Kasus DBD Makin Masif, Bagaimana Solusi Komprehensif?

Daftar Isi

Penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan oleh Negara telah dipandang sebagai bentuk pencegahan

Padahal melaksanakan program terpadu, tak cukup hanya dengan penyuluhan dan sosialisasi terhadap masyarakat

 

Penulis Lailatul Hidayah

Pegiat Literasi 

 

Siddiq-news.com OPINI -- Diketahui bahwa sepanjang tahun 2024 kasus Demam Berdarah Dengue meningkat dari tahun sebelumnya, mengutip dari situs Alodokter-DBD disebabkan oleh virus Dengue. Seseorang bisa terjangkit demam berdarah jika digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes albopictus yang telah terinfeksi Virus Degue terlebih dahulu, nyamuk ini biasa hidup digenangan air yang tenang seperti genangan air di ban mobil, sampah plastik atau tempat minum hewan dan lain-lain. 


(CNN, 08/04/2024) Kementrian Kesehatan mencatat telah terjadi 455 kasus kematian akibat demam berdarah dengue atau DBD sampai minggu ke-14 sejak awal tahun 2024 dari total keseluruhan 60.296 kasus, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 


Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementrian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pada periode yang sama ditahun 2023 jumlah kasus DBD sebanyak 20,502 dengan 162 kasus meninggal dunia. Nadia menyebutkan, kematian akibat DBD tertinggi pada 2024 terdapat pada tiga kabupaten dan kota diantaranya kabupaten Bandung sebanyak 25 kasus kematian, Kabupaten Jepara sebanyak 21 kematian dan Kabupaten Subang sebanyak 18 kematian. Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondunuwu menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta jangan sampai terdapat genangan-genangan air yang berpotensi menjadi tempat bersarangnya nyamuk dengue, bila ada sebaiknya segera dikuras, dikeringkan atau ditutup, kata dia. 


(CNN, 28/02/2024) Dokter Spesialis penyakit dalam sekaligus pengurus PB ikatan Dokter Indonesia (IDI), Soroy Lardo, mengatakan terdapat dua faktor yang bisa menyebabkan kasus DBD meningkat, yakni faktor hulu dan hilir. “Bagaimana kita melihat parameter prediksi itu dua hal, yaitu aspek hulu mencakup perubahan cuaca, hidup sehat dan lingkungan bersih, sedangkan aspek hilir berkaitan dengan keadaan dan sistem daya tahan tubuh atau imunitas. Lalu Soroy mengimbau masyarakat untuk selalu mengkonsumsi makan yang bergizi dan menjaga daya tahan tubuh tetap sehat.  


Setelah mengetahui mekanisme penularan DBD pada tubuh manusia, maka perlu dilakukan pencegahan-pencegahan agar tidak menggejala di masyarakat. Adapun upaya yang paling efektif untuk pengendalian penyakit DBD yaitu dengan melakukan pemutusan rantai penularan melalui gerakan PSN-DBD tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan KLB (Kejadian Luar Biasa) serta penatalaksanaan kasus, selain itu juga dibutuhkan lingkungan bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat oleh masyarakat. 

 

Upaya Pemerintah dalam sistem kapitalisme-sekuler

 

Semua ini membutuhkan langkah terpadu atau komprehensif yang didukung oleh masyarakat dan Negara yang seharusnya berada digarda terdepan dalam menjamin kesehatan dan keselamatan individu rakyat. Namun di pijakan sistem kapitalisme-sekuler tidak ada jaminan kesehatan bagi setiap individu rakyat, hal ini tampak dari komersialisasi bidang kesehatan yang membebani masyarakat.


Adanya mekanisme BPJS tidak dapat disebut sebagai jaminan kesehatan sebab rakyat tetap harus mebayar premi tiap bulan, pelayanannya juga didapat dengan prosedur yang rumit, jika jaminan kesehatan bagi yang sakit saja tidak ada terlebih jaminan terwujudnya ruang hidup kondusif untuk peningkatan kesehatan bagi setiap individu rakyat sekaligus sebagai faktor pencegah teridap berbagai penyakit. Penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan oleh Negara telah dipandang sebagai bentuk pencegahan, padahal melaksanakan program terpadu, tak cukup hanya dengan penyuluhan dan sosialisasi terhadap masyarakat. Namun harus ada langkah kongkret dari Negara untuk mencegah penyakit menular seperti DBD, hal ini juga tentu membutuhkan dukungan ekonomi, untuk mendapatkan tempat tinggal dan lingkungan yang ideal serta tercukupinya gizi seimbang untuk meningkatkan imunitas dalam tubuh individu masayarakat.


Sementara saat ini masyarakat dihadapkan pada banyak permasalahan dan kesulitan ekonomi akibat penerapan sistem kapitalisme. Bagaimana mungkin bisa hidup dengan lingkungan yang sehat jika memiliki rumah ideal dan asri saja tidak sanggup mereka gapai? Bahkan tak sedikit dari masayarakat berada pada kondisi homeles. 


Tata ruang perkotaan hingga pedesaan yang tidak memperhatikan lingkungan dan kesehatan masyarakat, serta kemiskinan melanda puluhan juta masyarakat negri ini, juga tidak adanya daya tahan tubuh yang kuat untuk mencegah penularan penyakit seperti DBD, sebab tidak ada jaminan terpenuhinya kebutuhan pokok berupa pangan yang layak dan bergizi bagi masyarakat, oleh karena itu telah sangat jelas bahwa kegagalan mencegah penularan DBD di Negri ini bersifat sistemis. Yakni dijadikannya sistem kapitalisme-sekuler sebagai pijakan bernegara.

 

Solusi komprehensif dalam sistem Islam

 

Persoalan penyakit menular lainnya sejatinya akan tuntas melalui penerapan aturan Islam dalam segala aspeknya. Kesehatan dalam pandangan Islam adalah kebutuhan mendasar yang merupakan hak setiap individu rakyat dan wajib bagi Negara untuk memenuhinya. 


Khalifah adalah pihak yang bertanggungjawab langsung dan sepenuhnya terhadap kelestarian rakyatnya, apalagi  kekuasaan dalam Islam dipahami sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan kelak diakhirat, kehadiran politik kesehatan dalam Islam yang dijalankan khilafah meniscayakan uapaya promotif-preventif bagi terawatnya kesehatan setiap individu rakyat sepanjang hayatnya. 


Khilafah akan memastikan masyarakat memilih tempat tinggal yang layak dengan tata ruang kota yang rapi, bersih dan sesuai dengan tataruang perkotaan yang ideal, selain itu Negara akan melakukan edukasi yang mendorong masyarakat menerapkan pola hidup sehat. Semua itu tentu didukung oleh pendidikan Islam yang membentuk kepribadian Islam masyarakat, sehingga dorongan untuk hidup sehat bukan hanya agar terhindar dari berbagai penyakit, tatapi dorongan ruhiyah, dalam menangani kasus DBD, Negara akan meningkatkan peran keluarga untuk melakukan pemantauan, pemeriksaan dan pemberantasan jentik nyamuk dengan konsep jumantik rumah tangga. Sehingga setiap keluarga mendapat perlindungan secara menyeluruh dari Negara tanpa terkecuali. 


Negara pun memastikan rakyatnya memiliki kesadaran akan adanya pencegahan yang dapat dipahami sejak dini oleh masyarakat. Negara akan dengan serius membentuk sistem yang kuat untuk mengantisipasi kegiatan ini. Pada saat yang sama sistem kesehatan Islam yang kuat dan tangguh. Termasuk dalam hal upaya kuratif yaitu berupa pembiayaan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan memadai hingga pelosok negri mejadikan setiap warga bisa mengakses dengan gratis, alhasil terwujud kesiapan rumah sakit untuk menangani penderita yang membutuhkan rawat inap dan Negara akan memberikan pelayanan terbaik, tanpa membedakan latar belakang pasien yang dirawat. 


Inilah Negara khilafah yang hadir untuk melayani kepentingan kesehatan masayarakat secara komprehensif dengan melakukan edukasi dengan tetap melakukan upaya konkret seperti yang dijelaskan diatas dengan mutu pelayanan terbaik. Wallahualam bissawab. []