi, ternyata didapati fenomena baru proses distribusi telur dilakukan tidak sesuai kebiasaan. Biasanya telur ayam yang didistribusikan ke pasar, namun saat ini teryata banyak pihak yang mendistribusikan atau memenuhi permintaan di luar pasar. Beberapa lembaga atau instansi sering meminta pengiriman telur di luar pasar


Tentu hal ini mengganggu arus pasok di pasar, akhirnya menyebabkan harga telur terus melejit


Oleh Yani Ummu Qutuz

Pegiat Literasi dan Member AMK


Siddiq-News.com - Telur adalah bahan pangan praktis yang kaya protein hewani, murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Telur biasa tersedia untuk segala suasana. Pagi-pagi, sarapan praktis dengan telur. Siang belum sempat masak, ceplok telur. Malam kehabisan makanan, dadar telur. Benar-benar membantu kegelisahan emak dalam menyajikan lauk untuk nasi. Namun kini harga telur melejit, pastinya membuat emak-emak menjerit. Biasanya stok telur itu selalu ada, kini terpaksa emak mengurangi anggaran untuk membeli telur.


Beberapa hari terakhir ini harga telur terus merangkak naik. Dikutip dari Kompas[dot]com, 18/5/2023, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPPIKAPPI) Reynaldi Sarijowan, mencatat harga telur, per Kamis (18/5/2023) di Jabodetabek pada kisaran Rp31.000-34.000 per kilogram. Bahkan di wilayah luar pulau Jawa juga di wilayah timur Indonesia mencapai Rp38.000 bahkan lebih dari Rp40.000 per kilogram. 


Reynaldi menuturkan, ada dua hal penyebab naiknya harga telur belakangan ini, yaitu faktor produksi dan proses distribusi. Pada faktor produksi, harga pakan yang tinggi turut mempengaruhi naiknya harga telur. Pada proses distribusi, terjadi ketidaksesuaian distribusi.


Menyoal kelangkaan bahan baku, ada wacana untuk melakukan impor bahan baku pakan ternak, seperti jagung. Namun, apakah dengan impor bahan baku pakan menjadi solusi untuk menekan harga telur? Untuk pemenuhan sesaat, bisa saja impor. Tapi untuk berkelanjutan tentu akan merugikan banyak pihak, baik peternak ayam petelur maupun pertanian jagung nasional. Lagi pula masa sih negeri agraris seperti Indonesia, untuk jagung pakan ternak saja harus impor? Di mana peran negara dalam hal ini penguasa dalam mengelola pertanian dan peternakan sebagai pihak yang bertanggungjawab mengurus rakyat?


Di samping itu, korporasi raksasa selaku produsen pakan ternak, dengan modal besar yang dimilikinya mampu menguasai pasar. Mereka tak tanggung-tanggung menguasai sektor produksi dari hulu hingga hilir. Hal ini tentu akan menghancurkan para peternak lokal/kecil yang modalnya tidak sebanding dengan para pengusaha besar. Para pengusaha besar ini biasanya sudah memegang lisensi impor bahan baku, maka hal yang mustahil jika impor dihentikan.


Berkaitan dengan distribusi, ternyata didapati fenomena baru proses distribusi telur dilakukan tidak sesuai kebiasaan. Biasanya telur ayam yang didistribusikan ke pasar, namun saat ini teryata banyak pihak yang mendistribusikan atau memenuhi permintaan di luar pasar. Beberapa lembaga atau instansi sering meminta pengiriman telur di luar pasar. Tentu hal ini mengganggu arus pasok di pasar, akhirnya menyebabkan harga telur terus melejit.


Beginilah jika pengelolaan pangan dalam kendali sistem kapitalisme. Lonjakan harga pangan akan terus terjadi. Padahal pangan adalah kebutuhan primer yang harus diutamakan, karena terkait hajat hidup manusia. Jika tidak terpenuhi maka akan menghantarkan pada kematian. 


Islam sebagai agama yang sempurna, memberikan solusi tuntas bagi berbagai masalah kehidupan manusia, termasuk pemenuhan pangan. Sistem Islam (Khilafah) akan memenuhi hak warganya apalagi berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan primer seperti pangan. Jika persoalan harga telur penyebabnya adalah bahan baku pakan ternak yang masih impor juga permasalahan distribusi di tengah masyarakat. Maka Khilafah akan berperan penuh untuk mengendalikan harga telur sekaligus menjamin distribusi dengan mengutamakan kebutuhan di kalangan masyarakat. 


Khilafah dengan serius mengelola pertanian jagung karena sebagai bahan baku pakan ternak ayam. Fasilitas gratis, lengkap, dan modern akan diberikan pada peternak ayam petelur. Pengawasan terhadap perdagangan pakan dan obat-obatan ternak pun dilakukan agar peternak tidak perlu membayar mahal, bahkan bisa gratis untuk pemenuhan gizi dan menyehatkan ternaknya. Khilafah akan menutup rapat celah monopoli oleh korporasi sehingga tidak ada peluang terjadi kelangkaan telur di pasaran. 


Begitu pentingnya peran Khilafah untuk menjaga ketahanan dan memenuhi pangan sebagai kebutuhan primer individu rakyat. Sehingga tidak akan terjadi kelangkaan pangan seperti telur yang harganya bikin babak belur. Wallahualam bissawab.