Racun Investasi Pinjol dalam Dunia Pendidikan

Daftar Isi


SIDDIQ-NEWS -- Maraknya korban pinjol yang menimpa sebagian mahasiswa IPB sungguh menampakkan betapa mirisnya generasi era now. Mahasiswa yang semestinya berpikiran cemerlang, kini telah terkontaminasi dengan arus riba. Dimana mereka ingin mendapatkan kekayaan materi dalam waktu sekejap.


Maraknya pinjaman online membuat kehidupan pemuda telah teracuni. Semestinya mereka adalah sebagai aset bangsa yang akan melanjutkan perubahan dunia. Generasi yang seharusnya menjadi para intelektual garda terdepan untuk membawa kemajuan bangsa. Namun pada kenyataannya telah ternodai dengan bujukan kekayaan materi di dunia maya.


Mereka tergiur dengan iming-iming praktis untuk mendapatkan berlipat gandanya cuan. Mereka rela cuti kuliah demi mendapatkan keuntungan pinjol yang ditawarkan. Uang kuliah yang semestinya untuk membiayai pendidikan mereka, dialihkan demi mendapatkan keuntungan yang berlipat dengan ikut dalam investasi pinjol.


Sungguh miris alur pemikiran pemuda masa kini. Mereka tidak memikirkan bagaimana orang tuanya telah bersusah payah demi menyekolahkan anak-anaknya di tempat yang terbaik. Kenyataanya uang kuliah yang sudah diberikan, justru disalahgunakan untuk ikut dalam berinvestasi pinjol.


Dikutip dari detik.com (17/10/2022), Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI), Tongam L. Tobing menjelaskan, banyaknya kasus penipuan yang diduga menimpa ratusan mahasiswa IPB terjerat pinjol merupakan modus baru. Kasus berkedok kerja sama toko online dengan penjualan barang fiktif. "Modus penipuan gaya baru, yang melakukan penipuan berkedok toko online dengan penjualan barang fiktif yang ternyata para korban sepakat bahwa barang yang dibeli sudah sampai padahal tidak ada barangnya," ujarnya.


Dunia semakin dihebohkan dengan kasus tipu-tipu. Investasi online yang menimpa para mahasiswa IPB, juga telah menjamur di masyarakat secara luas. Pembelian barang secara online ternyata tidak sesuai dengan pemesanan barang yang dimaksud. Pengusaha online dengan kasus tipu-tipunya merasa telah sukses dan berhasil menumpuk kekayaan secara cepat. 


Mereka tidak memedulikan lagi tentang halal haram. Semua diterjang demi mendapatkan cuan yang berlimpah. Dalam hidupnya yang menjadi fokus adalah mendapatkan kekayaan dengan segala macam cara.


Inilah potret buram dari penerapan sistem Sekularisme Kapitalisme. Segala usaha sah-sah saja meski itu dilakukan dengan cara-cara yang curang, atau merugikan banyak orang dengan menipu dan janji manis. Yang terpenting dalam hidupnya bergelimang harta dan kesenangan. Pengusaha online dengan langkah tipu-tipunya merasa puas dan bangga meski merugikan banyak orang.


Inilah kenyataan yang ada akibat dari ditinggalkannya aturan Allah dalam mengatur kehidupan. Tidak adanya kontrol dalam berbuat dan berperilaku mengakibatkan pemuda mudah terbawa arus yang menyesatkan.


IPB adalah salah satu perguruan tinggi yang terkenal dan favorit bagi para calon mahasiswa agar bisa kuliah di sana.

Selain itu IPB adalah salah satu PTN yang mempunyai peran penting dalam mencerdaskan generasi penerus. Bahkan IPB University tepatnya berada di urutan 449 berdasarkan informasi yang dikeluarkan oleh  QS World University Rankings dan ditandatangani oleh Ben Sowter, Senior Vice-President, QS Quacquarelli Symond pada Juni 2022.


Sebuah capaian yang luar biasa. Namun tercoreng sudah akibat sebagian mahasiswa yang ikut terlibat dalam investasi online. Hal ini menunjukkan betapa rusaknya sistem yang dipakai saat ini. Negara tak mampu menjaga salah satu aset  terpenting dalam mendidik anak bangsa.


Sangat berbeda dengan sistem pendidikan Islam. Dimana hal utama yang menjadi fokus capaian adalah mencetak generasi yang berkepribadian Islam. Mendidik mereka agar menjadi generasi cemerlang, juga menjadikan akidah Islam sebagai dasar dalam kepribadiannya. Sehingga pola pikir dan pola sikapnya selalu dalam ketaatan terhadap syariat. 


Syariat mengamanahkan bahwa negara wajib memberikan fasilitas belajar mengajar yang nyaman. Lebih jauh juga mendorong generasi agar mempunyai keahlian yang khusus sesuai bidang yang ditekuninya. Hingga memberikan fasilitas untuk menyelenggarakan penelitian-penelitian.


Semua itu diberikan secara gratis oleh negara. Negara dalam Islam memberikan biaya pendidikan, keamanan, kesehatan dan fasilitas umum secara gratis. Negara juga sangat memperhatikan keperluan pembangunan infrastruktur, jalan raya sehingga dapat dinikmati masyarakat dengan nyaman dan aman.


Adapun negara juga menyediakan lapangan kerja untuk para kepala keluarga. Sehingga mereka mampu untuk menghidupi kebutuhan keluarganya. Sementara jika ada keluarga yang tidak mempunyai ahli waris untuk menghidupinya, maka negara akan membiayai kehidupan mereka untuk bisa layak hidup. 


Kemana negara mendapatkan seluruh biaya tersebut? Kebutuhan segala keperluan negara untuk meriayah (mengurus) warganya diambilkan dari kas baitul mal. Dimana dalam negara Islam seluruh kekayaan alam baik yang ada di dalam bumi, air dan hutan semua dikuasai oleh negara dan hasilnya dimasukkan ke kas baitul mal untuk keperluan masyarakat. Selain itu juga negara mendapatkan dari pemasukan kas dari hasil ghanimah, kharaj, fa'i dan lainnya. Pajak hanya dipungut saat kas baitul mal kosong dan itupun hanya diambil dari orang-orang yang kaya.


Hal ini terbukti, betapa Islam telah berjaya mencapai puncak kejayaan hingga 13 abad. Hancurnya kejayaan Islam justru karena diterapkan sistem yang bukan dari Allah. Terbukti bahwa Islam adalah aturan yang berasal dari Allah dan telah berhasil menguasai hampir 2/3 belahan dunia.


Bahkan pendidikan dalam Islam mampu mencetak generasi muda cemerlang. Di antaranya  Zaid bin Tsabit. Beliau adalah seorang anak yang cerdas, bertugas sebagai sekretaris pribadi Rasulullah saw.. Ia mampu menguasai Bahasa Ibrani dalam dua minggu dan menguasai Bahasa Persia dalam waktu tiga minggu.


Kemudian ada juga Ibnu Sina yang dikenal ahli dalam dunia kedokteran.


Adapun ketika berbicara kasus investasi pinjol, maka dalam Islam hukumnya adalah haram. Hal ini tertuang dalam firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an surah Al- Baqarah ayat 275,


اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ


Artinya: "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."


Maka, saatnya beralih dari sistem pendidikan sekuler kepada sistem pendidikan Islam yang telah terbukti gemilang dalam mencetak generasi muda yang berakidah Islam. Cerdas dan berakhlak al-karimah.


Wallahu a'lam bi ash-shawwab. 


Penulis : Dewi Kusuma

(Pemerhati Umat)