Demi Ekonomi, Rakyat Jadi Korban Perdagangan Manusia
Untuk memenuhi kebutuhan Ekonomi, Rakyat Jadi Korban Perdagangan Manusia
Karna Kebutuhan Ekonomi, Tradisi Perdagangan Manusia Jadi Biasa
Penulis : Siti Nurtinda Tasrif
(Aktivis Dakwah Kampus)
Siddiq-News.com -- Demi Memenuhi Kebutuhan Ekonomi, Rakyat Jadi Korban Perdagangan Manusia .Menjadi tradisi bagi sebagian wilayah seperti Sulawesi Selatan di daerah Bone dan Bulukumba, dimana hal seperti ini menjadi lumrah mengingat sulitnya mendapatkan pekerjaan di wilayah atau negara sendiri. Namun sungguh ironis, tradisi merantau ini tidak hanya sekedar merantau tetapi ternyata diperdagangkan ke berbagai negara.
sungguh ironis, tradisi merantau ini tidak hanya sekedar merantau tetapi ternyata diperdagangkan ke berbagai negara. Sebagaimana yang penulis kutip di media resmi Kemenpppa (31/07/22) bahwasanya, Ketua Jaringan Nasional Anti TPPO, Rahayu Saraswati mengungkapkan bahwa akibat kesulitan ekonomi mengakibatkan perdagangan manusia kerapkali terjadi di tengah-tengah rakyat terkhusus anak-anak dan perempuan.
Manusia merupakan makhluk sempurna diciptakan oleh Allah Swt. Dalam dirinya hadir berbagai potensi dapat digunakan untuk kehidupan. Sesama manusia banyak terjadi interaksi dengan manusia lainnya. Maka didalam kehidupan haruslah ada usaha dalam memberikan penghidupan bagi diri maupun keluarga.
Pernyataan ini juga senada dengan penuturan Koordinator Dept. Pendidikan dan Sosialisasi DPN Serikat Buruh Migran Indonesia, Maizidah Salas. Bahwasanya beberapa penyebab perempuan rentan menjadi korban perdagangan di antaranya akses informasi yang kurang dari pemerintah kepada masyarakat, terutama perempuan –perempuan di tingkat paling bawah hingga ke desa, terkait informasi migrasi yang aman dan menjadi migran yang benar itu seperti apa. Hal ini yang kemudian menjadi celah bagi para oknum calo untuk melakukan perekrutan.
“Selain akses informasi yang terbatas serta banyaknya informasi yang tidak benar dari oknum calo, perempuan juga seringkali menjadi korban pemalsuan data oleh oknum calo, salah satunya terkait pemalsuan usia. Kemudian, minimnya program –program pemberdayaan bagi perempuan, atau bantuan berupa pemodalan– pemodalan ke perempuan desa. Sehingga menyebabkan banyak perempuan di desa yang terpaksa memilih pekerjaan di luar negeri untuk mendapatkan penghasilan terutama di masa pandemi ini, apalagi dengan banyaknya PHK".
Masalah seperti ini seharusnya menjadi salah satu fokus perhatian bagi pemerintah, untuk segera menindaklanjutinya segera. Karena jika terus dibiarkan, maka rakyak akan mengalami ketidak-adilan dalam kehidupannya. Sudahlah bekerja ke luar negeri untuk menghidupi keluarga, identitas tidak jelas, kemudian bertemu dengan tempat pekerjaan yang tidak memiliki belas kasih. Maka bisa-bisa manusia yang ada akan menjadi budak-budak yang tidak bernilai.
Di samping itu, akibat kebiadaban yang kerapkali dirasakan oleh para migran yang dijual, membuat mereka tidak bisa merasakan merdekanya kehidupan yang didapatkan. Bahkan sepertinya dapat mengambil kehidupan dari dirinya atau mengakibatkan kematian bagi korban yang dimanfaatkan jasanya untuk keuntungan calo-calo perdagangan manusia.
Inilah buah dari penerapan sistem Kapitalisme. Sistem yang hidup untuk satu tujuan yakni materi semata. Bahkan untuk memanfaatkan kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh para korban, kemudian menawarkan untuk berkerja merantau dengan gaji yang fantastis. Yang tentu saja akan diterima oleh para korban mengingat kesulitan yang menjerat selama ini adalah ekonomi.
Pada hakikatnya, sistem Kapitalisme hadir dan mempengaruhi arah kehidupan manusia. Dengan membawa satu landasan atau asas lahirnya sistem Kapitalisme ini yakni sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga menyebabkan rakyat cenderung menganggap bahwa agama hanya mengatur mengenai ibadah, bukan mengenai cara menjalankan kehidupan. Baik itu dalam ekonomi, politik, pergaulan, sosial, budaya, hiburan dan segala aspek kehidupan lainnya.
Maka, bukannya tidak mungkin jika kebanyakan manusia saat ini mengira mereka tidak akan mendapatkan balasan apapun dari Tuhannya dikarenakan Tuhan hanya mengatur perkara ibadah dan bukan kehidupan umum setiap manusia. Kemudian, menjadikan setiap individu tidak memiliki rasa takut akan perbuatan zalim yang dilakukannya. Karena ketidakpahaman manusia terhadap perintah dan larangan Allah Swt..
Sistem Kapitalisme juga menyebabkan manusia kehilangan moral, individualis, cenderung mencari materi meski mengorbankan orang lain. Sehingga akan mewujudkan ketidak-adilan bagi setiap manusia dan tidak terpenuhinya rasa aman bagi setiap individu. Yang lebih parahnya lagi, hajat hidup rakyat dipertaruhkan. Sungguh dapat menjadi sebuah bukti bahwa sistem buatan manusia hanya mendatangkan kerusakan bukan kemanfaatan.
Berbeda dari sistem Kapitalisme, sistem Islam memandang bahwa manusia adalah makhluk yang mulia lagi sempurna. Maka wajiblah untuk dipenuhi hajat hidupnya, keadilan juga keamanannya. Sehingga tidak ada yang akan menjadi migran ilegal dan merasakan kebiadaban yang dilakukan oleh pemilik tempatnya berkerja. Di samping itu, dengan sistem Islam juga tidak ada perempuan dan anak-anak yang harus membanting tulang karena kebutuhannya akan terpenuhi baik oleh kepala keluarga atau kepala negara. Karena negara akan menyediakan berbagai kebutuhan yang dapat menjadi sumber penghidupan setiap keluarga.
Contohnya, disediakan lahan untuk bercocok tanam beserta bibit-bibit unggul juga obat-obatan yang dapat membantu penyuburan tanaman yang ada. Di samping itu, negara mengutamakan penjagaan ketakwaan individunya terutama pemerintahan hingga keluarga. Sehingga tidak ada yang namanya sikap pengkhianat dalam diri-diri pemerintah yang memangku jabatan yang mengatur rakyat.
Di samping itu sikap individual juga tidak akan ada dalam benak-benak setiap individu. Itu karena agama Islam bukan hanya mengenai hubungan manusia dengan Allah Swt. saja, tetapi hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan manusia yang lain.
Maka menjadi wajar jika Islam merupakan sistem yang sempurna juga paripurna. Itu karena darinya terpancar berbagai peraturan yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta sesuai fitrah manusia yakni potensi yang dimiliki, baik itu naluri maupun kebutuhan jasmani. Namun aturan yang totalitas ini tidak dapat diterapkan sebelum adanya sebuah wadah yang akan menjadi perisainya yakni Khilafah Islamiyah. Sebuah negara yang mengikuti metode kenabian, dan menjadi penjaga terhadap aturan yang nanti diterapkan bagi manusia di seluruh dunia. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.