Aksi Tawuran Marak, Begini Solusi dalam Islam

Daftar Isi

 


Rasanya kabar tawuran antar pelajar bukan terjadi saat ini saja. Dari tahun ke tahun, tawuran pasti ada saja kasusnya. Sedang penangannya hanya dengan cara berdamai tanpa mencari apa akar dari masalah maraknya tawuran di negeri ini


Oleh Wulan Siti Nurjanah 

Pegiat Literasi 


Siddiq-news.com, OPINI -- Dilansir dari Beritasatu[dot]com, sebanyak 20 pelajar menangis massal dan bersimpuh di kaki orang tua mereka saat dipertemukan di Polsek Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/7/2023). Para pelajar ini sebelumnya diamankan karena hendak tawuran dengan membawa senjata tajam.


Rasanya kabar tawuran antar pelajar bukan terjadi saat ini saja. Dari tahun ke tahun, tawuran pasti ada saja kasusnya. Sedang penangannya hanya dengan cara berdamai tanpa mencari apa akar dari masalah maraknya tawuran di negeri ini. 


Jika kita ingin menelusuri ternyata banyak sekali faktor penyebab para pelajar melakukan aksi tawuran. Pertama, kita bisa melihat dari banyaknya keluarga yang kesulitan ekonomi menyebabkan seorang ibu ikut membantu mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, banyaknya ibu yang ikut jadi tulang punggung untuk memenuhi ekonomi keluarga justru menjadikan anak kehilangan sosok ibu sebagai sekolah pertama bagi anak. Anak menjadi kurang diperhatikan. 


Kedua, Sekolah yang seharusnya menjadi tempat mengenyam pendidikan, justru saat ini kurikulumnya jauh dari pendidikan agama yang seharusnya menjadi dasar pegangan bagi para pelajar. Dimana seharusnya mereka mengetahui mana yang diperboehkan dan tidak oleh agama. 


Ketiga, lingkungan sekitar yang acuh ketika ada orang yang melakukan kemaksiatan. Sikap apatis dan pemikiran liberal yang menjadikan pemahaman bahwa orang lain bebas melakukan apapun sehingga masyarakat tidak bisa ikut andil dalam mengatur pola sikap yang menyimpang atau salah di masyarakat. 


Keempat, banyaknya tontonan kekerasan di TV ataupun sosial media menjadikan kekerasan adalah role model anak gaul. Sehingga para pelajar menganggap bahwa kekerasan atau aksi tawuran bagi anak laki laki adalah suatu hal yang sangat keren dan gaul walaupun berujung adanya korban kematian.


Kelima, abainya negara terhadap aksi tawuran ini dilihat dari maraknya tawuran di berbagai daerah yang tidak ada solusinya hingga saat ini. Negara seolah membiarkan para pelajar dengan kekerasannya. Kasus tawuran yang mengakibatkan banyak korban pun seolah meluap begitu saja tanpa ada solusi yang tepat bagi aksi tawuran ini. 


Inilah bukti dari bobroknya sistem sekuler liberal yang tidak bisa memberikan solusi di dalam setiap permasalahan. Namun, yang ada justru semakin hari semakin meningkat kasusnya. 


Sungguh miris hidup di negara yang jauh dari agama. Negara yang ingin hidup bebas tanpa aturan agama, menjadikan para pelajar yang seharusnya fokus menimba ilmu justru berakhir di kantor polisi disebabkan aksi tawuran.


Perekonomian yang sulit menyebabkan seorang ibu harus membantu memenuhi kebutuhan hidup dan hilang fungsi sebagai sekolah pertama bagi anak. Dalam pandangan Islam sosok seorang ibu adalah orang yang penting sebab ibu adalah madrasah pertama bagi anak, mendidik berbagai hal termasuk agama sejak usia dini. Mengontrol dan memperhatikan anak agar terhindar dari hal yang melanggar agama. 


Sekolah dengan kurikulum berbasis agama yang diterapkan di sekolah akan mudah membentuk anak yang memiliki iman dan ketakwaan yang kuat, sehingga anak mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan menurut pandangan agama. 


Masyarakat yang memiliki perasaan dan pemikiran Islam akan senantiasa melakukan amar makruf nahi mungkar. Sehingga jika terjadi kesalahan dan penyimpangan di masyarakat maka akan turut andil dalam penyelesaiannya. Tontonan yang berbau kekerasan akan terminimalisir oleh negara yang menerapkan aturan Islam, tayangan-tayangan yang melemahkan keimanan, kesyirikan dan kekerasan sekalipun akan dilarang untuk ditayangkan, sehingga akan aman dan terjaga keimanannya saat menonton tayangan televisi ataupun sosial media. 


Peran negara pun dalam pandangan Islam tak kalah penting. Negara yang menerapkan hukum Islam sejatinya bisa memberikan sangsi bagi para pelaku, nyawa akan dibayar nyawa, mata dibayar mata, telinga dibayar telinga. Penerapan hukum ini pun akan adil dan akan menjadi zawajir dan jawabir.


Sungguh hanya penerapan Islam secara paripurnalah yang akan menghantarkan suatu negara yang menerapkannya pada keberkahan, kedamaian, dan limpahan rahmat dari Allah Swt..

Wallahualam bissawab. []