Childfree, Ide Keblinger Menggerus Fitrah

Daftar Isi

 


Gaya hidup sekuler liberal Menyuburkan Ide Childfree


Childfree adalah penolakan fitrah manusia atas pelestarian diri.


Penulis: Riani Andriyantih, A.Md.Kom.

Pemerhati Generasi


Siddiq-news.com -- Masyarakat kembali ramai memperbincangkan ide childfree yang sempat santer di media sosial. 


Hal ini dipicu munculnya pernyataan kontroversi dari seorang selebgram Indonesia. Dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, sang selebgram menyatakan bahwa rahasia awet mudanya di usia 30 tahun, yaitu dengan tidak memiliki anak. Sehingga ia tidak perlu merasa stres dengan suara teriakan anak dan dapat tidur teratur 8 jam sehari. (@gitasav, 5/2/2023).


Ya, ide childfree sejatinya bukanlah kali pertama ramai diperbincangkan publik. Terlebih, pengusungnya banyak dari kalangan selebriti, selebgram, dan influincer ternama. Childfree sendiri merupakan istilah untuk orang dewasa yang memutuskan untuk tidak memiliki anak baik secara biologis, adopsi, ataupun yang lainnya. 


Awalnya ide childfree ini lahir di Barat dan banyak dianut oleh masyarakatnya sebagai pilihan atas berbagai kondisi, misalnya ketidakinginan memiliki anak dengan alasan karier, gaya hidup dan lingkungan, serta biaya yang mahal bahkan ketidaksiapan emosional dan mental. (narasi.tv, 8/2/2023).


Setelah unggahan tersebut, masyarakan kembali ramai menyoroti perihal childfree ini. Pasalnya, secara terang-terangan para pelaku childfree ini kerap melontarkan pernyataan yang dibumbui rasa bangga akan keputusan yang mereka ambil. Sehingga menimbulkan polemik di tengah publik yang tak kunjung usai.


Jika ditelaah, berkembangnya ide childfree ini bukan tanpa sebab, melainkan ada faktor penunjangan dan payung hukum yang dibuat atas dasar kebebasan dan HAM (Hak Asasi Manusia) yang menjadi fasilitator masyarakan bebas menentukan jalan yang dipilihnya, meskipun tanpa aturan yang mengikat.


Gaya hidup sekuler liberal inilah yang menjangkiti setiap sendi kehidupan masyarakat. Sehingga tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa mereka bebas berbuat, bersikap, dan bertindak sebagaimana yang mereka inginkan. Standar kebahagian pun kini beralih pada aspek duniawi saja, seperti banyaknya harta, tampang rupawan, dan terkenal, meskipun harus mengabaikan aturan tuhan.


Ide-ide kebebasan yang menyimpang yang hari ini terus digaungkan, tentunya akan memberi dampak besar bagi peradaban mendatang.

Salah satu dampak yang perlu diwaspadai, yaitu rusaknya generasi yang mengakibatkan hilangnya peradaban manusia di masa yang akan datang. Tidak ada penerus peradaban dan tentu akan menjadikan bumi ini mati tanpa adanya populasi. Sebab, jika tidak ada kelahiran maka tidak akan pernah ada penerus peradaban.


Selain itu, ide childfree ini juga secara alami sudah menyalahi fitrah yang Al-Khaliq berikan, yaitu gharizah na'u (naluri melangsungkan keturunan). Yang mana fitrah ini tidak akan pernah dapat dihilangkan pada diri setiap manusia.


Sejalan pula dengan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad saw, yang mana beliau memerintahkan untuk menikahi wanita yang subur dan memperbanyak keturunan.


Maka sudah selayaknya kita kembali kepada aturan yang paripurna tanpa cela, yakni aturan Allah Swt. yang Maha Sempurna. Yang dari-Nya pula segala kebaikan dan kemuliaan dapat kita raih, tanpa harus menyalahi fitrah sebagai manusia dan sebagai hamba yang segala aktivitasnya terikat pada syariat-Nya. 


Sudah saatnya kita kembali kepada fitrah kita sebagai seorang hamba yang menjadikan standar benar dan salah bukan sekadar pada kesenangan dunia, melainkan pada kehidupan di akhirat dan mengharap rida Allah Swt. semata. Semua itu niscaya akan terjaga secara paripurna jika kita berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunah.


Di dalam hadisnya, Rasulullah saw. bersabda,


 تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ


"Nikahilah wanita yang penyayang dan subur karena aku berbangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat." (h.r. Abu Dawud).