Pentingnya Mempelajari Ilmu Tauhid

Daftar Isi
Al-Qur'an


 _Bismillahirrahmanirroahim_ 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا عْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ 

_"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun ( berbuat syirik )."_

( An Nisa': 36 )

Dari Muaz Bin Jabal Radhiallahu 'anhu.

كُنْتُ رَدِيْفَ النَّبِيِّ صَلىَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَم عَلىَ حِمَارٍ، فَقَالَ لِيْ: يَا مُعَاذُ،أَتَدْرِي مَاحَقُّ اللَّهِ عَلىَ الْعِبَادِ وَمَا حَقُّ الْعِباَدِ عَلىَ اللَّهِ؟قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: حَقُّ اللَّهِ عَلىَ الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَ حَقُّ الْعِبَادِ عَلىَ اللَّهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، قُلْتُ: يَارَسُوْلَ اللَّهِ أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: لاَ تُبَشِّرْ هُمْ فَيَتَّكِلُوْا.


_"Aku pernah diboncengkan nabi sholallahu'alaihi wassalam di atas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku, ' Hai Muadz, tahukah kamu apa hak Allah yg wajib dipenuhi oleh para hambaNya dan apa hak para hamba yg pasti dipenuhi Allah? Aku menjawab, ' Allah dan RasulNya lebih mengetahui.' Beliau pun bersabda, ' Hak Allah yg wajib dipenuhi oleh para hambaNya ialah supaya mereka beribadah kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepadaNya.' Sedangkan hak para hamba yg pasti dipenuhi Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yg tidak berbuat syirik sedikit pun kepadaNya. ' Aku bertanya, ' Ya rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang? ' Beliau menjawab, ' Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri '."_ (Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka).


Dari hadits di atas dapat kita pahami bahwa ilmu Tauhid sangat penting kita pelajari.

Agar kita bertauhid dengan benar, dengan bertauhid yang benar kita akan selamat dari neraka Allah _subhanahuwata'ala_ dan dimasukkan kita ke dalam surgaNya.

Jangan sampai kita rajin ibadah ternyata secara tidak kita ketahui (Tidak ada ilmu) kita juga berbuat syirik pada Allah.  dengan belajar ilmu tauhid lah kita tau sesuatu perbuatan itu syirik atau tidak. 

Disamping kita juga mempelajari Ilmu Fiqih serta ilmu-ilmu lainnya.

Ajaran semua Nabi dan Rasul adalah mengajak kepada Tauhid penyembahan hanya pada Allah saja, Tuhan yang maha esa.

Segala yang terjadi dan yang akan terjadi pada kita itu qadha dan qadar Allah _Subhanahuwata'ala_ . tidak ada yang dapat mendatangkan manfaat dan mudarat kecuali hanya Allah semata.

Pernah Ibnu Umar berkata, "Demi Allah yang jiwa Ibnu Umar berada di TanganNya! seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud, lalu dia infaqkan di jalan Allah, tidak akan diterima oleh Allah sebelum ia beriman kepada qadar." kemudian Ibnu Umar berdalil dengan sabda Nabi _Sholallahu'alaihi wassalam,_ 


اَلْإِيْماَنُ أَنْ تُؤْمِنَ باِ اللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ باِلْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ.

"Iman yaitu: Hendaklah kalian beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,rasul-rasulNya,Hari Akhir dan beriman pada qadar baik dan buruk." (Hadits riwayat Muslim).

Kalau kita sudah meyakini Allah satu-satunya tuhan kita, maka kita tidak boleh beranggapan bahaya atau keselamatan dari ini dan dari itu atau karena benda ini atau karena benda itu. 

Menganggap suatu benda dapat mendatangkan keselamatan atau kemudaratan. atau beramal bukan karena Allah. ini adalah beberapa contoh kesyirikan. hal-hal semacam ini harus kita jauhi. 

Orang yang bertauhid dengan benar, akan mengatakan bahwa apapun yang terjadi, bahaya atau keselamatan itu datang dari Allah tuhan semesta alam.

Bila ditanya hati kecil kita masing-masing, apakah kita mau masuk Surga? pasti kita akan menjawab, 'mau. 


Maka dari itu Penulis mengajak  pada diri penulis dan kita semua untuk belajar ilmu tauhid agar kita jauh dari kesyirikan.


Silahkan kita pelajari Ilmu Tauhid itu dari guru-guru, kitab-kitab ulama manapun, yang penting sesuai dengan Alquran dan Sunnah Rasulullahi Sholallahu'alaihi Wasssalam.

_Baarakallahufiinaa_

(Febrino Abu Syifa)