Mekanisme Terbaik Mencegah Stunting Skala Negara

Daftar Isi


Islam memandang kesejahteraan adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan rakyatnya

Islam juga telah menggariskan khalifah atau kepala negara yang akan menjadi penanggung jawab atas urusan rakyatnya dengan penerapan aturan Islam kaffah


Penulis Lailatul Hidayah

Pegiat Literasi 


Siddiq-news.com, OPINI -- Hari gizi nasional ke-64 diperingati setiap tanggal 25 januari 2024. Peringatan tahun ini lebih menekankan akan pentingnya konsumsi protein hewani untuk mencegah stunting. Hari gizi Nasional diperingati dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia dalam mengatasi gizi di tanah air. Tema yang diusung oleh Kemenkes pada peringatan ini yaitu, “MPASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting” dengan slogan “MP-ASI berkualitas untuk generasi emas”. Untuk peringatan hari gizi nasional tahun 2024. Tema dan slogan tersebut dipilih karena masalah stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia. (CNNIndonesia, 25/01/2024) 

 

Stunting menurut WHO 2015 yaitu gangguan tumbuh kembang anak akibat kurang gizi kronis dan infeksi berulang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar. Salah satu upaya pencegahan stunting yang digalakkan pemerintah adalah memenuhi asupan protein hewani seperti ikan, ayam, daging dan telur. Ikatan dokter anak Indonesia (IDAI) dalam memperingati Hari Gizi Nasional 2024 mengingatkan bahwa menjaga keamanan pangan untuk anak turut berkontribusi dalam mencegah stunting. Menurut IDAI keamanan pangan menjadi faktor resiko stunting karena makanan yang tercemar bisa menyebabkan anak sakit. Salah satu yang umum adalah diare. 

 

Sebagaimana diketahui, secara global, berdasarkan data UNICEF dan WHO pada tahun 2022, angka stunting di Indonesia menempati urutan tertinggi ke-27 dari 154 Negara yang memiliki data stunting serta berada diurutan ke-5 diantara Negara-negara di Asia. Tingginya angka stunting di Negeri ini tentu tidak dapat dilepaskan dari kesejahteraan yang belum terwujud secara menyeluruh sebab anak menderita stunting banyak ditemukan pada keluarga miskin dan kurang literasi terkait gizi anak. Kemiskinan mencerminkan sulitnya masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Jika hal ini terjadi tentu saja akan berdampak pada pemenuhan gizi anak, disadari atau tidak kemiskinan juga merupakan masalah yang serius di Negri ini, maka masalah kemiskinan yang menyebabkan adanya stunting merupakan masalah yang bersifat sistemik, tidak cukup diselesaikan hanya dengan solusi yang bersifat parsial seperti bantuan dana sosial pada keluarga miskin saja. Maka untuk menyolusinya butuh mengetahui terlebih dahulu akar masalah dari kemiskinan yang mengakibatkan munculnya berbagai problem salah satunya adalah stunting

 

Akar Masalah Stunting


Akar masalah dari kemiskinan atau minimnya kesejahteraan yaitu karena diterapkannya sistem kapitalisme. Sistem Kapitalisme memiliki berbagai pengaturan dalam kehidupan salah satunya dalam aspek ekonomi yang bisa disebut sistem ekonomi kapitalisme. Sistem ekonomi kapitalisme mengakui kebebasan kepemilikan, alhasil liberalisasi sumberdaya alam legal termasuk yang berkaitan dengan hajat hidup manusia, hutan, batu bara, tambang mineral, diserahkan pengelolaannya kepada pihak swasta pemilik modal, rakyatpun harus memenuhi kebutuhannya dengan biaya tinggi sebab liberalisasi ini menjadikan bahan pangan mahal. Listrik air dan BBM juga mahal. Sementara Nega benar-benar mendudukkan diri sebagai regulator saja yang memberi karpet merah bagi korporasi memprivatisasi kekayaan alam negeri ini, termasuk memprivatisasi pelayanan kesehatan dan pendidikan. Oleh karena itu program peningkatan gizi anak dalam rangka pencegahan stunting tidak akan pernah memberikan hasil yang signifikan selama sistem kapitalisme masih diterapkan di negeri ini. Pencegahan stunting oleh negara hanya menjadi slogan. Sebab sistem kapitalisme gagal mengentaskan kemiskinan masyarakat, sebaliknya sistem ini meniscayakan terciptanya kemiskinan dalam sebuah negara. 

 

Pengaturan Islam dalam Menuntaskan Masalah Stunting


Maka perlu adanya sistem ekonomi yang akan menjadi alternatif menyelesaikan problem stunting. Sistem yang dimaksud adalah sistem yang menjamin terwujudnya kesejahteraan, salah satunya yaitu memenuhi kebutuhan pangan begizi bagi seluruh rakyatnya tanpa terkecuali. Sistem ini adalah sistem ekonomi Islam yang terwujud di bawah institusi Khilafah Islam.


Islam memandang kesejahteraan adalah terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan rakyatnya. Islam juga telah menggariskan khalifah atau kepala negara yang akan menjadi penanggung jawab atas urusan rakyatnya dengan penerapan aturan Islam kaffah. Beberapa bentuk kebijakan dalam khilafah yang menjamin kesejahteraan individu per individu antara lain:


Pertama, khilafah menetapkan bahwa setiap muslim laki-laki khususnya kepala rumah tangga memiliki tanggung jawab untuk bekerja guna memberikan nafkah baginya maupun keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini didukung adanya lapangan pekerjaan yang memadai yang disediakan oleh negara.


Kedua, ketika masih ada kemiskinan Islam wajibkan negara untuk menyantuni orang miskin dan juga mendorong kaum Muslim yang kaya untuk menolong mereka dalam mengentaskan kemiskinan, adapula kewajiban zakat bagi orang kaya untuk delapan asnaf yang terdiri atas fakir, miskin, amil, mualaf, budak, gharim, fi sabilillah dan ibnu sabil yang didistribusikan dengan baik oleh negara, sehingga tepat sasaran pada rakyat yang benar-benar membutuhkan. Dengan begitu masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhan pangannya dengan gizi terbaik yang akan mencegah masalah anak stunting, apalagi dalam sistem Islam, harga pangan terjangkau oleh masyarakat sebab produksi hingga distribusinya dikontrol langsung oleh negara, bukan korporasi.


Ketiga, Melalui penerapan sistem ekonomi Islam. Khilafah mengelola kekayaan alam sebagai kepemilikan umum yang dimiliki oleh seluruh rakyat seperti barang tambang, hutam, laut, sungai, danau, dan lain-lain. Hasil pengelolaannya dikembalikan sepenuhnya kepada rakyat untuk kesejahteraan mereka. Negara tidak akan menyerahkan pengelolaan kepada pihak swasta sebagaimana dalam sistem kapitalisme, semua harus dikelola oleh negara di atas prinsip pelayanan, bukan bisnis dengan pembiayaan dan pengelolaan langsung dari negara. Sehingga setiap orang akan mudah mengakses pelayanan kesehatan gratis dan berkualitas serta bisa mengakses pelayanan pendidikan gratis, hal ini pula yang menjadikan para orang tua khususnya ibu memiliki pengetahuan yang baik dalam memenuhi gizi anak bahkan sejak dalam kandungan. Jika anak mengalami sakit atau pertumbuhan tidak normal mereka juga bisa mengakses pelayanan rumah sakit dengan gratis.


Inilah mekanisme terbaik yang mampu mencegah stunting dalam sebuah negara yang diterapkan sistem Islam di dalamnya. Stunting  akan benar-benar dianggap sebagai masalah yang serius. Penguasa dalam sistem Islam merupakan pelayan bagi rakyatnya, sehingga penguasa memiliki tugas sebagai periayah yang mendahulukan urusan rakyat daripada dirinya. Mekanisme Islam ini hanya akan terwujud dalam khilafah Islam. Wallahualam bissawab. []