Pengerdilan Makna Pengajian

Daftar Isi

 


Ilmu adalah warisan para Nabi.


Sungguh mulia orang-orang yang menuntut ilmu dan menjadikan ilmu sebagai cahaya dalam kehidupannya


Oleh Siti Komariah 

(Freelance Writer)


Siddiq-news.com -- Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri,  kembali menjadi sorotan setelah pidatonya memicu kontroversi di media sosial (medsos).


Beliau mengkritisi ibu-ibu yang rajin ikut pengajian. Sontak hal ini memicu respon luar biasa di tengah masyarakat.


Mengutip Republika (19/02/2023), Ketika menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana Megawati mengaitkan dengan aktivitas keagamaan kaum ibu yang waktunya tersita hanya untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Alhasil, ia sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dengan melupakan asupan gizi anak.


Pernyataan Megawati tersebut jelas menyudutkan keberadaan ibu-ibu pengajian. Hadir di pengajian dianggap bentuk melalaikan tugas seorang ibu yakni mengasuh anak hingga tidak memperhatikan asupan gisi anak-anaknya. Tuduhan tersebut merupakan tuduhan yang tidak berdasar. Sebab, kita pahami bersama bahwa tanggung jawab menuntaskan kasus stunting (tengkes) bukan hanya tanggung jawab keluarga untuk memberikan pola makan sehat. Namun juga tugas negara untuk menjaga kestabilan ekonomi.


Tidaj bisa kita mungkiri kondisi perekonomian suatu negara akan mempengaruhi terpenuhinya kebutuhan rakyat. Mereka perlu  lapangan pekerjaan yang luas agar rakyat mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang cukup, sehingga para suami mampu mencukupi kebutuhan makanan yang sehat untuk anak-anak dan keluarganya. 


Namun solusi yang ditawarkan hanya menyentuh masalah teknis saja, misalkan pemberian makanan sebulan sekali bagi anak-anak balita, pemberian vitamin dll. yang mana solusi tersebut tidak menyentuh akar permasalahannya. 


Permasalahan mendasar yang menyebabkan angka tengkes melambung tinggi adalah penyediaan lapangan pekerjaan yang tidak seimbang dengan pencari kerja. Terjadi ketimpangan antara kebutuhan kerja dengan lapangan pekerjaan yang ada. Alhasil, banyak pengangguran dan kemiskinan yang masih mendera rakyat ini yang mengakibatkan terjadinya tengkes. 


Tuduhan bahwa mengikuti pengajian adalah bentuk melalaikan tugas untuk mengurus anak juga adalah salah satu bentuk salah paham terhadap aktivitas menuntut ilmu. Padahal menuntut ilmu agama hukumnya adalah fardhu a'in yakni kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu manusia, baik muslim maupun muslimah.


 Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”(HR. Ibnu Majah). 


Patut diduga hal seperti ini merupakan narasi buruk yang diciptakan oleh kaum kapitalisme untuk membendung kebangkitan Muslim dari sisi tugas utama seorang ibu, yakni  untuk mencetak generasi yang unggul dan paham Islam kafah. Ketakutan mereka akan seorang perempuan yang mulai paham akan kewajiban utamanya membuat musuh Islam ketar ketir. Sehingga, mereka berupaya untuk mengkerdilkan makna pengajian dan menjadikannya sebagai kambing hitam. 


Padahal, pengajian merupakan salah satu alternatif bagi seorang Muslim untuk lebih memahami syariat-syariat Islam kafah. Bagi seorang ibu, mereka akan lebih mengetahui tugas-tugas utama mereka sebagai seorang ibu sekaligus istri. Bagaimana cara mendidik anak-anak, mengatur rumah tangga dan semakin menambah kekokohan dalam rumah tangga karena mereka memahami bahwa membangun rumah tangga tak sekqdar mencari kebahagian yang fana, namun untuk meraih rida Sang Pencipta.


Hal tersebut tidaklah didapatkan dalam sistem pendidikan sekuler saat ini. Yang mana pendidikan agama dianggap tidak penting, hal tersebut terlihat dimana porsi pendidikan agama sangat sedikit daripada pendidikan terapan. Bahkan muncul narasi untuk menghapus pendidikan agama dari kurikulum. 


Sistem kapitalisme memang berupaya untuk membuat seorang Muslim tidak lagi mengenali jati diri mereka sendiri. Bahkan mereka digiring dengan berbagai narasi menyesatkan untuk menolak ajaran Islam kafah. 


Menuntut Ilmu dalam Islam


Menuntut  ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah, baik formal maupun nonformal. Ilmu agama menjadi prioritas utama untuk dipelajari. Namun, bukan berarti ilmu-ilmu lain bisa diabaikan. Sehingga, negara Islam memiliki sistem pendidikan yang berasas pada akidah Islam. Tujuan kurikulum dibentuk untuk mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang islami, serta membekalinya dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. 


Waktu pelajaran untuk ilmu-ilmu Islam dan ilmu-ilmu lainnya yang diberikan setiap minggu harus sama, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Tsaqafah Islam diajarkan pada semua tingkat pendidikan, untuk perguruan tinggi  hendaknya juga dibuka berbagai cabang ilmu keislaman, bahkan diberbagai jurusan, seperti kedokteran, teknik dan lainnya.  Sedangkan untuk ilmu lainnya, seperti ilmu terapan diajarkan menurut kebutuhan dan tidak terikat dengan  jenjang pendidikan tertentu. Sehingga, negara harus menyediakan sarana dan prasarana pendidikan tersebut secara cuma-cuma. 


Selain itu, Rasulullah juga memerintah kepada umatnya untuk senantiasa menghadiri majlis-majlis ilmu karena majelis ilmu adalah tempat yang sangat baik yang ada di muka bumi. Bahkan Rasulullah pun mengibaratkannya sebagai taman surga.


Majelis-majelis ilmu juga merupakan bagian dari program pembinaan negara, di mana majelis-majelis ini sebagai salah satu tempat untuk membina individu masyarakat untuk memahami Islam kafah selain dunia pendidikan formal. Agar individu masyarakat menjadi masyarakat yang beriman dan menyandarkan segala perbuatannya hanya kepada Allah, serta senantiasa memiliki taraf berpikir yang tinggi dan kesadaran politik yang luas. 


Bagi seorang ibu sendiri, majelis tersebut mampu untuk mengajarkan kepada perempuan bahwa rida mereka berada pada rida suami, tugas mulia mereka adalah sebagai ummu wa Rabbatul bait, serta mereka juga memiliki kewajiban lain yaitu senantiasa ber'amar ma'ruf nahi mungkar. 


Menuntut ilmu juga memiliki beberapa keutamaan, diantaranya: diangkat derajatnya oleh Allah. Dimudahkan jalan menuju surga. Orang berilmu akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Ilmu adalah pahala yang kekal, karena bisa menjadi amal jariyah.


Ilmu adalah warisan para Nabi. Oleh karena itu, sungguh mulia orang-orang yang menuntut ilmu dan menjadikan ilmu sebagai cahaya dalam kehidupannya. Sehingga kita tidak perlu merasa takut dengan stigma negatif yang disematkan kepada para penuntut ilmu.


Wallahu a'lam bishawwab