Potret Buram Generasi dalam Sistem Sekuler

Daftar Isi

 


Telah Terjadi Kasus Mencengangkan. Di Ponorogo Jawa Timur, Ratusan Siswi SMP dan SMA Meminta Dispensasi Menikah, Kebanyakan karena Hamil di Luar Nikah.


Banyaknya Kasus Hamil di Luar Nikah adalah Bukti Rusaknya Generasi Dikarenakan Sistem Kapitalis Sekuler.


Penulis : Erni Setianingsih Masrullah

(Aktivis Dakwah Kampus)


Siddiq-news.com -- Kondisi generasi saat ini sungguh sangat miris dan memprihatinkan. Diakibatkan maraknya pergaulan bebas yang menjadi virus bagi generasi. Pergaulan bebas dianggap hal yang biasa bahkan sampai difasilitasi. Ironisnya generasi saat ini tidak lepas dari aktivitas pacaran yang sudah dianggap lumrah dengan dalih kebebasan untuk mengekspresikan naluri fitrah manusia. Hal tersebut banyak diminati oleh generasi yang tidak memiliki visi yang jelas, misalnya miskin tanggung jawab ataupun tidak sanggup untuk menikah.


Seharusnya generasi menjadi agent of change, bukan sebaliknya, yaitu semakin jauh dari harapan. Generasi muda saat ini sudah kehilangan arah dan mengikuti arus sistem sekuler liberalisme yang dipropagandakan oleh orang-orang Barat. 


Dikutip dari media Kaskus (12/01/2023), sungguh miris, para pelajar yang diharapkan sebagai generasi penerus bangsa dan agama malah melakukan perbuatan tercela secara massal. Diketahui ada ratusan pelajar SMP dan SMA di Ponorogo, Jawa Timur hamil di luar nikah. Hal ini terungkap ketika seorang siswi yang hamil mengajukan permohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama, Ponorogo. 


Memang miris, tragis, dan memprihatinkan. Perilaku para pelajar semakin menjadi-jadi tak terkendalikan. Bagaimana tidak, seharusnya pelajar menjalankan tugasnya sebagai pelajar, yakni menuntut ilmu. Namun, banyak di antara mereka malah meninggalkan bangku sekolahnya karena terpaksa menikah akibat kecelakaan (hamil duluan), efek dari seks bebas.


Gaya pacaran generasi muda saat ini sungguh membuat orang tua geleng-geleng kepala, karena memang sudah kelewatan batas. Bahkan tak sedikit dari mereka yang sudah berani melakukan hubungan yang belum waktunya (hubungan suami istri) dengan alasan pembuktian cinta. Inilah potret buramnya dunia pelajar yang bukan lagi dunianya menuntut ilmu, tapi berubah menjadi sarang yang penuh dengan nafsu syahwat. 


Saat ini kita disuguhi berbagai macam potret buram rusaknya generasi. Utamanya pergaulan bebas yang semakin merajalela. Hal tersebut menimpa generasi muda, seperti kasus seks bebas, narkoba, prostitusi, aborsi, tawuran, dan lainnya yang masih mewarnai tahun demi tahun hingga awal tahun ini.


Buramnya potret generasi muda tak luput dari diterapkannya sistem sekuler liberalisme-kapitalisme dalam kehidupan ini. Itulah faktanya, bahwa ketika sistem yang rusak sejak awal kelahirannya pasti tidak akan pernah bisa mengantarkan pada keberkahan dalam kehidupan manusia. 

 

Di sisi lain, kurikulum pendidikan memang tidak mendukung kepada terbentuknya pribadi-pribadi pelajar yang penuh dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.. Ditambah lagi media sosial saat ini telah menjerumuskan para pelajar. Dalam sistem sekuler memang tidak memilah konten-konten atau tayangan yang harus disebar di masyarakat. Akibatnya, tayangan-tayangan pornografi dan pornoaksi bebas bergentayangan di gadget mereka dan hal ini sangat mudah untuk diakses kapan pun mereka mau. 


Ironis memang, kondisi generasi saat ini. Padahal, di tangan merekalah harapan bangsa dan negara berada. Namun, berharap kebangkitan pemuda dalam sistem sekuler itu mustahil. Sebab, sistem kehidupan sekuler Kapitalisme yang saat ini sudah mencengkeram dunia dan menjadikan generasi mandul dengan visi dan misi yang tidak jelas.


Apalagi dalam sistem pidana yang seharusnya bisa menjadi benteng malah membawa kerusakan bagi pelajar, sehingga tidak bisa diharapkan untuk menjadi solusi. Dalam Undang-Undang T-PKS (Tindak Pidana Kekerasan Seksual), yang ada hanya menjerat kasus kekerasan seksual saja. Sedangkan untuk kasus aktivitas pacaran yang berujung kehamilan tidak diberi sanksi karena alasan suka sama suka. Jadi, bisa dipastikan bahwa kasus kehamilan di luar nikah tidak akan pernah menemukan solusinya. Tapi, justru sistem sekuler Kapitalisme semakin memberi peluang terjadinya kerusakan.


Solusi yang diberikan oleh sistem sekuler tidak akan menyelesaikan problem yang terjadi, karena apabila ada kasus pelajar yang hamil solusinya justru dinikahkan. Ini tentu tidak memberikan efek jera sama sekali. Dan kalau dibiarkan akan terus berulang dan berulang. 


Berbeda dengan sistem Islam yang memberikan solusi dan menyelesaikan segala problem yang menimpa generasi dengan beberapa aspek yaitu:


Pertama, dalam Islam seorang ibu merupakan madrasatul ula (sekolah pertama) untuk anak-anaknya. Sehingga ibu tidak perlu untuk bekerja, sebab suamilah yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Dalam Islam peran antara ibu dan bapak dilaksanakan dengan baik, maka anak pun tidak akan terabaikan. 


Kedua, peran negara sangat penting dalam mengurus dan melindungi rakyatnya. Negara akan memenuhi kebutuhan rakyatnya, mulai dari sandang, pangan, papan, keamanan, kesehatan, pendidikan, pergaulan, dan sebagainya. Dalam negara yang menerapkan sistem Islam memiliki konsep yang komprehensif untuk mewujudkan generasi yang mampu memimpin peradaban. 


Ketiga, negara akan menerapkan kurikulum yang berbasis akidah Islam agar bisa mencetak generasi yang bersyakhsiah Islam (berkepribadian Islam).


Keempat, negara akan menerapkan segala aturan-aturan Islam secara menyeluruh dan sanksi yang tegas sesuai syariat Islam.


Jadi, itulah beberapa poin, sebagian dari kesempurnaan syariat Islam dan hanya bisa diterapkan dalam institusi daulah islamiyah. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.