Banjir di mana-mana, Buah Pembangunan Kapitalistik?
Proyek-proyek pemerintah dan pengelolaan sumber daya alam tanpa memperhatikan lingkungan mengakibatkan bencana alam di negara ini
Bukti dari keserakahan tanpa memperhatikan lingkungan, eksploitasi alam atas nama perkembangan ekonomi
Penulis Gyan Rindu
Pegiat Literasi
Siddiq-news.com, OPINI -- Banjir kembali melanda Kabupaten Demak, Jateng. Terdata per Kamis malam (8/2/2024) sejumlah 8.170 orang terpaksa mengungsi. Berdasarkan keterangan dari Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M Agus Nugroho Luhur, Jumat (9/2/2024). Jumlah pengungsi tersebut sudah termasuk warga terdampak banjir di Kecamatan Karanganyar, setelah jebolnya tanggul Sungai Wulan dan Sungai Jratun. Ribuan pengungsi banjir Demak tersebut menempati tempat ibadah, balai desa, dan sekolah. (Liputan6, 2024/02/09)
Akhir-akhir ini banjir terjadi di berbagai kota di Indonesia. Hal ini akibat dampak dari banyaknya penggundulan hutan dan lahan untuk berbagai proyek nasional. Sehingga tidak adanya resapan air ketika curah hujan yang tinggi. Tanggul yang tidak dapat menahan banyaknya air, yang kemudian jebol dan air membanjiri berbagai desa dan kecamatan.
Proyek-proyek pemerintah dan pengelolaan sumber daya alam tanpa memperhatikan lingkungan mengakibatkan bencana alam di negara ini. Bukti dari keserakahan tanpa memperhatikan lingkungan, eksploitasi alam atas nama perkembangan ekonomi. Namun, justru mendatangkan kehancuran yang lain.
Fakta bahwa banyak sumber daya alam negeri ini dikeruk untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Banyak dari sumber daya alam yang dikelola oleh Asing, dan Indonesia hanya mendapat keuntungan kecil. Pekerjanya pun pekerja Asing. Walaupun banyak dari WNI yang juga menjadi pekerja di Perusahaan tersebut, tak dapat dimungkiri bahwa Asing yang mendapat keuntungan lebih besar dari Indonesia. Indonesia kehilangan sumber daya alamnya, alam yang rusak, keuntungan tidak seberapa, penyerapan pekerja yang tidak maksimal.
Indonesia hanya diperas sumber daya alamnya untuk keuntungan mereka. Indonesia yang hanya diperas dan dimanfaatkan di Sistem Kapitalis ini. Berbeda dengan Sistem Islam. Negara yang menggunakan Sistem Islam wajib mandiri dan tidak boleh terlalu bergantung pada negara lain, sehingga segala sumber daya alam bisa dikelola sendiri. Keuntungannya secara penuh dimiliki oleh negara tersebut. Selain itu Islam juga melarang untuk mengeksploitasi sumber daya alam. Islam selalu menjaga dan mengutamakan alam dan lingkungan. Islam melarang untuk berbuat kerusakan di bumi. Allah berfirman, "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
Islam selalu berusaha menjaga alam. Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Tidak seperti kapitalis yang terus-terusan mengeksploitasi alam untuk keuntungan semata dan tidak memikirkan dampaknya. Sehingga alam rusak dan terjadi bencana akibat dari keserakahan manusia. Selain itu di dalam Islam, setiap keuntungan pengelolaan sumber daya alam itu kembali diperuntukkan kepada rakyat. Sehingga rakyat merasakan keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam bukan diperuntukkan untuk Asing dan golongan tertentu.
Di dalam Islam, hakikatnya manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi untuk menjaga dan mengatur bumi ini. Oleh sebab itu, masing-masing dari kita adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya. Penguasa dalam memimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya. Sudah saatnya kita kembali kepada hukum Allah. Menjaga, melindungi, dan mengatur bumi ini secara seimbang sesuai dengan hukum-hukum Allah agar tidak terjadi kerusakan di bumi ini.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41)
Wallahualam bissawab. []