Kala Konser Lebih Penting dari Nasib Umat

Daftar Isi


Sungguh luar biasa aparat negeri ini, saking luar biasanya sampai mampu mengerahkan pasukan yang jumlahnya tidak sedikit hanya untuk mengamankan konser grup idola. Padahal umat dipenuhi dengan berbagai konflik dan kriminalitas. Namun seakan tidak masuk ke dalam perkara yang diutamakan bagi aparat negera


Melihat umat semakin sengsara dengan nasib yang berada di bawah keterpurukan, seolah sama sekali tidak menyita perhatian negara ini. Namun konser orang asing begitu menarik perhatian bahkan menjadi prioritas


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Aktivis Dakwah Kampus


Siddiq-news.com-Beberapa pekan lalu, Indonesia menjadi negara yang diadakan sebuah konser yang artisnya berasal dari Negeri Ginseng. Negara yang dipenuhi idola-idola yang cukup menyita perhatian khususnya warga negara Indonesia sendiri. Konser ini diadakan dengan persiapan yang maksimal dan totalitas. Bahkan rakyat begitu antusias menunggu konser ini. Hingga rela merogoh kocek untuk membeli tiket konsernya.


Lebih miris lagi ketika berbagai usia turut memeriahkan konser ini, terutama kalangan pemudanya. Tidak terpikirkan oleh pemuda, yang mana seharusnya yang lebih diprioritaskan, dan yang mana yang harus diabaikan. Melihat bagaimana antusiasme masyarakat terhadap konser ini, para keamanan negara tidak tinggal diam. Para aparat negara mengerahkan upaya dan tenaga agar konser ini berjalan dengan lancar. Juga tidak mengalami kendala sedikit pun termasuk mengelola jalanan sehingga tidak mengalami kemacetan kala menuju lokasi konser idola tersebut.


Sebagaimana yang penulis kutip dari Media koran_jakarta[dot]com (12/03/2023) bahwasanya Polda Metro Jaya menyiapkan 1.022 personel untuk mengamankan konser grup vokal wanita asal Korea Selatan, BLACKPINK, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK). Ribuan personel tersebut merupakan gabungan dari berbagai unsur yang terdiri dari 932 personel Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat, 30 personel TNI, serta 60 personel dari pemda. Di waktu yang sama Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya meminta masyarakat untuk menghindari Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Gatot Subroto, dan Jalan Gerbang Pemuda untuk mencegah kepadatan lalu lintas. 


Sungguh luar biasa aparat negeri ini, saking luar biasanya sampai mampu mengerahkan pasukan yang jumlahnya tidak sedikit hanya untuk mengamankan konser grup idola. Padahal umat dipenuhi dengan berbagai konflik dan kriminalitas. Namun seakan tidak masuk ke dalam perkara yang diutamakan bagi aparat negera. Lalu yang seperti apa sebenarnya yang dianggap penting bagi negeri ini? Melihat umat semakin sengsara dengan nasib yang berada di bawah keterpurukan, seolah sama sekali tidak menyita perhatian negara ini. Namun konser orang asing begitu menarik perhatian bahkan menjadi prioritas.


Nasib rakyat semakin tak terkendali buruknya. Negara hanya menganggap hal tersebut hanyalah sepele. Sehingga akibatnya rakyat merasa tidak diperhatikan bahkan cenderung tidak dianggap. Rakyat pun hanya dijadikan sumber untuk menghasilkan kekayaan juga pencitraan. Namun yang tampak seolah tiada keinginan kuat negara untuk memberikan kemaslahatan bagi rakyat. Kemaslahatan maksudnya kebaikan dari segi hajat hidup rakyatnya termasuk sandang, pangan dan papan atas setiap individu rakyat.


Hanya segelintir rakyat saja yang menyita perhatian negara, seperti kalangan pemerintah, kalangan pebisnis, kalangan artis, dan beberapa profesi yang di dalamnya terdapat kemaslahatan individu. Jika satu konglomerat mengalami masalah, tentu aparat akan menyegerakan untuk menyelesaikan kasusnya, apalagi ketika di dalamnya ada uang kesepakatan. Sungguh ironis hidup di negeri seperti ini. Jika individunya kaya maka akan dibantu setuntas-tuntasnya. Namun jika sebaliknya, bukan bantuan yang didapatkan tapi hukuman yang seberat-beratnya. Seakan setiap individu yang kehidupannya di bawah rata-rata tidak bisa mendapatkan keadilan seadil-adilnya.


Inilah yang terjadi kala negara mengadopsi ideologi yang lahir dari kejeniusan manusia. Ideologi Kapitalisme, yang melahirkan peraturan dengan mendasarkannya pada kepentingan individu. Maka tidak heran, aturan yang ada cenderung berpihak pada segelintir oligarki dan korporasi. Para oknum yang memiliki modal, harta dan aset yang belimpah, kala membutuhkan kerjasama maka negara akan menyetujuinya meski nasib umat yang dikorbankan.


Di samping itu, efek dari sistem ini juga dapat merubah arah pandangan pemuda pada sesuatu yang semu dan cenderung membuat pemuda semakin tertidur lelap bahkan sampai pada titik yang membuat mereka tidak sadar bahwa selama ini generasi sudah dikepung oleh penjajahan Barat melalui pemikirannya. Mereka lebih menyukai perkara yang mudah, praktis dan serba cepat. Pun tidak mengenal sebuah kebangkitan yang hakiki. Yang diketahui hanyalah menikmati hidup sebelum mati dan akan menyesalinya. Padahal jauh dari itu semua, seharusnya yang dipikirkan adalah bagaimana sebagai pemuda dapat memanfaatkan usia strategis ini untuk melakukan dan menyebarkan kebajikan. Sehingga umat bisa sadar dan kembali kepada Islam yang rahmatan lil alamain.


Namun harus disadari kembali, perjuangan seperti ini hanya hadir pada orang-orang yang sadar akan posisinya sebagai generasi bagi bangsa sekaligus makhluknya Allah Swt.. Orang-orang yang sadar ini bisa hadir di tengah-tengah masyarakat kala setiap individu generasi disadarkan oleh para pengemban dakwah, yang menyeru generasi dalam ketaatan, kembali kepada jalan yang Allah Swt. dan Rasulullah Saw. tetapkan. Karena sungguh hanya jalan inilah, jalan yang lurus dan bukannya jalan yang sesat.


Ketika umat mulai sadar pada posisinya, maka akan ada segolongan orang yang nantinya akan meminta dikembalikannya Islam sebagai ideologi negara sekaligus yang memancarkan peraturan untuk mengurusi alam semesta. Namun ideologi Islam tidak bisa bersatu dengan ideologi yang lain seperti Kapitalisme dan Sosialisme. Karena dua ideologi tadi berasal dari kejeniusan manusia sedang ideologi Islam berasal dari wahyu Allah Swt. sehingga ketika diterapkan haruslah independen dan tidak ada campur tangan dari siapapun termasuk asing. Dengan ini semua kemaslahatan umat bisa dicapai dan kemuliaan Islam bisa dirasakan tidak hanya bagi kaum Muslim tapi juga non-Muslim. Bahkan bukan hanya bagi Indonesia tapi seluruh dunia. Karena Islam adalah rahmatan lil alamin. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.