Kembali Marak, Fenomena Geng Motor Cerminan Sistem Rusak

Daftar Isi

 


Sistem Islam inilah yang akan menjaga generasi muda dari perbuatan-perbuatan negatif, ketika diterapkan secara kafah dalam seluruh sendi kehidupan


Sekularisme telah membuat pemuda kehilangan arah dalam menemukan identitas hakikinya.


Oleh Dwi Indah Lestari

(Pegiat Literasi)


Siddiq-news.com -- Akhir-akhir ini geng motor kembali berulah. Menebar teror dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Mereka tak segan melakukan kekerasan bahkan menghilangkan nyawa siapa pun tanpa pandang bulu.


Dilansir dari Detiknews (11/2/2023), anggota geng motor telah melukai seorang pemuda yang tengah nongkrong bersama teman-temannya. Peristiwa ini terjadi di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tanpa alasan mereka menyabetkan senjata tajam ke arah korban hingga menyebabkan luka bacokan di beberapa bagian tubuh. Tak hanya itu, aksi beringas geng motor juga terjadi di Cimahi hingga menyebabkan jatuhnya korban tewas. 


Fenomena ini tentu mengundang keprihatinan mendalam. Bagaimana tidak? kita saksikan generasi muda negeri ini telah menjadi sosok-sosok yang sadis dan tidak beradab. Padahal kemanusiaan menjadi salah satu bagian dari norma yang dijunjung tinggi di negeri ini. Bahkan terabadikan dalam salah satu sila yang menjadi dasar negara. Namun rupanya hal itu tidak membekas dalam kepribadian para pemuda saat ini.


Realita geng motor yang terus muncul ini juga membuka kesadaran kita, bahwa sistem pendidikan yang diterapkan ternyata tidak mampu membangun kepribadian yang baik pada generasi muda. Bahkan bisa dikatakan gagal mengarahkan para pemuda menemukan jati dirinya yang sesungguhnya. Inilah cerminan sistem pendidikan saat ini yang memang telah rusak dari asasnya, yaitu sekularisme.


Paham ini telah sukses menjauhkan agama dari kehidupan. Agama hanya diletakkan dalam ruang privat dan dianggap tak berhak mengatur perilaku manusia di dunia. Sehingga wajarlah, pemuda saat ini kehilangan pegangan yang benar dalam berbuat. Bertindak sesuka hati menuruti hawa nafsu, tanpa peduli halal dan haram. Menghabiskan usia mudanya dengan bersenang-senang, bahkan tidak peduli meski telah berbuat anarkis.


Lebih parah lagi, sekularisme juga telah membuat pemuda kehilangan arah dalam menemukan identitas hakikinya. Gaya hidup Barat dijadikan kiblat. Sayangnya tanpa agama mereka tak punya penyaring terhadap hal-hal negatif. Sehingga hanya bisa membebek budaya asing yang bobrok secara membabi buta. Mirisnya, menjadi geng motor yang gemar berbuat onar menjadi pilihan buruk untuk mengekpresikan dirinya.


Sekularisme juga telah membuat sistem pendidikan hanya berorientasi pada nilai materi. Standar keberhasilan diukur dari capaian nilai dan serapan tenaga kerja. Sementara penanaman akidah kepada para pemuda agar terbangun kepribadian yang baik malah tidak diperhatikan. Padahal akidah adalah benteng yang mampu mencegah para pemuda dari seretan lingkungan negatif, seperti geng motor. 


Di sisi lain, keadaan yang meresahkan ini, juga menggambarkan lemahnya penjagaan negara dalam memberikan keamanan kepada masyarakat. Tindakan geng motor hanya dikenai sanksi tanpa adanya edukasi yang mengarahkan mereka agar paham terhadap tujuan hidupnya. Wajarlah bila persoalan geng motor ini terus berulang terjadi. Masyarakat akan terus dihantui rasa khawatir dan mengandalkan kewaspadaan sendiri dalam menghadapi situasi yang mengancam jiwanya.


Kondisi inilah yang tercipta dalam sistem kapitalisme sekuler. Negara tidak mampu membentuk generasi yang berkepribadian salih dan gagal menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. Persoalan geng motor ini tidak akan usai bila sistem rusak ini terus diterapkan di negeri ini. Sebab sistem inilah yang justru membuat negara tidak melakukan tugasnya sebagai pengurus urusan rakyat.


Sungguh berbeda dengan kualitas generasi yang ada dalam sistem Islam di masa kekhilafahan. Selama 13 abad penerapannya, telah banyak melahirkan sosok-sosok berkepribadian unggul seperti Ali bin Abi Thalib, Imam Syafii, Muhammad Al Fatih yang kita kenal dengan karya-karya yang luar biasa. Generasi dalam daulah adalah generasi yang menyumbangkan potensinya demi kemuliaan Islam dan kemaslahatan kaum Muslim.


Hal itu tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan Islam yang menjadikan akidah sebagai asasnya. Akidah yang kokoh menjadikan para pemuda Muslim dapat mengarahkan perilakunya agar sesuai dengan perintah dan larangan Allah. Selain itu, mereka juga dididik dengan berbagai ilmu terapan yang bermanfaat bagi kehidupan. Sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan dengan gemilang. Mereka tampil sebagai generasi pembangun peradaban Islam yang agung dan mulia.


Sementara itu negara yang menerapkan sistem Islam benar-benar memberikan penjagaan terhadap jiwa dan keamanan bagi rakyat. Aktivitas yang dapat menimbulkan teror, meresahkan hingga melukai masyarakat, seperti halnya yang dilakukan geng motor akan ditindak tegas dan diberikan sanksi yang menjerakan. 


Gambaran sistem Islam inilah yang akan menjaga generasi muda dari perbuatan-perbuatan negatif, ketika diterapkan secara kafah dalam seluruh sendi kehidupan.


Wallahu a'lam  bisshawab.