Narkoba Menyerang Generasi, Efek Liberalisme

Daftar Isi

 


Miris! Penyebaran Narkoba Merebak, Menyerang Para Generasi Muda. 


Gaya Hidup Liberal, Sekularistik Membuka Jalan Barang Haram seperti Narkoba Meluas untuk Dikonsumsi.


Penulis : Siti Nurtinda Tasrif

(Aktivis Dakwah Kampus)


Siddiq-news.com -- Pemuda merupakan generasi yang diharapkan sebuah bangsa. Di pundak merekalah kemajuan sebuah negara diletakkan. Kemudian di tangan pemudalah kemajuan ada. Namun sepertinya hal ini sirna seketika. Setiap harinya ada saja berita-berita yang terdengar tidak mengenakkan. Para pemuda yang terjerat gaya hidup liberal. Yang tentu saja memiliki pola yang berbeda-beda.


Alhasil gaya hidup seperti ini merasuk ke dalam jiwa-jiwa para pemuda yang akhirnya tidak dapat menjadi tumpuan harapan negara untuk dapat maju serta berkembang. Pemuda saat ini diserang oleh berbagai krisis seperti krisis moral dan agama, apalagi berkenaan dengan hal-hal yang berbau konsumsi.


Para pemuda yang mengonsumsi barang-barang yang tidak hanya tidak bermanfaat, tetapi juga dapat menghilangkan akal, termasuk kesadaran dan membuat konsumen dapat berhalusinasi dan ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang. Sebut saja narkoba. Barang haram ini dipilih sebagai langkah untuk mengeluarkan generasi dari stres karena persoalan yang dihadapinya. 


Mirisnya, tidak sedikit yang menggunakannya untuk ajang bahwa jika tidak memakai narkoba maka tidak dikatakan sebagai laki-laki. Hal ini menyebabkan banyak yang terjebak dan akhirnya tenggelam dalam barang haram itu. Hal seperti inilah yang menjadi awal mula maraknya penyebaran narkoba yang terjadi di Indonesia. Di samping itu didukung juga oleh pergaulan bebas yang kebebasannya diberikan oleh pandangan HAM. Dimana aturannya disesuaikan terhadap kondisi yang ada. 


Padahal haruslah disadari, betapa narkoba sangat berbahaya bagi yang mengonsumsinya, karena akan membuat setiap orang melakukan berbagai kejahatan. Apalagi sebagai pemuda akan dapat mengurangi sinergisitas dalam memajukan bangsa. 


Bahkan lebih miris lagi, selama beberapa tahun belakangan ini, begitu banyak kasus narkoba yang dialami oleh para remaja. Sebagaimana yang penulis kutip dari media Kompasiana.com (06/11/2022) bahwasanya dikutip dari media KOMPAS, berdasarkan catatan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya jumlah pengguna narkoba di kalangan remaja makin meningkat. Pada tahun 2011, siswa SMP berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang.


Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang.


Sungguh amat disayangkan, data ini diambil 10 tahun yang lalu. Bisa dibayangkan data yang sekarang, sudah barang tentu angkanya semakin meningkat. Di samping itu bisa kita ketahui begitu banyak generasi yang sudah diracuni oleh barang haram ini, sedangkan solusi dari negara hanyalah penjara atau rehabilitasi. Sedangkan masalahnya tidak semudah itu. Ketika para pemuda tidak dijaga dari keimanannya maka pemuda akan hidup tanpa arah dan tujuan yang jelas. 


Inilah tujuan yang sebenarnya dari penerapan sistem Kapitalisme yang berasakan Sekulerisme yakni pemisahan agama dari kehidupan. Sistem ini telah membagi posisi agama dan kehidupan. Setiap individu diberikan otonomi untuk mengatur dirinya dan tidak ada ruang untuk agama mengatur aktivitas yang dijalankannya. Sehingga pemuda akan melakukan perbuatan tanpa ada aturan yang melarangnya dari sisi Pencipta.


Sedangkan peran agama hanya di sisi pribadi yakni ibadah yang sendiri-sendiri. Hal ini menghilangkan pengaruh agama dalam kehidupannya. Itu karena berdasarkan fakta yang sering kita lihat, pemuda zaman sekarang seringnya menganggap bahwa ibadah itu perkara yang mudah sehingga mereka tidak memiliki rasa takut kepada Allah Swt.. Lebih jauh juga akan membuat mereka akhirnya mudah meninggalkan ibadah kepada Sang Pencipta.


Kapitalisme juga mendorong setiap pemuda untuk menjunjung tinggi kebebasannya. Mereka pada akhirnya akan bebas dalam bergaul, berekspresi, mengonsumsi sesuatu dan akhirnya membuat mereka bebas juga dalam beribadah termasuk memilih agama sesuka hati. Itu semua dilakukan tidak melalui pemikiran yang cemerlang dalam mencari jati dirinya.


Saking sistem ini telah mendesain aturan kehidupan yang melenakan yang tujuannya menjauhkan manusia dari tujuan awalnya yakni menjadi hamba Allah Swt. yang taat terhadap perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun di sisi yang berbeda, Islam memberikan gaya hidup yang lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.


Setiap inidividu haruslah memikirkan segala sesuatu dengan pemikiran yang cemerlang dalam mencari kebenaran Pencipta dan tujuan kehidupannya. Sehingga ketika sudah mantap dalam beragama yakni Islam maka setiap pemuda akan menjadikannya sebagai tolok ukur perbuatan. Artinya jika Allah Swt. melarang sebuah perbuatan maka harus ditinggalkan. Sebaliknya jika Allah Swt. memerintahkan untuk melakukannya maka bersegeralah dalam melaksanakannya.


Begitu pula dari sisi negara, ketika menggunakan sistem Islam maka setiap peraturan akan berlandaskan Al-Qur'an dan sunnah sehingga akan berada dalam koridor hukum syarak. Hal ini akan melahirkan peraturan yang tegas dan memberikan efek jera bagi pelaku, terkhusus bagi yang mengonsumsi narkoba. Lebih lanjut akan diupayakan untuk membina mereka dari sisi pemikiran juga akhlaknya. Di samping itu setiap aspek kehidupan juga akan terkontrol berdasarkan sistem Islam.


Maka tidak ada lagi yang namanya kebebasan tanpa batas, yang ada adalah kita bebas tetapi harus sesuai dengan hukum Allah Swt. dan Rasulullah saw.. Sehingga setiap remaja akan menjalankan aktivitasnya dengan baik terutama ketika mereka dibina untuk menjadi pemimpin peradaban Islam.


Namun perlu diingat kembali, sistem Islam itu tidak dapat bercampur baur dengan wadah yang kotor. Artinya Islam tidak bisa diletakkan dalam negara Demokrasi, karena wadah seperti itu kotor, dipenuhi oleh nafsu manusia yang haus dunia. Oleh sebab itu Islam akan dilindungi dengan wadah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Yakni negara yang menjadi perisai bagi Islam dan penjaga bagi umat. Hanya dengan negara inilah pemuda akan selamat dari jebakan sistem Liberalisme Kapitalisme sekuler. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.