Kapitalisme Penyebab PHK Masal

Daftar Isi


Siddiq-News.com - Pada dasarnya sebuah pekerjaan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan, tidak hanya individu, masyarakat bahkan negara juga. Karena tanpa adanya pekerjaan bagi setiap orang yang sudah mampu akan berakibat tidak dapat terpenuhinya kebutuhan lainnya.


Kebutuhan yang dimaksud yakni sandang, pangan, papan dan sebagainya. Beberapa kebutuhan tersebut tidak dapat dimungkiri keberadaannya karena semuanya bagian dari kebutuhan jasmani seseorang. Jika tidak terpenuhi maka akan menyebabkan kematian kemudian jumlah penduduk akan semakin berkurang.


Namun pada sistem saat ini tidak ada yang bisa diharapkan, bahkan untuk mendapatkan pekerjaan terlebih lagi pekerjaan tetap. Dimana setiap individu yang memiliki pekerjaan dalam setiap perusahaan sudah pasti ada konsekuensi di-PHK. Sebagaimana yang penulis kutip dari beritasatu.com (11/11/22) bahwa PT. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.000 karyawannya. Langkah ini bertujuan untuk efisiensi perusahaan, serta memperbaiki kinerja keuangan. Dalam keputusan untuk PHK sendiri akan terlaksana dalam beberapa minggu yang akan mendatang.


Tidak hanya dalam perusahaan di atas, ternyata banyak juga perusahaan lain yang memutuskan untuk mengambil langkah PHK yakni Meta, Google juga aplikasi yang lainnya. Persoalan ini memberi pukulan yang mematikan terhadap kehidupan ribuan karyawan. Pasalnya jika terlaksana akan menyebabkan angka pengangguran semakin melonjak dilanjut dengan tingkat pendapatan negara pun akan semakin menurun bahkan mengalami resesi.


Sungguh ironi, dalam masalah seperti ini, peran negara tidak terlihat dalam menyelesaikannya. Tidak mengherankan sebenarnya, karena negara ini menggunakan sistem kapitalisme yang berasas pada sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) yang mengarah kepada pemisahan agama dari negara.


Sistem kapitalisme menjadikan setiap individunya hanya berorientasi pada dunia kerja yang bertujuan meraup keuntungan yang sangat banyak. Sistem ini menghalalkan segala cara untuk meraih kepuasan semata sehingga tidak memedulikan hajat hidup orang lain. Bahkan yang lebih parahnya lagi, jika individu itu sudah tidak memberikan keuntungan maka akan dengan mudah diberhentikan, dengan alasan perbaikan keuangan.


Sehingga tidak mengherankan jika akan ada banyak sekali karyawan yang di-PHK karena khawatir keuntungan yang didapatkan menurun bahkan sahamnya anjlok. Maka langkah pemutusan hubungan kerja ini diambil tanpa ragu oleh para pemilik kapital (pemodal) dan investor. Namun, di satu sisi, negara ini malahan membiarkan para pekerja asing untuk masuk dengan mudah bahkan mendapatkan pekerjaan. Sedangkan warga negaranya sendiri malah di-PHK.


Oleh sebeb itu, hidup dalam sistem ini bukan hanya sulit mendapatkan pekerjaan tapi juga pendidikan susah digapai. Melihat bagaimana mahalnya pendidikan mengakibatkan banyak generasi bangsa yang harus putus sekolah dikarenakan kesulitan biaya. Hal ini seharusnya menjadi fokus negara untuk memberikan pendidikan yang layak serta gratis bagi semua masyarakat sehingga akan melahirkan generasi yang dapat memajukan bangsa terkhusus melahirkan generasi yang berkepribadian Islam. Itu karena generasi inilah yang akan membawa peradaban Islam kembali menjadi peradaban yang gemilang.


Namun amat disayangkan, peradaban ini sangat sulit terwujud dikarenakan kebanyakan negeri terkungkung oleh sistem buatan manusia yakni sistem kapitalisme yang menjauhkan individu dari agamanya bahkan memisahkan kehidupannya secara totalitas. Sehingga umat tidak mengenal Islam sebagai ideologi melainkan agama peribadahan semata.


Jika hal tersebut terus dibiarkan, maka para generasi akan rusak disebabkan keluarga dan lingkungan sudah tidak memiliki penjaga yang kuat yakni negara. Sebagaimana negara saat ini memanfaatkan rakyaknya untuk dihisap darahnya hanya untuk meraih keuntungan yang besar, sehingga tidak ada kesejahteraan bagi setiap individu di negeri ini.


Bertolak belakang dari sistem kapitalisme, sistem Islam justru melakukan yang sebaliknya. Dimana Khilafah yang menggunakan sistem Islam secara totalitas, memandang setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama. Yakni  pendidikan yang maksimal, pekerjaan yang mencukupi kehidupan setiap keluarga, fasilitas-fasilitas umum seperti pembangunan infrastruktur semisal perbaikan jalan, pembangunan berbagai industri untuk mengelola kekayaan alam yang akan didistribusikan kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan.


Tidak hanya itu, Khilafah juga menyediakan berbagai kebutuhan yang berdampak pada aktivitas warga negaranya sehingga tidak akan ada pengangguran apalagi mereka yang bekerja lantas di-PHK. Karena Khilafah menjadikan setiap keputusan yang dilegalisasikan haruslah berdasarkan kemaslahatan umat, bukannya kemaslahatan para pemilik kekuasaan atau korporasi.


Sehingga persoalan mengenai PHK, pengangguran tidak akan terjadi jika landasan yang diadopsi oleh negara adalah Islam. Kemudian umat akan sejahtera baik jasmani maupun rohani. Maksudanya Khilafah akan menjamin ketakwaan setiap individunya kemudian menjamin kebutuhan setiap warga negaranya baik kaum muslimin maupun orang-orang kafir zimmi (kafir yang dilindungi harta dan jiwa raganya karena tunduk terhadap kekuasaan Islam). 


Wallahu a'lam bi ash-shawwab.


Penulis : ST. Nurtinda Tasrif

(Aktivis Dakwah Kampus)