Tawuran Meningkat, Bukti Tidak Seriusnya Menangani Masalah Generasi

Daftar Isi

 

Melihat, bagaimana pemuda saat ini sangat mudah melakukan tawuran bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain, menunjukkan bahwa keadaan pemuda saat ini sangat ironis. Jika dilihat dari sisi pendidikan, maka akan terlihat pengerdilan nilai-nilai keimanan kepada para pemuda


Meski sudah bersusah payah dalam mendidik generasi oleh para guru-guru ternyata hal itu tidak cukup. Mengingat yang berperan dalam hal ini tidak hanya sekolah-sekolah tetapi juga keluarga, masyarakat dan peran negara


Penulis Siti Nurtinda Tasrif

Aktivis Dakwah Kampus


Siddiq-news.com-Beberapa waktu lalu, negara indonesia dihebohkan dengan berbagai kasus kriminal yang terjadi. Kasus ini tidak hanya menyentuh orang-orang dewasa tetapi juga anak-anak, bahkan sekelas pemuda. Untuk pemuda sendiri  banyak sekali yang melakukan aksi kriminal, dimana menyentuh masyarakat dengan mengganggu ketertiban dan keamanan. Bahkan yang lebih parah lagi, sampai berani menghilangkan nyawa seseorang.


Padahal pemuda adalah sosok yang diharapkan oleh sebuah bangsa, yang dengan aksi dan peranannya dapat memajukan bangsa ini ke arah yang gemilang. Pemuda pun memiliki peran strategis dalam hidupnya, yang dengan peran itulah pemuda mampu memimpin masyarakat yakni sebagi agen perubahan, agen sosial, dan agen yang mengontrol masyarakat. Ketiga peran ini menuntut pemuda untuk memiliki kepribadian yang berkarakter pemimpin.


Namun ironisnya, pemuda saat ini sudah dilalihkan dengan aktivitas yang tidak bermanfaat bahkan sampai pada aktivitas yang mendatangkan keburukan bagi umat. Di sampaing itu pemuda disibukkan dengan pemikiran-pemikiran yang dangkal penerapan dan solusi sehingga pemuda hanya berfokus pada hal-hal yang mudah dan mendatangkan hasil yang cepat. Tidak peduli apakah itu menggunakan cara yang baik atau tidak.


Sebagaimana juga, melihat peraturan-peraturan yang hadir di tengah-tengah umat kemudian diterapkan. Pemerintah hanya melihat sesuai dengan yang diperlihatkan saja tanpa berusaha berpikir, termasuk dalam mempertanyakan alasan di balik penetapan rancangan undang-undang dan sebagainya. Pemuda saat ini telah tenggelam dengan dunia praktis tanpa mau berpikir untuk masa depan. Terutama masalah seperti apa yang dihadapi oleh umat, apakah sekadar masalah biasa atau masalah yang lebih dari itu.


Akibat rendahnya taraf berpikir setiap pemuda, membuat mereka semakin dibodoh-bodohi dan linglung karena bingung bersikap dan solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Bahkan cenderung menyelesaikan masalahnya dengan mengumbar emosi ke sembarang tempat. Lebih parahnya lagi sampai mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat.


Sebagaimana yang penulis kutip dari Media Tempo (11/01/2023) bahwasanya JK 17 tahun, pelajar SMK 10 Penerbang Teluknaga, Kabupaten Tangerang mengalami luka di bagian kepala, telinga dan jari tangan karena terlibat tawuran di Kampung Golun, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang. "Korban JK 17 tahun, pelajar SMK 10 Penerbang Teluknaga," ujar Kapolres Metro Tangerang Komisaris Besar Zain Dwi Nugroho.


Melihat, bagaimana pemuda saat ini sangat mudah melakukan tawuran bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain, menunjukkan bahwa keadaan pemuda saat ini sangat ironis. Jika dilihat dari sisi pendidikan, maka akan terlihat pengerdilan nilai-nilai keimanan kepada para pemuda. Meski sudah bersusah payah dalam mendidik generasi oleh para guru-guru ternyata hal itu tidak cukup. Mengingat yang berperan dalam hal ini tidak hanya sekolah-sekolah tetapi juga keluarga, masyarakat dan tidak lupa dari 3 komponen tadi adalah peran negara.


Negara seharusnya menjadikan pendidikan keimanan yang dikedepankan, sehingga para pemuda cenderung pada agamanya dan memiliki rasa takut kepada Allah Swt.. Namun yang terjadi malah pemuda hanya dibina dengan budi pekerti saja tanpa dikuatkan terlebih dahulu akidahnya. Terutama yang penting sekali mengenai kesadarannya akan hubungannya dengan Allah Swt. juga kesadaran bahwa hamba harus bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah Swt.. Taat terhadap perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. 


Anehnya, meski negara Indonesia dipenuhi oleh kaum Muslim, tetapi ternyata tidak cukup dengan label Muslim saja tetapi wajib adanya kesadaran dalam kemuslimannya. Tetapi dari dulu hingga sekarang negara Indonesia dipenuhi oleh kaum Muslim yang notabene ber-Islam karena keturunan bukan karena kesadaran. Sehingga pemuda akan cenderung melihat segala sesuatu dari sudut pandang kebiasaan bukan sudut pandang pemikiran akan benar dan salahnya suatu perkara.


Lemah dan gelapnya pemikiran umat diakibatkan pengaruh pemikiran-pemikiran kufur seperti, kapitalisme, individualisme, pluralisme, dan isme-isme yang lain. Terlebih lagi pemikiran sekularisme. Sebuah pemikiran yang menjadi cikal-bakal perubahan kehidupan, yang baik menjadi buruk, yang taat menjadi kufur. Dalam artian mengubah ikatan kepada Allah menjadi tidak memiliki ikatan kepada Allah Swt.. Maksudnya adalah sekularisme membuat setiap individu menjadi jauh dari agamanya sendiri yaitu Islam. 


Umat hanya mengetahui bahwa Islam adalah agama nasehat, dan hanya menasehati perkara ibadah semata yakni pada tataran rukun Islam saja. Padahal Islam terdiri dari akidah dan hukum syarak. Maksudnya, Islam membahas perkara akidah mengenai hubungan individu dengan Allah Swt. dan dirinya sendiri serta hukum syarak yang mengatur tentang hubungan individu dengan sesama manusia yang lainnya. Dimana Islam hadir di tengah-tengah manusia sebagai satu-satunya solusi atas permasalahan umat saat ini.


Umat pun membutuhkan Islam, yang akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Namun Islam wajib diterapkan terlebih dahulu, baru rahmat akan hadir bagi alam semesta. Yang menjadi persoalannya adalah kemuliaan Islam tidak bisa diterapkan dalam negara yang menggunakan sistem kejeniusan manusia terlebih negara yang tidak independen dan masih memerlukan bantuan penjajah seperti negara-negara saat ini. Maka wajiblah diadakan sebuah negara yang mengikuti metode kenabian yaitu Khilafah Islamiyah. Dengan khilafah barulah Islam bisa diterapkan dan bisa menjadi satu-satunya ideologi yang dari padanya terpancar seluruh peraturan. Baik mengenai bangun tidur hingga bangun negara, mengenai urusan dalam negeri maupun luar negeri.


Tidak lupa pula, hanya dengan khilafah keamanan dapat tercapai, dikarenakan khilafah sendiri adalah ajaran Islam dan menjadi perisai bagi hukum syarak. Yang kedaulan berada di tangan Allah Swt. yang kemudian Allah menciptakan manusia untuk memimpin dunia. Tentu saja harus sesuai dengan hukum-hukum Islam, sehingga dapat memberikan kemaslahatan bagi seluruh umat, baik Muslim maupun Nonmuslim. Wallahu a'lam bi ash-shawwab.