Kasus HIV Terus Meningkat, Adakah Solusi Tepat?

Daftar Isi



Shidiqnews.com--Negeri ini mayoritas penduduknya Muslim, sudah semestinya sebanding dengan kehidupan islami warganya. Namun, fakta justru menunjukkan sebaliknya. Sangat miris ketika data-data infeksi HIV menunjukkan angka peningkatan.


Dilansir dari siha.kemkes.go.id, Menurut data siha kemenkes laporan HIV-AIDS sampai dengan Maret 2022 sudah dilaporkan oleh 34 provinsi di Indonesia. Jumlah ODHIV yang ditemukan periode Januari sampai Maret 2022 sebanyak 10.252 orang dari 941.973 orang yang dites HIV dan sebanyak 8.784 orang mendapat pengobatan. 


Meningkatnya infeksi HIV-AIDS ini dikarenakan meningkatnya perilaku menyimpang pasangan sejenis dan seks bebas yang kini telah menjadi budaya masyarakat. Akibatnya banyak perempuan dan anak yang juga ikut tertular. Penyebab meningkatnya kasus ini ditandai dengan perilaku-perilaku yang dilarang oleh syariat Islam. Semua yang berawal dari kemaksiatan  yang tentu akan mendatangkan kemudharatan. Padahal Allah telah jelas melarang perbuatan keji tersebut agar manusia bisa hidup dengan aman dan sehat. 


Ketika negara menjalankan paham sekuler yang memisahkan aturan agama Islam dari aktivitas masyarakat dan bernegara maka dampak yang ditimbulkan justru banyak kerusakan yang terjadi. Meningkatnya kasus HIV-AIDS telah membuktikan bahwa negara yang tidak tunduk pada aturan Islam, bersiap menanggung risiko kerusakan. Terbukti ketika negara berupaya mencari solusi serta berbagai macam program yang direncanakan ataupun telah dijalankan tak kunjung menyelesaikan persoalan ini. Karena solusi yang diberikan tidak menyentuh akar persoalan. Apalagi ketika kemaksiatan berupa perilaku menyimpang berusaha untuk dilegalisasikan. Justru hal tersebut akan semakin menambah kerusakan generasi. 


Tak hanya itu, negara bahkan sampai kekurangan biaya untuk menyediakan pengobatan bagi penderitaan HIV-AIDS. Inilah bukti kegagalan sistem sekuler, bukannya masalah HIV terselesaikan justru makin merugikan. Sistem ini  benar-benar harus dicarikan pengganti sehingga mampu menyelesaikan permasalahan dengan tuntas. 


Berbeda halnya dengan sistem Islam. Islam jelas mengatur berbagai urusan masyarakat. Memisahkan mana yang haram dan halal, tidak ada samar-samar, semuanya diatur dengan jelas dan tegas. 


Islam adalah aturan yang bersumber dari Allah Swt. Sang Khalik yang menciptakan manusia dan Maha Mengetahui fitrah manusia. Allah telah menyediakan aturan yang juga pasti sesuai fitrah manusia itu sendiri. Pembangkangan manusia pada aturan Allah telah menyebabkan kebebasan berperilaku tumbuh subur, khususnya dalam naungan payung individualisme yang terjamin oleh sistem demokrasi dan kapitalisme dengan aturan sekuler yang menjadi pelumasnya. Jika mayoritas kasus HIV/AIDS disebabkan oleh perilaku seks bebas terutama pasangan pasangan sesama jenis.


Lihatlah bahwa Islam sungguh telah menyediakan aturan mengenai haramnya hubungan sesama jenis. Islam juga mengharamkan seks bebas dengan lawan jenis. Islam bahkan telah menutup pintu-pintu menuju liberalisasi seksual (zina), seperti pergaulan bebas (dengan lawan jenis maupun sejenis), bercampur baur dengan lawan jenis (ikhtilat), dan berdua-duaan antara lawan jenis tanpa disertai mahram (khalwat).


Allah Taala berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (TQS Al-Isra’ [17]: 32).


Dalam ayat lain disebutkan: “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman.” (T.QS An-Nuur [24]: 2).


 Rasulullah saw. juga bersabda, “Sesungguhnya perkara yang paling aku takuti pada umatku adalah munculnya perilaku kaum Luth.” (HR Tirmidzi).


Islam telah terbukti selama berabad-abad mampu menyelesaikan persoalan secara tuntas. Maka jika aturan Islam diterapkan, perilaku seks bebas dapat dihentikan. Kasus HIV/AIDS tidak lagi menjadi fenomena gunung es. Jelas, Islam adalah satu-satunya sistem yang mampu memutus rantai liberalisasi seksual.


 Wallahu a'lam bishawwab 


Penulis: Hida Muliyana, S.K.M. (Pemerhati Kesehatan Masyarakat)