Gen Z dan Label Pengangguran

Daftar Isi

Maka negara tidak boleh abai terhadap 10 juta gen Z yang luntang-lantung nasibnya

Negara harus peduli dan turun tangan


Penulis Reka Nurul Purnama, S. Pd.

Aktivis Muslimah 


Siddiq-news.com, OPINI -- Gen Z menjadi perhatian semua mata, pasalnya gen Z menjadi penyumbang pengangguran terbanyak. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, bicara mengenai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat ada 9,9 juta penduduk Indonesia yang tergolong usia muda atau Gen Z belum memiliki pekerjaan. Angka tersebut didominasi oleh penduduk yang berusia 18 hingga 24 tahun. (Kumparan)


Mereka yang hampir 10 juta jiwa itu, tidak sekolah, tidak bekerja dan tidak mengikuti training. Lalu mengapa semua ini bisa terjadi? Padahal gen Z sedang berada di masa yang sangat produktif dan memiliki tenaga prima.


Beberapa faktor yang membuat gen Z belum memiliki pekerjaan adalah tidak adanya lapangan pekerjaan bagi mereka. Hari ini kita temui kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan bagi laki-laki tidak bisa terelakan lagi. Banyaknya UMKM yang bermunculan setelah pandemi menjadi bukti sulitnya mencari pekerjaan, ditambah dengan gelombang tsunami PHK yang terus berkelanjutan. 


Meskipun pemerintah menjawab bahwa yang menjadi penyebab utamanya karena kurang sinkronnya pendidikan dan permintaan tenaga kerja. Belum lagi, Indonesia akan mendapat bonus demografi pada 2045 dan hal ini tentu menjadi tantangan bagi pemerintah.


Bonus demografi tentu bukan masalah, ketika pemerintah bisa mempersiapkannya dengan baik, yang menjadi masalah adalah pemerintah kebingungan dan kalang kabut terhadap solusi sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi kaum muda terutama gen Z. Sebetulnya solusinya sudah ada di depan mata kita, yakni Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah, yang menjadi masalah adalah, kekayaan alam Indonesia sudah diprivatisasi oleh pribadi dan swasta asing. Misalnya PT Freeport adalah pertambangan emas yang tidak pernah habis kekayaannya, sayangnya perusahaan tersebut bukan milik Indonesia tapi sudah dikontrak oleh Amerika yang tidak tahu sampai kapan berakhir kontraknya, yang jelas swasta asing pasti akan berkelit untuk menguasai SDA Indonesia termasuk tambang emas. Sejengkal tanah mana di Indonesia yang tidak menghasilkan kemakmuran, Indonesia diciptakan Sang Pencipta ketika Tuhan sedang tersenyum, saking melimpahnya kekayaan alam Indonesia. 


Permasalahannya adalah kekayaan alam kita sudah diprivatisasi individu dan juga swasta asing, sehingga rakyat hanya gigit jari. Misalnya di Papua, krisis pangan dan kelaparan terus terjadi, meskipun sebenarnya mereka punya emas di bawah tanah rumah mereka. Penerapan aturan yang keliru dalam pengelolaan sumber daya alam adalah kunci kekacauan negeri ini. Semua itu terjadi karena sistem yang diterapkan saat ini adalah sistem kapitalis. Di mana sistem ini membolehkan privatisasi pada sumber daya alam. 


Andaikan saja negeri kita diatur oleh aturan Islam yang mengharamkan privatisasi ladang, api dan air oleh individu atau swasta asing yang tercantum dalam sebuah hadis, dan sumber daya alam Indonesia dikelola oleh pemerintah, lalu keuntungannya sebanyak-banyaknya adalah untuk kemaslahatan rakyat. Maka lapangan kerja yang ditengarai susah, tidak akan terjadi, ditambah hasil pengelolaan negara terhadap kekayaan alam untuk kehidupan rakyat, maka rakyat mana yang akan kelaparan dan rakyat mana yang akan menderita apabila sistemnya seperti di atas. Penderitaan gen Z perlulah dievaluasi lagi, ditelaah lagi. Kalaulah memang mereka generasi yang segalanya ingin cepat dan instan tanpa proses, maka mindset yang salah ini juga tanggung jawab bersama termasuk negara. Sudahlah mindset di tengah-tengah gen Z salah, ditambah dibiarkan dan dipersulit dengan sempitnya lapangan kerja yang menambah runyam permasalahan. 


Maka negara tidak boleh abai terhadap 10 juta gen Z yang luntang-lantung nasibnya. Negara harus peduli dan turun tangan. Kalaulah mengambil sumber daya alam yang sudah dikuasai asing itu sulit, maka perlu dievaluasi lagi, jangan-jangan saat ini kita berada di sistem yang aturannya memang keliru karena bersumber dari akal manusia bukan bersumber dari Tuhan pencipta manusia. Maka dari itu Islam memiliki konsep unik dan cerdik dalam mengentaskan masalah pengangguran kaum muda. Kuncinya adalah kita harus mau menerima dan menerapkan Islam bukan hanya dalam aspek individu saja tetapi jauh lebih besar cakupannya yaitu menjadikan Islam sebagai landasan dalam bernegara. Wallahualam bissawab. []