Praktik Asusila Merebak, Peran Negara Tak Berdampak?

Daftar Isi


Seorang Pria di Bandung Ditangkap karena Kedapatan Kerap Merekam Diam-Diam Area Vital Korbannya (Wanita) dan Menyebarkannya


Tindakan Asusila Marak Terjadi di Alam Kapitalisme Sekuler Liberal


Penulis : Nazwa Hasna Humaira

(Pelajar dan Aktivis Dakwah)


Siddiq-news.com -- Seorang pria paruh baya ditangkap oleh pihak berwajib, dikarenakan ia melakukan sebuah aksi yang tak patut dicontoh. Aksinya ini sering ia lakukan tanpa ketahuan oleh para korban atau pun orang-orang yang ada di sekitar tempat kejadian tersebut. Ia ditangkap dengan alasan merekam bagian vital area wanita secara diam-diam. Bukan hanya itu, dia pun membuat video asusila dalam akun miliknya untuk disebarluaskan.


Sebagaimana dikutip dari media Pojoksatu (Sabtu, 7 Januari 2023), bahwa aksinya kali ini terungkap oleh seorang korban yang berinisial MW saat memasuki kamar mandi dan ia merasa ada seseorang yang merekamnya. Lalu, ia melaporkan hal ini kepada Kapolres Bandung. Dan, pada tanggal 4 Januari pelaku tersebut berhasil ditangkap. 


Melihat fakta di atas dan semakin banyak pelakunya, bisa disebabkan beberapa faktor. Pertama, kurangnya pendidikan mengenai moral yang diterapkan pada individu masyarakat, baik dari ranah keluarga, sekolah, lingkungan serta negara sebagai institusi yang bertanggung jawab besar atas kebaikan dan keburukan generasi.


Kedua, lemahnya keimanan akibat pendidikan agama dijauhkan dari kehidupan, termasuk di institusi pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi.


Ketiga, minimnya kontrol sosial yang dilakukan masyarakat terhadap individu atau individu terhadap masyarakat.


Keempat, negara tidak berperan sebagai pengurus dan pelindung bagi rakyatnya, karena landasan tanggung jawabnya bukan akidah Islam, melainkan Kapitalisme sekuler.


Lihat saja kehidupan yang dijalani saat ini sangat jauh dari hal agama. Dapat dikatakan bahwa negara menerapkan sistem sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Sehingga terjadilah kasus-kasus asusila dan pelecehan seksual yang mengancam kehormatan  kaum wanita karena motif keuntungan dan kebebasan berperilaku.


Begitu pun seiring berkembangnya zaman yang serba digital, membuat masyarakat mudah menyebarluaskan berbagai photo, video, atau pun informasi lainnya yang dapat diketahui oleh orang lain. Dalam sistem Kapitalisme, teknologi hanya dijadikan alat untuk meraup keuntungan meski harus melanggar norma agama dan norma sosial. Sedangkan kerusakan moral yang ditimbulkannya seolah bukan urusan negara. Seperti kasus di atas, bahwa ia telah menyimpan sekitar 100 lebih video dalam akunnya. Entah dia lakukan hal itu dikarenakan untuk kebutuhan hidupnya atau pun hanya sekadar iseng saja.


Upaya pemerintah dalam menangani kasus asusila memang ada, antara lain melakukan penyuluhan kepada masyarakat akan kegunaan teknologi dan bahayanya termasuk jerat pidana pada pelaku oleh undang-undang. Namun, undang-undang ini memuat sanksi yang sangat ringan. Contohnya Pasal 281 KUHP, terkait pelaku, siapa pun diancam pidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak Rp4.500,00. Maka, bagaimana pun pemerintah mengupayakan agar masyarakat dapat memperbaiki akhlaknya, tentu tidak akan berdampak  positif dikarenakan sistem yang digunakan bukan aturan sahih melainkan aturan kufur berbasis akal manusia.


Berbeda halnya dengan sistem Islam, dan pemimpinnya yang menerapkan aturan Allah Swt.. Pemimpin dalam Islam memiliki kewajiban untuk mendidik rakyatnya agar selamat dunia dan akhirat,  termasuk dididik dalam hal adab kepada sesama agar tak terjadi kejahatan yang biasa dilakukan di sistem yang rusak.  Karena dalam Islam adab merupakan suatu hal penting sebelum mempelajari sebuah ilmu. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم Ø®ُلقًا


Artinya: “Orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)


Rakyat pun memiliki kewajiban terhadap negara, yaitu dengan taat dan patuh kepada aturan yang dibuat oleh seorang pemimpin selama hal itu tidak menjauhkannya dari Allah Swt.. Umat akan dididik dengan diberikannya pemahaman yang sahih, teman-teman yang salih, yang nantinya akan membimbing satu sama lainnya. Juga kegiatan-kegiatan positif untuk meningkatkan ilmu baru. Maka terciptalah ketakwaan yang ada pada dirinya terhadap Allah Swt..


Semakin sering mendapatkan hal yang positif, akan membawa diri terhadap ketakwaan kepada Allah Swt.. Rakyat akan saling mendakwahkan Islam di tengah-tengah masyarakat lainnya, saling berbagi ilmu, dan lainnya. Sehingga, hal yang buruk sangat minim terjadi dalam sistem ini.


Negara pun akan melihat perkembangan dari potensi diri rakyatnya masing-masing agar terus berkembang dan demi mewujudkan sistem Islam yang lebih baik.


Hal yang membuat minim terjadinya kejahatan dalam sistem Islam, dikarenakan umat sadar diri terhadap adanya Allah yang selalu melihat apa yang dilakukannya. Dengan begitu mereka memiliki perasaan takut kepada-Nya dan tak melakukan hal yang dilarang oleh agama. Agama pun telah memberitahu bahwa segala sesuatu hal yang dilakukan di dunia akan dihisab.


Allah Swt. berfirman: “Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25-26)


Dan juga, dalam sistem Islam segala kebutuhan masyarakat akan terjamin, terutama para kepala keluarga yang membutuhkan biaya untuk keluarganya di rumah. Begitu pun seorang wanita dengan segudang kemuliaan yang ada pada dirinya, negara akan melindungi hingga tak akan ada lagi yang dilecehkan seperti pada kasus yang banyak terjadi di dalam sistem Kapitalisme.


Inilah sistem Islam yang akan mendidik umatnya untuk senantiasa mengutamakan Allah Swt. dari segala hal lainnya yang hanya bersifat duniawi saja. Mengutamakan melakukan kebaikan dibandingkan dengan keburukan. Karena, tujuan mereka hidup adalah untuk bekal di akhirat, yaitu dengan masuk ke dalam surga-Nya. Maka, hal yang sangat penting dilakukan saat ini adalah menyegerakan mengkaji Islam secara menyeluruh (kaffah) dan memperjuangkan institusi penerapnya agar kaum muslimin bisa melanjutkan kehidupannya berlandaskan arahan syariat dan terhindar dari kemaksiatan. Wallahualam bi ash-shawwab.